Awal yang baru 3

227 21 8
                                    

Afgan sedikit terkejut mendapat pertanyaan dari Rossa dan hanya terdiam tanpa menjawab, membuat Rossa mengulang pertanyaan nya.
"Kok kakak diam aja, kakak sama bunda ngomongin apa?" Tanya Rossa
"Bunda cuma curhat soal anak-anak panti, bunda prihatin jaman sekarang banyak orang yang tega menelantarkan anak mereka, bahkan mereka membunuh bayi mereka sendiri yang baru lahir" tutur Afgan berbohong, "Sekarang kamu gak usah mikir macem-macem, mending sekarang kita tidur, kamu pasti capek" ucap Afgan mengalihkan pembicaraan.
*
Malam berganti pagi, Rossa memuaskan diri bermain dengan anak-anak panti karena sore harinya harus ikut pulang ke Jakarta dengan Afgan
Sore harinya Retno mengantar Afros ke bandara Juanda Surabaya dengan tangis haru Rossa berpamitan pada Retno.
"Belajar yang pinter ya anak bunda biar kamu bisa lulus dengan nilai terbaik" tutur Retno sambil memeluk erat Rossa "Maafkan bunda sayang" bisik Retno di telinga Rossa, lalu melepaskan pelukan nya pada Rossa karena Afros harus naik pesawat, di atas pesawat Rossa di buat gelisah dan bertanya-tanya dalam hati mengapa dan untuk apa Retno meminta maaf padanya.
*
Waktu menunjukkan pukul 8.00 malam saat Afros tiba di rumah, tanpa berkata apa-apa Rossa langsung memasuki kamarnya, hatinya masih di penuhi pertanyaan, apa yang di bicarakan Afgan dengan Retno hingga Retno bersedih dan menangis, lalu untuk apa Retno meminta maaf padanya saat di bandara, Rossa merebahkan dirinya.
"Ya Allah ada masalah apalagi ini, kenapa hamba begitu merasa takut?" Batin Rossa gelisah, lamunan Rossa buyar saat Afgan memasuki kamarnya.
"Hey kok belum mandi?" Tanya Afgan membuat Rossa langsung duduk dan menatap sang suami seolah mencari kejujuran disana.
*
Tatapan Rossa berhasil membuat Afgan salah tingkah.
"Kenapa lihatin kakak kayak gitu?" Tanya Afgan sedikit gugup.
"Aku tau kemarin kakak bohong soal apa yang kakak dan bunda omongin, sampe bunda nangis!" tukas Rossa yakin. "Aku bukan anak kecil yang gampang di bodohi kak, dan selalu tau terakhir, kenyataan yang tiba-tiba harus aku terima" ucap Rossa, sambil meraih baju tidur dari lemari dan berlalu memasuki kamar mandi.
*
Mendengar ucapan Rossa, Afgan jadi serba salah, akhirnya meninggalkan kamar Rossa dan menghubungi Retno dari kamarnya, begitu telpon terhubung.
"Kalian sudah sampai?" Tanya Retno langsung saat tau yang menghubungi nya adalah afgan.
"Sudah bun, tapi ada yang mau Afgan omongin sama bunda" ucap Afgan tanpa basa-basi.
"Mau ngomong apa nak?" Tanya Retno dengan suara yang menenangkan.
"Ocha tau kemarin bunda menangis, Afgan sempat bilang bunda menangis Karena prihatin pada nasib anak panti yang di terlantarkan, tapi Ocha gak percaya bun" tutur Afgan menceritakan apa yang terjadi. "Ocha curiga ada sesuatu yang kita sembunyikan dari dia" lanjut Afgan lagi, Retno tak menjawab hanya terdengar isakan.
*
Afgan terpaka memutus sambungan telpon karena mendengar Rossa memanggilnya, Afgan buru-buru memasukan phonecell nya ke dalam saku lalu membuka pintu kamar.
"Iya sayang?" ucap Afgan menjawab panggilan Rossa.
"Gak ada bahan makanan, memang selama aku di Surabaya kakak gak belanja? terus kita mau makan malam apa dong" Tanya Rossa bingung.
"Gak usah bingung, kita deliveri order aja, jadi gak usah capek masak" tukas Afgan dengan senyum.
"Terserah kakak deh" tukas Rossa sambil berlalu.
"Cha" Panggil Afgan, "kamu gak apa-apa kan?" Tanya Afgan menyusul Rossa
"Gak apa-apa" ucap Rossa ketus dan hendak meninggalkan Afgan.
"Gak mungkin gak apa-apa, tapi kamu bersikap seperti ini sama kakak" ucap Afgan dan memegang tangan Rossa. "ayo ngomong yang jujur sama kakak ada apa?" Ucap Afgan lagi
"Kenapa Ocha harus jujur, kalau kakak aja gak jujur sama aku, Ocha cuma tanya apa yang kakak omongin sama bunda, sampai bunda menangis, dan bunda minta maaf sama aku, artinya pembicaraan kalian ada sangkut pautnya sama aku" tandas Rossa sambil lalu, memasuki kamarnya lalu menutup pintu..
Tbc

ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang