Akhir dari hidup yang sempurna 4

203 15 2
                                    

Afgan yang sudah tersulut emosi, menarik Retno masuk dan menutup pintu tanpa memperdulikan teriakan Ary, saat Afgan dan Retno berbalik Rossa sudah terduduk di lantai dan menangis tersedu.
"Ocha kamu kenapa nak?" Tanya Retno yang langsung menghampiri Rossa dan membantunya berdiri. "Apa bener dia bukan papa aku budhe?" Tanya Rossa di tengah isaknya.
"Bukan Cha, dia datang dan menikahi mama kamu saat papa kandung kamu meninggal saat itu kamu baru lahir" tutur Afgan tanpa basa-basi.
"Afgan!" Hardik Retno  "kenapa bun, benerkan Cha mulai hari ini kamu anggota keluarga ini, kalau mama kamu lebih memilih suaminya dan tidak membela kamu maka kami yang akan membela kamu." Tandas Afgan dengan tegas. "Iya Cha, kamu juga boleh panggil budhe bunda, jangan sedih lagi ya sayang" ucap Retno lembut.
Rossa hanya mengangguk lalu duduk di tengah di antara Afgan dan Retno. "bunda, kak, aku gak mau menikah, aku masih mau sekolah, aku pingin jadi guru" ucap Rossa dengan kepala tertunduk.
"Kamu tenang aja Cha, kakak yang akan menjamin kamu tetap sekolah dan dapat gelar S.pd seperti yang kamu mau kakak janji" ucap Afgan meyakinkan Rossa, dan di angguki oleh Retno yang ikut meyakinkan Rossa.
Waktu berlalu meski sedang di rundung masalah Rossa tetap semangat belajar hingga dapat lulus SMP dengan nilai cukup memuaskan. Dengan di antar Retno Rossa pun berhasil masuk ke sekolah SMK negeri favorite, dengan ketenangan yang ada Rossa mulai melupakan masalah yang ada dan kembali ceria hingga suatu sore saat Rossa baru pulang sekolah, terlihat di teras depan Retno sedang bersitegang dengan Ary sang papa tiri, membuat Rossa mengurungkan niatnya untuk pulang dan memilih sembunyi di balik pohon di depan gerbang.
"Astagfirullah'aladzim papa datang lagi, itu kan Ghio" gumam Rossa saat melihat seorang pria berdiri di samping sang papa. "aku WA kak Afgan aja biar cepat pulang" batin Rossa sambil membuka tasnya untuk mengampil HP tapi baru Rossa mencari no Afgan, mobil polisi memasuki perkarangan, dan Afgan dengan beberapa temannya yang semua berseragam polisi turun dari mobil dan langsung berdiri di samping Retno.
"Apalagi ini om? Masih mau memaksakan kehendak pada anak tiri om Ocha?" Tanya Afgan sinis, dengan siapa om menjodohkan Ocha, dengan orang ini" lanjut Afgan sambil menunjuk wajah Ghio. "Heh anak pungut tidak tau diri, jangan ikut campur" hardik Ary
"Jangan pernah memanggil anakku dengan sebutan anak pungut, kamu Ary, dengar kamu hanya ayah sambung kami lebih berhak atas Ocha di banding kamu" tandas Retno "jika kamu masih berani kesini lagi dan mengganggu Ocha, aku gak segan-segan membuat laporan ke komnas perlindungan anak" lanjut Retno lagi.
"Sudahlah om' Kasihani Ocha, dia gak mau menikah muda, dia hanya mau sekolah, dan kamu Ghio atau siapapun nama kamu, menikahi anak di bawah umur itu melanggar hukum, apalagi secara paksa" tutur Afgan mencoba untuk melunak, tapi Ghio malah buka suara "Kami tidak akan pergi sebelum bertemu Rossa, dan mendengar sendiri dari mulutnya, dia menolak perjodohan ini" tutur Ghio dengan wajah datar.
Mendengar ucapan Ghio membuat Rossa gerah dan keluar dari persembunyian nya. "Aku menolak perjodohan ini" teriak Rossa lantang
Tbc

ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang