Afgan buru-buru menemui Rossa, namun saat Afgan masuk tampak Rossa sedang berbicara dengan seseorang di telpon, begitu melihat Afgan Rossa mengakhiri percakapan nya dan memutus sambungan telpon.
'Telponan sama siapa?" Tanya Afgan yang tak mendapat jawaban lalu memalingkan wajah nya memunggungi Afgan. "Cha kakak ngomong sama kamu!" tukas Afgan kesal.
*
Lagi-lagi Rossa tak menjawab hanya diam dan memunggungi Afgan, Akhirnya membuat Afgan kesal dan melangkah memutar agar berada di depan Rossa.
"Kakak bilang kakak ngomong sama kamu" tandas Afgan dengan suara sedikit keras untuk membuat Rossa takut dan mau mendengarkannya.
"Tapi Ocha gak mau ngomong sama pemerkosa dan pembunuh" tandas Rossa lalu kembali membalikan tubuhnya memunggungi Afgan.
"Pembunuh Cha?" Ucapan Afgan terpotong karena ada perawat masuk, Rossa menekan tombol untuk memanggil perawat.
*
"Ada yang bisa di bantu ibu?" Tanya perawat lembut dan sopan.
"Sus tolong suruh orang ini pergi, dia sangat mengganggu saya" Tandas Rossa membuat Afgan sangat terkejut mendengarnya.
"Kamu ngusir kakak Cha?" Tanya Afgan yang kembali tak mendapat jawaban.
"Tolong bapak keluar dulu, saat ini pasien masih dalam keadaan terpukul karena kehilangan janin nya" ucap perawat meminta Afgan keluar dari ruang rawat Rossa.
*
Afgan pasrah dan keluar dari ruang rawat Rossa lalu duduk di kursi yg di sediakan di ruang tunggu.
"Pembunuh? Jadi Ocha menuduh aku penyebab dia kehilangan janin nya?" Gumam Afgan masih tak percaya melihat Rossa begitu marah kepadanya, hari makin larut, Afgan tertidur di ruang tunggu, hingga subuh, saat Retno tiba dan membangunkan nya, Afgan begitu terkejut melihat Retno berada di rumah sakit.
"Bunda, kapan datang?" Tanya Afgan gugup dan langsung berdiri.
"Sana sholat subuh baru kita bicara" tukas Retno begitu ketus dan terlihat sangat marah, hingga Afgan tak berani membantah dan langsung melangkah menuju mushola rumah sakit, selang beberapa menit Afgan kembali menemui Retno lalu duduk di depan sang bunda.
"Maafkan Afgan bunda" ucap Afgan to the point karena meyakini sang bunda sudah tau semuanya.
"Keguguran? Ocha mengalami pendarahan sampai harus transfusi darah, itu karena kamu dorong dia sampai jatuh?" Tandas Retno penuh penekanan, Kamu janji sama bunda akan menjaga Ocha dan gak akan menyentuh nya sampai dia lulus sekolah, kenapa kamu ingkar Gan?" Lanjut Retno dengan nada kecewa.
"Maafkan Afgan bun, ini semua terjadi di luar kendali Afgan" tutur Afgan penuh penyesalan lalu menceritakan semua yang terjadi, termasuk bagaimana kejadian yg membuat Rossa keguguran. "Afgan gak sengaja bun, maafkan Afgan.
"Yang sudah terjadi ya sudah, tapi selama liburan Ocha akan bunda bawa ke Surabaya di panti ada anak bayi baru, itu pasti bisa menghibur dia, kamu tau kan kalau Ocha suka sama anak-anak" tutur Retno.
*
Afgan hanya diam, di benak nya tidak menyetujui Rossa tinggal jauh darinya hampir 2 minggu, tapi di sisi lain Afgan juga tau Rossa masih terpukul dan sangat marah kepadanya.
3 hari berlalu, Rossa diijinkan keluar dari rumah sakit, dan langsung di bawa Retno ke bandara untuk take of menuju Surabaya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPAN
PoetryKisah seorang gadis belia yg terpaksa menikah muda, karena keadaan. Hidup yg sempurna dan bahagia pun berubah jd nestapa, perjalanan hidup penuh ujian dan airmata harus di lalui, kehilangan orang-orang yg dicintai membuat Rossa nyaris putus asa. Ora...