Akhir dari hidup yang sempurna 7 End

184 15 1
                                    

Mulai hari itu Rossa mulai berjualan aneka menu sarapan buatan nya sendiri, mulai dari nasi uduk, gorengam hingga kue-kue, sepeda matik milik nya pun sudah di modifikasi dengan keranjang besar menempel di bagian belakang bertuliskan Nasi uduk harga pelajar, jam dinding baru menunjukkan pukul 6 pagi tapi Rossa sudah sibuk menyusun nasi uduk yang sudah di pack dengan mika plastik, membuat Afgan dan Retno menarik nafas panjang, nafas yang terasa berat.
"Apa yang om Ary lakukan bun?" gak tega Afgan melihat ini semua" tutur Afgan lirih.. "Biarkan Gan, kita  harus memastikan Ocha gak sampe sakit karena kelelahan" ucap Retno mencoba menenangkan Afgan.
Tiba di sekolah Rossa mulai menjajakan dagangan nya di kelas, di luar dugaan harga yang relatif murah membuat jualan Rossa laris dan habis hanya dalam hitungan menit.
"Alhamdulillah, walaupun gak banyak masih ada untungnya, dagangan aku habis gak bersisa" tukas Rossa sambil menghitung uang receh di tangan nya.
"Cha nasi uduk masih ada?" tanya beberapa anak lelaki yang baru datang "yah udah habis, maaf ya" jawab Rossa, "Elo dagang kok bawa nya dikit amat, anak-anak bilang basduk jualan loe enak banget, besok bawa banyakan dikit ya" tukas teman-teman Rossa yang kecewa. "InsyaAllah besok bawanya aku lebihin deh" jawab Rossa dengan senyum.
"Ocha jadi bener kamu jualan nasi uduk?" Tanya Devi sahabat Rossa "Iya Dev emang kenapa yang penting kan halal" tukas Rossa lagi. "tapi Cha kamu kan anak orang kaya?" Tanya Devi lagi yang di jawab oleh Rossa dengan gelengan kepala. "kenapa Cha, kok kamu jadi sedih?" tanya Devi sambil merangkul Rossa, yang sudah mulai menangis.
"Devi ternyata papa aku itu bukan papa aku" tangis Rossa kian menjadi. "Papa kamu bukan papa kamu maksudnya apa sih Cha?" Tanya Devi lagi. "Ternyata papa kandung aku sudah meninggal sejak aku masih bayi, papa Ary itu hanya papa tiri aku" ucap Rossa terbata-bata karena terisak. "Astagfirullah Cha, kamu serius?" Tukas Devi terkejut tak percaya. "Iya Dev bahkan mama gak membela aku waktu papa tiri aku itu memaksakan kehendaknya untuk menjodohkan aku dengan laki-laki yang tidak aku kenal" tutur Rossa mencurahkan isi hatinya. "aku gak tau harus bilang apa Cha selain kamu harus banyak-banyak sabar ya!" ucap Devi lalu memeluk erat Rossa, percakapan Rossa dan Devi berakhir saat seorang guru memasuki kelas, kegiatan belajar pun berlangsung, waktu jadi cepat berlalu waktu pulang sekolah tiba, begitu Rossa dan teman-temannya keluar kelas, terlihat Ary dan Ghio di sebrang jalan, melihat itu Rossa kembali memasuki gedung sekolah dan sembunyi.
"Papa ngapain disini, sama anak borju juga, aku harus telpon kak Afgan" gumam Rossa yang sembunyi di balik rak buku di perpustakaan, saat telpon tersambung "Iya Cha ada apa dek" sapa Afgan di telpon "kak di sekolah ada papa sama Ghio, aku takut kak" ucap Rossa dengan suara berbisik. "kakak kesekolah kamu sekarang, tetap sembunyi" tandas Afgan lalu memutuskan sambungan telepon. Afgan mengajak beberapa teman nya untuk menjemput Rossa di sekolah.. Selang beberapa menit menunggu terdengar suara sirine mobil polisi, Rossa langsung keluar dari persembunyiannya dan langsung berlari menuju mobil Afgan..
Tbc

ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang