Setelah mendengar ucapan Retno, Rossa pun menurut di gandeng Afgan ke ruang makan, Afgan makan dengan lahap nya, walau matanya terus menatap Rossa dengan tatapan iba.
"Kalau bunda yang membesarkan kamu, mungkin kamu masih menikmati masa remaja kamu dengan tenang, tidak seperti sekarang, Tapi kalau bunda yang membesarkan kamu, aku hanya akan menyayangi kamu sebagai adik" batin Afgan yang masih enggan memalingkan pandangan nya dari Rossa, membuat Rossa sedikit kikuk dan mencari alasan untuk bisa meninggalkan ruang makan.
*
"Kak aku mau ke ruang bayi ya, aku mau bantuin bikin susu, jam segini waktunya bayi-bayi minum susu" ucap Rossa masih grogi.
"Ya udah sana bantuin, nanti kakak nyusul, tapi tetap kamu gak boleh capek-capek, kakak gak mau kamu sampai sakit" ucap Afgan dengan senyum terpaksa, Rossa pun tersenyum dan berlalu meninggalkan Afgan, sepeninggal Rossa.
"Aku harus ngobrol lagi sama bunda, aku buatin teh hangat dulu, mungkin teh hangat bisa membantu bunda untuk lebih tenang.
*
Setelah membuatkan teh untuk Retno sang bunda, Afgan langsung menemui Retno di ruang kerjanya.
"Bunda ini Afgan buatan teh hangat" ucap Afgan sambil meletakan gelas teh di atas meja, lalu duduk di samping Retno dan kembali membuka percakapan.
"Bun kapan kita akan memberirahukan soal ini sama Ocha? Dia berhak tau kebenaran nya bun!" Tukas Afgan dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Retno.
"Bunda belum tau Gan, dengan semua masalah yang membebani dia selama ini, bunda takut dia tidak bisa menerima semua ini dan dia akan membenci bunda Gan" ucap Retno dengan airmata yang kembali mengalir deras membasahi pipinya.
*
Afgan menghela nafas panjang lalu memeluk erat Retno.
"Ini semua karena om Ary, Afgan mau buka kembali kasus kematian om Irwan papa kandung nya Ocha, karena menurut Ocha dia mendengar jika om Ary mengakui jika dia yang menjadi penyebab kecelakaan yang merenggut nyawa om Irwan" tutur Afgan menceritakan kecurigaan Rossa yang mendengar Ary berbicara dengan seseorang di telpon.
"Apaa? Astagfirullahaladzim, jadi selama ini dia srigala berbulu domba. Gara-gara dia Alya melahirkan premature dan kehilangan bayinya, dan sekarang gara-gara dia juga Ocha harus menghadapi masalah seberat ini" ucap Retno meratapi nasib sang putri yang terdzolimi.
*
Afgan mengepalkan tangan nya menahan amarah.
"Bunda tenang aja, aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan bukti agar Ariansyah masuk penjara" tandas Afgan menahan emosi.
"Bundaa!" Panggil Rossa mengetuk pintu dengan panik.
"Gan kamu keluar dulu, bunda mau cuci muka, bunda gak mau Ocha lihat bunda dalam keadaan seperti ini" tukas Retno dan berlari kecil memasuki kamar mandi, sementara Afgan melangkah lalu membuka pintu dan tersenyum pada Rossa.
"Kakak ada disini, bunda mana?" Tanya Rossa dengan raut cemas.
"Bunda lagi di toilet, mau sholat katanya" jawab Afgan lembut.
"Aduh gimana ini?" Tukas Rossa panik
*
Kepanikan Rossa membuat Afgan khawatir.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Afgan
"Itu kak Mutiara, demam tinggi tadi sempat kejang" jawab Rossa cepat.
"Oh ya udah kamu tenang, kita bawa Tiara ke klinik di dekat sini, biar di periksa dokter" ucap Afgan tenang lalu menggandeng Rossa menuju ruang bayi dan membaws bayi tiara ke rumah sakit.
Menjelang sore Afros kembali dari klinik Rossa terlihat tenang.
"Gimana keadaan Tiara Cha?" Tanya Retno begitu melihat Rossa masuk.
"Alhamdulillah bun, cuma demam biasa, munhkin mau tumbuh gigi" jawab Rossa dengan senyum.
*
Malam hari di kamar Rossa.
"Besok sore kita pulang ya sayang, kakak sudah pesan tiket pesawat buat kita" tukas Afgan yang hanya mendapat jawaban anggukan kepala dari Rossa, yang duduk di sampingnya.
"Kak' aku boleh tanya sesuatu?" ucap Rossa sedikit ragu.
"Boleh sayang, apasih yang enggak buat kamu hmmm" ucap Afgan dengan senyum khas nya.
"Kakak dari tadi ada di ruang kerja bunda, terus pas aku ajak bunda makan, suara bunda seperti orang abis nangis, memang kalian ngomongin apa?" Tanya Rossa membuat Afgan sedikit terkejut mendapat pertanyaan tersebut..
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPAN
PoesiaKisah seorang gadis belia yg terpaksa menikah muda, karena keadaan. Hidup yg sempurna dan bahagia pun berubah jd nestapa, perjalanan hidup penuh ujian dan airmata harus di lalui, kehilangan orang-orang yg dicintai membuat Rossa nyaris putus asa. Ora...