Rossa mempertanyakan apa maksud ucapan Dania, yang mengumpamakan jika Rossa di besarkan oleh Retno.
"Maksud kamu apa Nia?
"Maksud aku, kalau kamu di besarkan oleh ibu Retno, berarti kamu dan kak Afgan akan tumbuh bersama, apa mungkin kalian akan saling sayang seperti sekarang, enggak Cha, kalian hanya akan sebagai kakak dan adik" tutur Dania lagi dan percakapan keduanya terhenti oleh suara bayi menangis, membuat Rossa berlari untuk melihat bayinya.
"Anak aku, sayang ini bunda nak" ucap Rossa yang langsung menggendong bayinya yang terus menangis.
*
Rossa berusaha menenangkan bayinya dengan berbagai cara, mencoba menyusui, menimang dan lainnya, tapi bayinya tak mau diam dan terus menangis, membuat Rossa mulai kebingungan juga panik.
"Cha bayi kamu gak demam kan?" Tanya Dania yang ikut panik melihat bayi yang terus menangis kencang.
"Badannya gak panas kok, tapi kok dia nangis terus ya? Cup.. cup sayang" ucap Rossa dengan wajah putus asa, membuat Afgan keluar lalu mendekati Rossa yang sudah mulai lelah menenangkan bayinya.
"Aira sayang ini ayah nak" ucap Afgan lalu mengambil sang putri dari gendongan Rossa, dan dalam hitungan menit Afgan bisa menenangkan bayinya hingga tertidur pulas.
*
Afgan tersenyum lalu mencium pipi sang putri lalu membaringkannya di atas ranjang, saat Afgan keluar dari kamar Rossa sudah menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk Afgan juga Dania.
"Di minum teh nya kak, kamu juga Nia cobain kuenya" ucap Rossa, yang membuat Afgan tersenyum lalu memeluk Rossa.
"Terimakasih sayang, kamu udah mau menerima kakak disini" ucap Afgan, perlaham Rossa mulai membalas pelukan Afgan, kejadian itu membuat Dania tersenyum.
"Aku seneng kalian sudah berbaikan, jangan berantem lagi ya, Cha aku pulang dulu ya biar kalian bisa ngobrol-ngobrol" ucap Dania sambil berlalu.
*
Rossa mengantarkan sang sahabat hingga ke pintu, setelah mengunci pintu Rossa kembali pada Afgan.
"Kakak gak pulang, nanti di cariin bu Retno gimana?" Ucap Rossa acuh.
"Kakak gak mau pulang, kakak mau disini, bunda udah balik ke Surabaya, kalau kamu gak mau pulang, kakak juga gak mau pulang, ngapain di rumah sendirian enakkan juga disini sama kamu dan Aira" runtuk Afgan membuat Rossa tersenyum lalu..
"Aira? anak kita kamu kasih nama Aira?" Tanya Rossa.
"Iya Aira, Air sumber kehidupan, karena dia adalah sumber kehidupan kita, dia alasan kita untuk tetap berjuang, iya kan? tutur Afgan yang di angguki oleh Rossa dengan senyum.
*
Melihat senyum Rossa Afgan tak sedikitpun memalingkan wajah dari wajah cantik sang istri.
"Alhamdulillah, kangen banget kakak sama senyum itu" ucap Afgan seraya mencium pipi Rossa.
"Genit, ya udah kakak mandi gih, aku siapin makan malam" ucap Rossa.
"Gak usah sayang, udah kenyang tuh kue nya udah abis" tukas Afgan dengan senyum, hubungan Afros membaik, dan Rossa mau di ajak pulang, meski persiapan untuk membuka cafe terus di lakukan.
*
Hari terus berganti Afgan menjaga perasaan Rossa meskipun Retno terus bertanya apa Rossa sudah memaafkannya? Namun Afgan hanya diam, tak menanyakannya pada Rossa
Sementara Rossa meski terlihat tenang tapi di telinganya terus terngiang kata-kata Dania.
"Jika ibu kamu yang membesarkan kamu, maka kak Afgan bukan jodoh kamu, karena kalian tumbuh bersama dalam 1 rumah.
"Apa aku harus memaafkan bunda, setelah semua yang aku alami?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPAN
PoetryKisah seorang gadis belia yg terpaksa menikah muda, karena keadaan. Hidup yg sempurna dan bahagia pun berubah jd nestapa, perjalanan hidup penuh ujian dan airmata harus di lalui, kehilangan orang-orang yg dicintai membuat Rossa nyaris putus asa. Ora...