Afgan tiba di sekolah dan langsung di sambut oleh Rossa, begitu Rossa naik ke mobil Afgan, Ary baru turun dari lantai 2 gedung sekolah untuk mencari Rossa.. "Mau apa kamu kesini anak pungut? Dimana Ocha?" Hardik Ary dengan mencengkram kerah baju Afgan. "Saya kesini mengurus berkas kepindahan Ocha, karena mulai hari ini Ocha pindah sekolah" jawab Afgan santai dan menepis tangan Ary.
"Bapak Aryansyah yang terhormat saya Dimas dari komnas perlindungan anak Indonesia, apa benar laporan yang saya terima jika anda hendak menikahkan paksa anak tiri anda yang masih di bawah umur?" Tanya Dimas pada Ary, "Oh jadi kamu benar-benar melaporkan saya Pada komnas anak? Dasar anak pungut tak tau diri" bentak Ary kesal.
"Tolong jawab pertanyaan saya tuan Ary" tegas Dimas dengan nada meninggi. "Ini urusan keluarga kami, tolong jangan ikut campur" tukas Ary pada Dimas. "Jangan ikut campur? Kami dari lembaga perlindungan anak, dan kami bisa memenjarakan anda atas tuduhan percobaan penculikan pada Rossa anak tiri anda sendiri" tegas Dimas yang menatap tajam pada Ary, ancaman Dimas berhasil, membuat Ary pergi dari gesung sekolah.
Sepeninggal Ary, Rossa yang sembunyi di mobil Afgan keluar dan menghambur ke pelukan Afgan. "aku takut kak, mereka tadi bilang.. mereka bilang" ucapan Rossa terhenti dan hanya menangis di pelukan Afgan. "Mereka bilang apa Cha?" Tanya Afgan penasaran. "Papa mengijinkan Ghio memperkosa aku, agar aku gak punya pilihan selain menerima Ghio sebagai suami aku" tutur Rossa menceritakan apa yang di dengarnya saat bersembunyi dari Ary dan Ghio sebelum Afgan datang.
"Astagfirullah'aladzim Gan om kamu itu udah gila, beraninya meminta orang untuk melecehkan anak yang dia besarkan dari bayi, hanya agar tujuan nya tercapai" ucap Dimas kesal, Afgan tak berkata apapun hanya mengusap wajahnya dan "Cha di sekolah ini gak ada satpam?" Tanya Afgan karena tak melihat ada keamanan di gerbang sekolah. "Kalau pagi sih ada kak, tapi gak tau sekarang kemana?" jawab Rossa yang masih menggenggam tangan Afgan karena ketakutan. "Ya udah kamu gak usah takut, kakak pasti jagain kamu, sekarang masuk mobil kita pulang" ucap Afgan dengan nada memerintah. "Sepeda aku?" Tanya Rossa "Biar di urus anak buah kakak, kalian urus ya" perintah Afgan pada anggotanya. "Mulai hari ini kamu berangkat dan pulang sekolah kakak antar jemput, kalau mau jualan" Afgan menghentikan ucapan nya.
"Di kantor aja Gan, di kantin bekas si Warti kan nganggur tuh, pagi biar Ocha sekolah, nasi uduk nya biar lo sama pembokat lo yang bawa, terus siang pulang sekolah Ocha bisa jualan kopi sama kue, nyokap lo kan lagi sibuk bolak-balik Jakarta-Surabaya urusin panti asihan, di rumah sendirian ngeri Gan gimana kalau" ucapan Nouval terhenti "Cukup iya gue paham" Sergah Afgan yang enggan mendengar kelanjutan ucapan Nouval.
Mobil Afgan bergerak, tapi tak ke rumah melainkan ke kantor, dan mengajak Rossa melihat kantin kosong yang di maksud Nouval. "ini kantin nya Cha, kamu bisa memulai usaha kamu disini" ucap Afgan. "Iya kak, tempat nya bagus tinggal sedikit di bersihin pasti jadi bagus" ucap Rossa masih dengan wajah cemas.
"Kalau disini gak usah takut, ini kantor polisi, kamu aman disini" tukas Reno yang melihat Rossa masih ketakutan.
Perjuangan Rossa di mulai, baginya tak ada waktu lagi untuk bersantai, semua harus sesuai jadwal, dari dini hari Rossa sudah mulai memasak, sebagian di bawa ke sekolah dan sebagian lg ke kantor Afgan, sejak pukul 7 hingga pukul 12.45 Rossa sekolah dan pulang sekolah langsung sibuk di kantin barunya di kantor Afgan, waktu berlalu, minggu berganti bulan hidup Rossa terasa damai tanpa gangguan dari sang papa tiri hingga Rossa pun melupakan bahaya yang mengintainya..
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPAN
PoetryKisah seorang gadis belia yg terpaksa menikah muda, karena keadaan. Hidup yg sempurna dan bahagia pun berubah jd nestapa, perjalanan hidup penuh ujian dan airmata harus di lalui, kehilangan orang-orang yg dicintai membuat Rossa nyaris putus asa. Ora...