Afgan mengakhiri percakapan nya dengan Retno dan memasuki kamarnya, untuk tidur tiba di kamar Afgan melihat Rossa tidur sendiri di atas ranjang dengan posisi miring memunggungi Afgan. Sementara Aira tidur di box nya, Afgan merebahkan diri di samping sang istri lalu memeluknya dari belakang.
"Kamu sudah tidur sayangku?" Tanya Afgan yang tak mendapat jawaban dari Rossa, namun Afgan merasakan isakan sang istri. Perlahan Afgan melepaskan pelukannya lalu membalikkan tubuh Rossa, dan Afgan melihat mata basah dan sembab sang istri.
*
Ternyata Rossa belum tidur dan sedang menangis, hingga matanya terlihat bengkak dan sembab.
"Ya ampun sayang, kamu menangis apa yang mengganggu kamu Cha?" Tanya Afgan lembut.
"Aku gak tau kak, takdir hidup macam apa yang sedang aku hadapi saat ini, aku sedih mama Alya meninggal, aku juga lega papa Ary sudah menyadari kesalahan nya, tapi aku juga susah untuk memaafkannya, setelah semua yang dia lakukan ke aku" ucap Rossa di tengah isak tangisnya.
Afgan tak mengatakan apapun hanya memeluk erat rossa, karena mengakui beban hidup yang harus di tanggung sang istri begitu berat.
*
Afgan menenangkan Rossa dengan caranya sendiri, bukan lagi dengan kata-kata manis. Tapi dengan rencana perjalanan liburan ke tempat yang indah, ber udara sejuk dan suasana yang tenang, di sebuah villa.
"Gimana kamu suka gak tempatnya?" Tanya afgan lembut, "lihat Aira kelihatannya suka liburan kesini"lanjut Afgan lagi.
"Iya kak suka, makasih" tukas Rossa datar tanpa ekspresi, membuat Afgan kembali mencoba mengajak Rossa bicara, agar mau mencurahkan isi hatinya pada Afgan.
*
Saat liburan Afgan terus berusaha agar Rossa mau mencurahkan isi hatinya.
"Sayang, kita ini pasutri, masalah kamu, masalah aku juga, beban kamu beban aku juga jadi jangan kamu pendan sendiri beban kamu, ceritakan semua sama aku" tutur Afgan lembut.
"Aku gak apa-apa kok kak, cuma yang terjadi belakangan ini bikin aku serba salah dan menyesal, coba waktu itu aku tunjukin bukti ke papa Ary kalau Ghio itu penipu, mungkin mama Alya masih hidup sampe sekarang" tutur Rossa pelan dengan wajah penuh penyesalan.
"Sayangku' kematian itu udh takdir dari Allah, semua ini bukan salah kamu, bukan salah papa Ary atau siapapun" ucap Afgan menegaskan, agar Rossa tak menyalahkan diri sendiri lagi.
*
Rossa hanya mengangguk, lalu mendekat pada Afgan, membuat sang suami tersenyum dan memeluknya.
"Kak aku pingin mama Alya tenang di sana, jd aku akan mencoba untuk memaafkan papa Ary" ucap Rossa.
"Itu bagus sayang" tukas Afgan sambil membelai lembut rambut hingga punggung Rossa lembut.
"Tapi ada syaratnya kak, papa harus jujur soal kecelakaan yang menimpa suami mama Alya hingga dia kehilangan bayinya" ucap Rossa memberikan ultimatum.
"Kakak setuju sayang, apapun keputusan kamu, kakak akan mendukung kamu sayang" tutur Afgan lalu mempererat pelukannya.
"Kamu tau kakak kangen banget sama kamu yang selalu ceria" ucap Afgan dengan lembut dan penuh cinta.
*
Waktu berlalu dan hari berganti, usai liburan Afgan mengundang Ary untuk makan malam di rumahnya.
Dan dengan senang hati Ary datang ke rumah Afros untuk makan malan sekaligus bersilahturahmi, dan setelah selesai makan malam.
"Terimakasih kalian sudah memaafkan papa dan mengundang papa untuk makan malam" ucap Ary dengan wajah haru.
"Belum pa, Ocha akan maafkan papa jika papa mau jujur apa yang terjadi pada suami mama Alya di kecelakaan 17 tahun yang lalu?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPAN
PoetryKisah seorang gadis belia yg terpaksa menikah muda, karena keadaan. Hidup yg sempurna dan bahagia pun berubah jd nestapa, perjalanan hidup penuh ujian dan airmata harus di lalui, kehilangan orang-orang yg dicintai membuat Rossa nyaris putus asa. Ora...