Asal-usul yang terungkap 5

181 22 3
                                    

Rossa tiba-tiba jadi histeris dan berteriak "Semua orang jahat sama aku" lalu jatuh duduk bersimpuh di lantai dan menangis tersedu-sedu, membuat Afgan berjongkok lalu membantu Rossa berdiri, memapahnya lalu membantu Rossa untuk duduk di tepi ranjang, menyeka airmatanya.
"Kakak mohon kamu jangan seperti ini, lihat anak kita, kamu tau bayi itu bisa merasakan kalau ibunya lagi sedih, kamu lihat tidurnya jadi gelisah." Ucap Afgan sambil menunjuk bayinya yang terlihat gelisah.
"Anakku gak apa-apa, karena dia tau ada ibunya disini, dan ibunya ini tidak akan membuangnya, dengan cara memberikan dia ke orang lain" tutur Rossa lalu naik ke atas ranjang lalu memeluk bayinya, dan menutup percakapan malam itu.
*
Keesokan paginya saat sarapan pagi, Rossa baru selesai membuat menu sarapan, tapi begitu melihat Retno menghampiri meja makan, Rossa langsung membawa makanan nya pergi dari ruang makan.
"Ocha tunggu, ijinkan bunda bicara nak, sekali ini aja, setelah itu, bunda akan kembali ke Surabaya" tutur Retno, yang berhasil menghentikan langkah Rossa.
"Kalau mau balik ke Surabaya silahkan, tapi saya sudah tidak mau mendengar apapun dari mulut anda" tukas Rossa yang membuat Afgan habis kesabaran lalu berdiri dan menghardiknya.
"Cukup Cha' sudah cukup kamu bersikap kurang ajar sama bunda!" Tandas Afgan dengan suara keras.
*
Mendengar Afgan membentaknya Rossa terkejut hingga melangkah mundur, lalu berlari masuki kamarnua dan mengunci pintu, tanpa berkata apapun, pada Afgan.
"Astagfirullah'aladzim Gan kenapa kamu memarahi dia?" Tanya Retno dengan raut sedih.
"Tapi bun, Ocha gak seharusnya bersikap seperti ini sama bunda, kalau dia belum bisa menerima bunda sebagai ibu kandungnya, seenggaknya dia menghormati bunda sebagai mertuanya, ibu yang sudah membesarkan aku, suaminya!" Tutur Afgan yang menyesali sikap Rossa.
"Ya sudah Gan, lebih baik kamu bantu bunda berkemas, hari ini bunda harus kembali ke Surabaya" ucap Retno yang di angguki Afgan lalu keduanya melangkah ke kamar Retno.
*
Di kamar Rossa hanya duduk sambil memandangi wajah sang putri, airmatanya kembali mengalir deras tak terbendung.
"Gak ada yang mengerti aku, gak ada yang memahami perasaanku bahkan suamiku sendiri, sayang kita pergi dari rumah ini ya, bunda udah gak sanggup lagi tinggal disini" tutur Rossa, lalu meraih koper dari atas lemari dan mulai berkemas. membereskan pakaiannya juga perlengkapan bayinya, setelah selesai, Rossa menuliskan pesan untuk Afgan lalu menggendong bayinya dan menarik kopernya keluar dari rumah, tanpa sepengetahuan Afgan dan Retno.
*
Usai berkemas Retno mengajak Afgan untuk sarapan pagi, setelah selesai baru Retno meminta Afgan memanggil Rossa untuk berpamitan, Afgan melangkah menuju kamar baru Afgan hendak mengetuk pintu, tapi pintu sudah terbuka karena tersentuh tangan Afgan tanpa sengaja.
"Gak di kunci, Cha.. sayang' loh kok gak ada, Ochaa kamu dimana sayang" ucap Afgan mulai panik, terlebih saat menyadari semua perlengkapan bayi di rak sudah tak ada, Afgan membuka lemari pakaian, baju Rossa sudah tak ada, kepanikan Afgan kian menjadi saat menemukan secarik kertas di atas bantal, Afgan buru-buru membaca kertas tersebut.
"Aku sadar aku hanya pengganggu buat kakak, makanya kakak bisa membentak aku sekasar tadi, aku pergi, biar kakak dan ibu Retno bisa hidup tenang tanpa aku, terimakasih buat semuanya, aku pamit" Afgan melipat kembali kertas di tangannya, lalu berlari keluar menemui Retno yang sudah siap untuk pergi.
*
Melihat Afgan kembali tanpa Rossa, Retno hanya bisa menundukkan kepala.
"Dia gak mau ketemu bunda Gan?" Tanya Retno dengan mimik sedih.
"Ocha pergi dari rumah bun" ucap Afgan dengan raut cemas dan memberikan kertas berisikan pesan Rossa sebelum pergi pada Retno.
Tbc

ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang