Akhir dari hidup yang sempurna 3

235 14 1
                                    

Mendengar ucapan Retno sang kakak, Alya tak menjawab dan hanya menangis tersedu.
"Jadi bener dugaan Ocha kalau dia mau di jodohin ha?" Tanya Retno penasaran.
"Aku gak bisa membantah mbak, ini kemauan mas Ary" jawab Alya di tengah isaknya
"Astagfirullah'aladzim  Alya Ary itu cuma ayah sambung nya Ocha, dia gak berhak merusak masa depan Ocha, anak tunggal kamu" ucap tegas Retno, yang hanya di balas oleh gelengan kepala Alya. "Aku bisa apa mbak, aku ini seorang istri, aku harus patuh pd perintah suami" Tutur Alya dengan isak tangis yang kian menjadi.
"Mbak kecewa sama kamu Al, kalau begitu mbak yg akan memperjuangkan hak nya Ocha, dia jg berhak tau kalau Ary hanya papa tirinya, dan kamu akan mendapat kebencian dari anak kamu, karena membiarkan ayah tiri merusak masa depan nya Permisi" Tandas Retno kesal dan berlalu tanpa menghiraukan panggilan Alya yang terus berteriak, "jangan lakukan itu mbak!" Retno terus melangkah sambil menggerutu sendiri. "Dasar Alya bodoh, aku lebih baik kehilangan suami daripada kehilangan anakku atau menghancurkan masa depan anakku" runtuk Retno kesal.
Di rumah tampak Rossa sedang menata meja makan untuk makan malam, beberapa menu makanan sudah selesai di masak olehnya.
"Aku malas pulang, biar sama budhe gak di suruh pulang aku masak aja buat budhe sama kak Afgan" gumamnya dengan senyum sumringah. "hmmmp harumnya bikin laper, masak apa Cha?" Sapa Afgan yang mengejutkan Rossa, yg langsung menengok dan tanpa sengaja jd mencium pipi Afgan yang sedang menunduk untuk mencium aroma masakan "opps, aih kakak nih, sana mandi bauu" teriak Rossa masih dengan memegang bibirnya" Tuh denger budhe pulang, sana mandi ntar kena omel loh" lanjut Rossa lg.
"Iya adik bawel" tukas Afgan sambil berlalu meninggalkan meja makan, setelah merasa sudah terlepas dari pandangan Rossa, Afgan baru meraba pipinya "Ocha cium aku? gumam Afgan sambil kembali menengok ke arah Rossa.. "Enggak ini rasa sayang kakak ke adiknya, bukan rasa cinta yang lain, gak mungkin aku cinta Ocha layaknya laki-laki ke perempuan, meskipun aku hanya anak angkat bunda, tapi aku sama Ocha tumbuh bersama, aku melihat proses tumbuh kembang Ocha sampe dia jadi remaja cantik seperti itu" batin Afgan yang terus menatap Rossa, saat tiba-tiba lamunan Afgan buyar oleh Retno yg menepuk bahu Afgan.
"Ngapain lihatin Ocha sampe kayak gitu?" Tanya Retno membuat Afgan terkejut dan sedikit gugup. "bunda aduh ngagetin aja" runtuk Afgan kesal, Afgan mau mandi" lanjut Afgan sambil berlalu masuk ke kamarnya. Sedangkan Retno langsung menghampiri Rossa yang sedang menata Meja untuk makan malam.
"Cha' masak apa nak?" Sapa Retno yang membuat Rossa sedikit teekejut. "bunda udah pulang! Ucap Rossa dengan senyum. "ini budhe Ocha masak pesmol ikan kesukaan budhe" lanjut Rossa dengan senyum.
"Alya apa kamu tidak akan menyesal memperlakukan Ocha kayak gini, udah cantik, baik, sholeha dan sangat cerdas, di usia semuda ini dia sudah pandai memasak" batin Retno saat terdengar suara orang berteriak meminta Retno keluar, suara orang yang sangat di kenal Rossa, membuat Rossa berlari masuk kamar karena ketakutan "papa? Ya Allah semoga budhe gak biarin aku di bawa pulang sama papa!" gumam Rossa sambil mengunci kamar nya.
Retno melangkah ke depan dan membuka pintu diikuti Afgan yang terlihat siap membela sang bunda.
"Mau apa om datang kesini malam-malam?" tanya Afgan masih mencoba untuk sopan. "Diam kau anak pungut, mbak suruh Ocha keluar dan biarkan kami membawanya pulang" tukas Ary tegas. "Pulang? Disini juga rumahnya artinya Ocha sudah pulang" tukas Retno tak mau kalah.
"mbak kamu gak berhak" ucapan Ary terpotong oleh Afgan "kami berhak membela Ocha, kami juga keluarganya anda yang tidak berhak, anda hanya ayah sambung" tandas Afgan yang mulai emosi. "aku bilang diam kau anak pungut" hardik Ary kesal. "Aku mungkin hanya anak angkat, tapi aku bukan anak tak tau diri yang membiarkan ibunya menghadapi manusia seperti anda sendirian, sekarang anda pergi dari sini atau saya tdk segan-segan memproses anda lewat jalur hukum" tukas Afgan tegas.
"Saya tidak akan pergi tanpa Ocha" tukas Ary tak kalah tegas. "Dengar om, menikahkan anak di bawah umur itu melanggar hukum, kalau om berani bersikeras menjodohkan Ocha, saya akan laporkan om ke komnas anak" tegas Afgan lalu menarik Retno masuk lalu menutup pintu.
Tbc

ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang