Rossa menekan tombol untuk memanggil perawat dan begitu perawat datang, Rossa langsung minta perawat mengusir Retno yang sudan bersimbah airmata dan terus mengucapkan kata maaf, akhirnya Afgan membuka suara.
"Cha sayang bunda menyerahkan kamu pada tante Alya pasti ada alasannya?" tutur Afgan, membuat Rossa meminta suster membantunya untuk duduk.
"Apapun alasannya aku gak bisa terima!! Anda tau ibu Retno yang terhormat, anda besarkan anak orang lain, anda bangun panti asuhan, tapi anda buang anak kandung anda sendiri!" Tandas Rossa masih dengan linangan airmata.
*
Afgan memeluk Rossa berusaha menenangkannya sementara Retno terpaksa meninggalkan ruang rawat Rossa atas permintaan perawat karena takut kondisi Rossa menurun. Setelah Rossa tertidur, Afgan menemui Retno yang menunggu di luar, kondisi Retno yang terus menangis membuat Afgan cemas, karena Afgan pun tak bisa berbuat apa-apa selain menenangkan Retno dengan memeluk sang bunda.
"Bun' kita kan kenal Ocha, dia pasti cuma masih shock dan belum bisa menerima kenyataan ini" tutur Afgan.
"Dia benci sama bunda Gan, dia kecewa sama bunda" ratap Retno sedih.
"Enggak bun, Ocha cuma butuh waktu untuk menerima semua ini, Ocha pasti akan baik lagi seperti Semula setelah dia bisa berfikir jernih" ucap Afgan lagi
*
Afgan memapah Retno memasuki ruang rawat Rossa dan meminta sang bunda tidur di sofa, sementara Afgan tidur dengan posisi duduk di dekat ranjang. Malam berlalu berganti pagi, Rossa terbangun karena ada perawat yang memeriksa infusnya.
"Sus tolong bantu saya, mau ke toilet" ucap Rossa yang langsung di bantu suster ke toilet, usai dari toilet, Rossa terdiam saat melihat Retno tertidur di sofa hingga suster memintanya segera kembali ke ranjang.
"Ibu ayo kembali berbaring" ucap perawat yang langsung di angguki oleh Rossa dan kembali melangkah untuk kembali ke atas ranjang.
*
Retno dan Afgan terbangun saat petugas pantry mengantarkan makanan untuk sarapan pagi.
"Sayang kamu udah bangun?" Tanya Afgan, melirik pada Retno takut Rossa marah dan emosi lagi.
"Aku udah bangun dari tadi" tukas Rossa singkat.
"Mau makan?" Tanya Afgan lagi.
"Gak nafsu" ucap Rossa dengan wajah sedih bercampur kesal.
"Ocha sayang, kamu harus makan nak, anak kamu butuh asi untuk menambah berat badannya" ucap Retno lembut.
"Rossa memalingkan wajahnya tanpa memperdulikan ucapan Retno, tangisnya kembali tak terbendung.
"Sayang tolong kasih bunda kesempatan menjelaskan semuanya kakak mohon" pinta Afgan memohon.
*
Rossa menengok ke arah Retno dengan airmata masih deras mengalir.
"Bunda tau Ocha begitu sayang sama bunda, aku mengidolakan bunda saat Ocha tau kalau Ocha sedang mengandung, Ocha berdoa semoga Ocha bisa menjadi ibu yang hebat kayak bunda, tapi sekarang Ocha gak mau jadi ibu kayak bunda, karena untuk alasan apapun Ocha gak akan kasih anak Ocha ke orang lain" tutur Rossa dengan suara serak karena tak berhenti menangis.
"Waktu itu bunda dan mama Alya.." ucapan Retno terpotong oleh teriakan keras Rossa."Dia bukan mama akuu!!
"Cha' tenang sayang" ucap Afgan lembut lalu mengangkat tangannya, memberi tanda pada Retno agar tidak bicara lagi, suasana sedikit lebih tenang, setelah Retno meninggalkan ruangan tersebut Rossa hanya duduk bersandar di atas ranjang dengan mata sembab.
*
Waktu berlalu Rossa dan bayinya diijinkan pulang, secara fisik Rossa tampak sehat namun belum secara psikisnya, semua masalah seolah bertumpuk dan harus di pikul sendiri, membuat Rossa sering menangis sendiri saat bayinya tidur, semua itu tak lepas dari perhatian Afgan yang kian khawatir dengan kondisi Rossa sang istri..
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPAN
PoesiaKisah seorang gadis belia yg terpaksa menikah muda, karena keadaan. Hidup yg sempurna dan bahagia pun berubah jd nestapa, perjalanan hidup penuh ujian dan airmata harus di lalui, kehilangan orang-orang yg dicintai membuat Rossa nyaris putus asa. Ora...