Pintu maaf mulai terbuka 5

192 20 6
                                    

Dengan mimik datar tanpa ekspresi Rossa mempersilahkan Retno untuk masuk, Afgan mengantar sang bunda ke kamar untuk membersihkan diri, lalu kembali menemui Rossa yang sedang menata meja makan sambil menggendong Aira.
"Sini biar kakak yang gendong Aira" ucap Afgan dan mengambil Aira dari gendongan Rossa. "Kamu tau bunda mau datang Cha?" Tanya Afgan.
"Tau! Aku yang undang bunda untuk hadir di acara Aira besok, aku gak berhak menghalangi Aira untuk mendapat kasih sayang eyang nya kan?" Tutur Rossa masih dengan wajah datar dan dingin.
*
Percakapan Afros terhenti saat terlihat Retno keluar dari kamar dan melangkah ke ruang makan.
Mereka makan bersama tapi suasana hening tanpa ada yang bicara kecuali suara sendok yang bersentuhan dengan piring, hingga akhirnya Retno membuka percakapan.
"Jadi acara besok kalian sudah siap semua atau ada yang perlu bunda bantu?" Tanya Retno seraya menatap Afros bergantian.
"Gak usah bun, untuk masakan kami pesan khusus di dapur sumi, kami membeli paket khusus aqiqoh" jawab Afgan dan untuk lain-lainnya juga sudah disiapkan.
*
Rossa hanya diam lalu berpamitan.
"Ocha udah selesai, Ocha ke kamar dulu, permisi" ucap Rossa sambil mendorong stroler Aira dan meninggalkan ruang makan dan memasuki kamar tidurnya.
"Ya Allah, kenapa sesulit ini, lembutkan hati hamba, agar hamba bisa menerima ibu kandung hamba ya Robb, hamba tak ingin jadi anak durhaka" batin Rossa dan airmatanya kembali mengalir tak terbendung.
Di Ruang makan.
"Ocha belum maafin bunda Gan" ucap Retno dengan raut sedih.
"Tapi sudah membaik kan bun, Ocha mau mengundang bunda di acara aqiqoh Aira ya kan bun" ucap Afgan memenangkan Retno.
*
Malam berganti pagi, saat Retno keluar dari kamar tampak Rossa sedang menata meja makan untuk sarapan di dekat meja makan ada stroler Aira, saat tiba-tiba Aira menangis.
"Ya Allah nak sebentar sayang" ucap Rossa melanjutkan pekerjaannya, Retno menghampiri stroler Aira lalu menggendongnya.
"Cha boleh bunda yang mandiin Aira?" Tanya Retno, Rossa menengok sesaat pada Retno lalu mengangguk, membuat Retno tersenyum senang dan langsung memandikan Aira di kamar yang disiapkan khusus untuk kegiatan Aira di siang hari. Setelah selesai dengan pekerjaan nya Rossa menyusul Retno, saat tiba di kamar Aira, Retno sudah selesai memandikan sang cucu.
*
Sarapan sudah siap bun, kak Afgan udah nunggu di meja makan, Aira sini sayang sama bunda nak" ucap Rossa masih dengan wajah datar dan dingin.
"Cha bunda gak akan lelah meminta maaf sama kamu nak, bunda sayang sama kamu" tutur Retno.
Mendengar ucapan Retno Rossa mengurungkan niatnya untuk menggendong sang putri lalu duduk di tepi ranjang.
"Kalau bunda sayang sama aku, kenapa bunda serahkan aku ke orang lain, kenapa bunda tidak menyayangi aku?" runtuk Rossa mempertanyakan tindakan Retno yang menyerahkan dirinya pada Alya.
*
Mendengar pertanyaan Rossa, Retno duduk di samping Rossa, dan menceritakan kisah 16 tahun silam, saat sang adik ipar, suami dari Alya meninggal akibat kecelakaan, dan Alya yang sedang hamil 6 bulan shock dan harus di larikan ke rumah sakit karena kontraksi hebat.
"Alya melahirkan teelalu prematur, hingga bayinya tidak tertolong, saat bersamaan bunda juga bersalin, dan kamu lahir, pada waktu itu kondisi Alya sangat menyedihkan Cha, akhirnya bunda sangat terpaksa memberikan kamu pada Alya, untuk menyelamatkan jiwa adik kandung bunda sendiri" tutur Retno dengan airmata deras mengalir.
*
Di meja makan, Afgan mulai tak sabar menunggu dan mendatangi kamar Aira, dan dari depan pintu Afgan melihat sang bunda juga sang istri sedang menangis.
"Oke Ocha bisa terima alasan bunda yang ingin menyelamatkan jiwa mama Alya, tapi lihat bun, mereka tidak menyayangi aku, hingga aku harus mengalami semua ini, memaksakan diri lulus SMA dalam 1 tahun, memiliki bayi di usia 16 tahun dan.. dan" ucapan Rossa terhenti karena isak tangisnya yang menjadi, membuat Retno menarik Rossa kepelukannya dan memeluk sang putri erat
Tbc

ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang