Afgan yang kerap melihat Rossa sering menangis sendiri tanpa mengungkapkan isi hatinya pada siapapun membuat Afgan cemas.
"Sayang kamu mau cerita apa yang membebani kamu, jangan kamu pendam sendiri beban itu sayang" ucap Afgan dengan berjongkok di depan Rossa.
"Ocha cuma capek kak, harusnya sekarang Ocha masih menikmati masa SMA yang orang bilang indah itu, tapi lihat aku sekarang, semua mimpi aku kandas, dan semua ini terjadi karena ibu kandung aku sendiri gak menginginkan aku, dia serahkan aku ke orang lain, (terisak) "Apa aku pernah minta di lahirkan? Enggak!" ucap Rossa dengan terisak-isak.
*
Mendengar keluh kesah Rossa hanya bisa membuat Afgan menghela nafas panjang lalu menarik lembut tubuh mungil sang istri ke dalam pelukannya
"Apa kamu gak bisa membuka sedikit aja pintu hati kamu untuk memaafkan bunda Cha, ijinkan beliau menjelaskan semuanya, agar kamu juga merasa lega dan gak lagi merasa terbebani kayak gini, ya sayang" pinta Afgan lembut masih dengan memeluk Rossa.
"Kak' Tahun lalu aku merasa hidup aku sempurna, orang tua yang sempurna tapi ternyata kesempurnaan itu palsu, aku dulu menganggap papa Ary itu seorang malaikat, yang ternyata malaikat bersayap iblis, dulu aku anggap mama Alya itu bidadari surga yang selalu bisa bikin hati aku teduh, tapi lihat sekarang semua hancur berantakan, apa ada musibah yang lebih menyakitkan dari yang aku alami kak?" runtuk Rossa dengan tangis makin menjadi.
*
Afgan tak mengatakan apapun lagi selain memeluk erat Rossa.
"Apa yang harus aku lakukan, aku berada di tengah ya Allah, di satu sisi ada bunda, orang yang paling berjasa dalam hidup aku, disisi satunya istriku, wanita yang aku cintai dan sudah memberikan aku keturunan.
Siapa yang harus aku bela, awalnya aku menganggap alasan bunda menyerahkan Ocha pada tante Alya benar, demi keselamatan jiwanya, tapi Ocha juga benar, apapun alasannya, gak seharusnya seorang ibu menyerahkan anaknya pada orang lain" batin Afgan berkecamuk, sedih, marah, bimbang bercampur aduk, hingga membuatnya tak tau harus berbuat apa.
*
Waktu berlalu, 1 minggu sudah Rossa berada di rumah, dan 1 minggu juga Retno berusaha untuk mendapatkan maaf sang putri saat mendengar kabar kalau Alya telah berpulang akibat kecelakaan, Retno pun nyekar ke pusara Alya sang adik.
"Ya Allah Al' adikku, aku tidak pernah membenci kamu dek, apapun yang terjadi, aku hanya kecewa setelah kamu dan suamimu tau Ocha bukan anak kandung kamu, semua jadi buruk buat Ocha, kamu lupa betapa beratnya aku harus melepaskan anak kandungku sendiri untuk kamu asuh" ucap Retno bicara pada nisan Alya, saat Afgan datang.
"Bun' sapa Afgan lalu berjongkok di samping sang bunda.
*
Afgan membacakan doa untuk almh Alya lalu mengajak sang bunda meninggalkan area pemakaman, tapi Afgan tak langsung pulang tapi mampir ke sebuah kedai kopi, setelah memesan minuman Afgan membuka percakapan.
"Bun' berita meninggalnya tante Alya kita rahasiakan dulu dari Ocha ya" ucap Afgan.
"Tapi Gan" ucapan Retno terpotong.
"Kondisi Ocha belum baik bun, Afgan gak mau sampai dia makin tertekan, akhirnya berpengaruh pada kesehatannya, kasihan bayinya juga.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPAN
PoetryKisah seorang gadis belia yg terpaksa menikah muda, karena keadaan. Hidup yg sempurna dan bahagia pun berubah jd nestapa, perjalanan hidup penuh ujian dan airmata harus di lalui, kehilangan orang-orang yg dicintai membuat Rossa nyaris putus asa. Ora...