Ini anugrah atau musibah? 2

234 16 2
                                    

Afgan menyeka airmatanya lalu menngungkapkan jika saat itu Rossa sedang merasa takut jika pihak sekolah tau Rossa sedang mengandung maka Rossa akan di keluarkan dari sekolah.
"Gan dengerin gue, Ocha kan pake hijab, tinggal ganti hijab nya pakai yg syar'i baju gedein dikit jadi gak kelihatan" ucap Reno memberi saran.
"Ide bagus! Jadi gue tinggal beliin baju yang gedean buat Ocha" tukas Afgan merasa mendapat solusi.
Waktu berlalu Rossa menguatkan diri menahan sakit pagi agar bisa tetap sekolah dan mengikuti UAS.
*
Waktu berlalu Rossa sukses mengikuti pelajaran dan UAS selesai, dengan berbagai alasan Rossa ungkapkan agar tidak jadi wakil classmeeting / mengisi waktu menunggu raport di bagikan.
Sabtu pagi, sekolah sudah di penuhi siswa dengan wali masing-masing, sementara raport Rossa di ambil oleh Afgan, saat kepala sekolah memanggil Rossa ke ruangannya, seketika wajah Rossa berubah pucat.
"Gimana nih kak, jangan-jangan kepsek udah tau, terus aku mau di keluarin" ucap Rossa dengan wajah cemas dan mata berkaca-kaca.
"Kamu jangan begini, nanti kepsek malah curiga, yang tenang belum tentu mau bahas soal ini kok" tukas Afgan mencoba menenangkan Rossa, meskipun rasa cemas juga merambati hatinya, Rossa bangun dari duduknya dan melangkah menuju ruang kepsek diikuti oleh Afgan.
*
Tiba di ruang kepsek, Rossa di persilahkan duduk dengan sangat ramah oleh kepsek, membuat rasa cemas Rossa sedikit memudar, terlebih saat operator sekolah mulai membuka suara dan memulai percakapan.
"Rossa kami bangga sama kamu, saya khususnya dan sekolah ini pada umumnya" ucap Ryan operator sekolah.
"Iya Rossa lihat ini, diknas provinsi memberikan undangan khusus buat kamu untuk hadir di senayan gedung kemendiknas, kamu di jadikan siswi berprestasi percontohan tingkat provinsi" ucap kepsek dengan senyum, "nanti kamu akan di dampingi oleh ibu Aulia wakil dari sekolah ini dan bapak Lutfi wakil dari provinsi, ini undangan nya, Acaranya besok pagi jam 8.30" lanjut kepala sekolah dengan senyum bangga, membuat Rossa tersenyum dan menghela nafas lega, lalu menerima selembar kertas yang merupakan undangan dari diknas pusat. Rossa berpamitan lalu keluar dari ruang kepsek dan di luar Rossa sudah di tunggu Aulia sang guru dan seorang pria muda dengan perawakan tinggi, tegap dan tampan, keduanya tersenyum pada Rossa.
*
"Hy kamu pasti Rossa, kenalkan saya Lutfi yang akan mendapungi kamu besok ke senayan, mari ikut kita breafing dulu, bersiap buat besok dan menghafal pidato yang harus kamu bacakan" tutur Lutfi tanpa memberi kesempatan untuk Rossa bicara ataupun berpamitan pada Afgan, Lutfi dan ibu Aulia sang guru langsung mengajak Rossa ke perpustakaan.
*
Afgan hanya bisa diam lalu berbaur dengan wali siswa di kelas Rossa, menunggu raport di bagikan.
Pembagian raport selesai, Afgan pun menyusul Rossa ke perpustakaan, melihat Rossa berlatih, melihat Afgan sudah membawa raport nya Rossa mengakhiri latihan.
"Udah bu' kak, InsyaAllah besok aku bisa" ucap Rossa sopan.
"Yakin besok bisa, kamu baca pidato di depan banyak orang?" Tanya Lutfi memastikan Rossa bisa melakukannya
"InsyaAllah kak, aku kan juga harus istirahat, biar besok fit dan fress" tutur Rossa lagi lalu berpamitan, dan meninggalkan Lutfi dan ibu Aulia lalu menghampiri Afgan.
"Kak gimana raport aku, bagus gak?" Tanya Rossa cemas pada hasil ujian yang baru saja berlalu.
Tbc

ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang