Retno menarik Rossa ke dalam pelukannya dan memeluk erat sang putri. "Maafkan bunda nak!"
Perlahan Rossa membalas pelukan Retno. "Bundaa Ocha juga minta maaf" ujar Rossa memeluk erat Retno
"Alhamdulillah ya Allah Ocha sama bunda akhirnya baikan" ucap Afgan yang langsung melangkah mendekati Rossa dan Retno lalu memeluk keduanya "Aku seneng bgt kalian sudah berdamai" ucap Afgan dengan pelupuk mata mulai basah. "Sekarang kita makan aku harus ngantor" lanjut Afgan menggandeng Rossa dan Retno ke meja makan.
*
Sore harinya sesuai rencana aqiqoh di gelar selepas maghrib, semua berjalan lancar, dan tampak kebahagiaan sempurna terpancar di wajah Afros, hingga salah satu tamu undangan mengucapkan sesuatu.
"Ocha kok kamu gak hadir di pemakaman mama kamu, bahkan tahlil selama 7 hari di gelar, kamu gak pernah kelihatan, mentang-mentang udah punya keluarga mau jadi anak durhaka kamu?" tutur ibu Linda yang saudaranya merupakan tetangga Ary dan Alya dengan ketus menghakimi Rossa sebagai anak durhaka.
"Inalillahi wa inalillahi rojiun, mama Alya meninggal? Kapan bu?" Tanya Rossa yang bingung karena tak tahu apa-apa dan langsung terduduk.
"Kamu gak tau cha?" Tanya ibu Linda lagi dan hanya di jawab gelengan kepala oleh Rossa.
*
"Ocha gak tau ibu, saya saja kakak kandungnya Alya tidak di beri tahu oleh Ary suaminya Alya, tolong jangan rusak kebahagiaan Ocha hari ini, lagi pula Almarhumah bukan mama kandungnya" tutur Retno lalu menggandeng Rossa masuk ke kamar.
"Kok bu Retno kelihatan marah banget sama aku ya, kan aku cuma" ucapan Linda di potong oleh tamu lain.
"Cuma apa, cuma mau ngatain anak orang anak durhaka padahal kan kamu gak tau apa-apa dasar emak-emak sotoy" tukas tamu tersebut yang ternyata adalah Nissa dan Devi.
"Makanya bu, kalau gak tau apa-apa jaga mulut jangan asal mangap" tandas Devi dengan raut kesal "Ayo kak Nissa kita lihat Ocha" lanjut Devi lagi.
*
Linda merasa terpojok karena ucapan Devi dan Nissa, yang membuat semua mata menatapnya sinis, bahkan ada salah satu undangan memarahi Linda
"Pergi sana perusuh" teriak salah satu tamu, memaksa Linda berdiri dan meninggalkan lokasi acara diiringi sorak para tamu, yang rata-rata mengenal baik Rossa, dan ikut tersinggung akan ucapan Linda yang memaki Rossa dengan kata-kata anak durhaka.. Sementara itu di kamar, Rossa hanya bisa menangis.
"Kenapa om Ary tega bun, dia gak kasih kabar ke kita tentang meninggalnya mama Alya" tukas Rossa di tengah isaknya.
"Sayang udah ya, kita bahas itu nanti, sekarang kita harus meneruskan acara aqiqoh anak kamu, kasihan dia" tutur Retno lalu menggandeng Rossa ke westafel untuk membasuh wajah.
Di luar kamar.
"Kak gimana nih, acara mau di lanjut atau enggak?" Tanya Devi pada Afgan
"Kalian tolong keluarkan kue dan minuman dulu, nanti saya lihat Ocha dulu" ucap Afgan meminta bantuan Nissa dan Devi.
"Kayaknya Ocha terpukul Gan mendengar berita itu" ucap Nissa, "meskipun tante Alya bukan ibu kandungnya, tapi beliau yang membesarkan Ocha dari bayi" lanjut Nissa lagi, saat tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Rossa keluar.
"Aku gak apa-apa kok, acara ini sudah di rencanakan jauh-jauh hari, jadi acara harus di lanjutkan" ucap Rossa dan melangkah ke depan
"Bapak dan ibu saya mohon maaf atas ketidak nyamanan ini, pak ustad acara bisa di lanjutkan" tutur Rossa lalu mengambil Aira dari gendongan Afgan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CITA, CINTA DAN HARAPAN
PoetryKisah seorang gadis belia yg terpaksa menikah muda, karena keadaan. Hidup yg sempurna dan bahagia pun berubah jd nestapa, perjalanan hidup penuh ujian dan airmata harus di lalui, kehilangan orang-orang yg dicintai membuat Rossa nyaris putus asa. Ora...