42 | Hashtag #serangtimothy

256 51 0
                                    

Bugh

Bugh

Bugh

Banyak pukulan yang Timothy terima dengan cuma-cuma. Tak sedikit pun lelaki itu memberikan perlawanan untuk menghentikan aksi brutal ketiga sahabatnya. Dia terdiam saja seolah pasrah walau nyawanya bisa melayang kapanpun itu.

Kerusuhan ini terjadi sebab Jack mengabari Daffi dan Rayhan perihal apa yang dia dengar dari mulut mungil Melody. Tak peduli walau gadis itu gila, ia tetap seorang wanita yang harus dijaga kehormatannya. Orang-orang mengibaratkan kaum Hawa ini bak berlian yang bersinar terkena pantulan cahaya rembulan. Begitu berharga namun sangat rapuh.

Pengeroyokan yang dipimpin oleh Jack akhirnya dapat dihentikan tatkala si korban mulai lemas tak berdaya. Timothy terkulai dengan bibirnya yang sobek hingga mengeluarkan darah juga kedua rahangnya yang lebam.

Napas ketiga oknum itu saling bersahutan. Berlomba-lomba menghirup oksigen dengan rakus karena alveolus rasanya mengecil. Jack, Daffi, dan Rayhan menatap Timothy murka. Sementara yang ditatap malah mengeluarkan tawanya.

"Haha ... Sshh ... Makasih lo pada udah sayang sama adik gue ...." Timothy terlentang dengan salah satu sudut bibirnya terangkat samar.

"BANGSAT LO ANJING!! BRENGSEK!!" sungut Daffi. Matanya mengeluarkan percikan api. Jujur saja dia sangat-sangat marah saat membaca pesan singkat dari Jack yang kesimpulannya Melody hampir atau sudah dilecehkan. Well, tak dapat dipungkiri ia menaruh hati pada Melody saat pertama kali gadis itu menginjakkan kakinya di Bumi Pertiwi.

"Gue gak nyangka, ketua Dajatira bisa bejat kayak gini," timpal Rayhan sarkastis. Rupanya Jack juga tidak ingin sampai terlewat dalam mencaci-maki sahabatnya.

"Ckck. Lo kayak bukan manusia, Tim. Dimana hati lo? Punya kagak? Itu cewek adik lo, kembaran lo bangsat!! Dia bukan jalang!! Jangan seenaknya mainin cewek kayak gitu! Lo ngerti gak sih?!"

Hening. Alih-alih membalas cercaan ketiga sahabatnya, ekor mata Timothy mengeluarkan cairan bening. Dia menyesal, sungguh. Setelah mendobrak paksa kamar Melody, hatinya gundah-gulana. Cemas memikirkan hal yang tidak-tidak yang mungkin saja terlintas dalam pikiran gadis itu.

"Mel, please ... Angkat telepon gue." kesekian kalinya Timothy menempelkan benda pipih itu dekat telinganya. Sambil terus mondar-mandir, dia menggigit kuku-kuku jemarinya risau. Ah, bagaimana ini? Lagi-lagi suara wanita yang terdengar di seberang sana.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif. Silahkan coba beberapa saat kemudian atau tinggalkan pesan setelah bunyi, 'SEBUTIN PASSWORD NYA GOBLOK! Eh, sayang, hehehe' ...."

Tut ... Tut ... Tut ....

"Argh sial!" Timothy menjambak rambutnya frustrasi. Ini tidak adil. Dia yang berbuat, tapi Melody yang menderita. Aarrgghhh siapapun tolong kembalikan waktu yang telah membuatnya menyesal seperti saat ini. Timothy bersumpah tidak akan macam-macam pada Melody.

"Setidaknya gue harap lo gak ngelakuin yang aneh-aneh, Mel. Please, gue takut ..." lirih Timothy menundukkan kepala. Hatinya semakin merasa bersalah ketika memikirkan ia saja larut dalam kesedihan, lalu bagaimana dengan Melody? Harga dirinya terluka habis-habisan.

"Hiks ... Mel ... Maafin gue ...."

TOK TOK TOK

My Brother My Boyfriend [ SELESAI ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang