Gak salah lagi. IQ lo pasti cuma satu digit setengah.
***
Tiga puluh menit sudah Melody memperhatikan soal di depannya itu. Menggaruk tengkuk atau bahkan menggigit jari karena kebingungan. Tanpa mempedulikan lelaki di sebelahnya yang sudah misuh-misuh tak jelas.
Timothy geram, sungguh. Adik perempuannya ini benar-benar bodoh. Tidak tahu bagaimana caranya mengajarkan spesies satu ini. Lemah lembut tidak mempan, dikasari malah jantungan. Pfffttt.
Sekali lagi Melody bergumam, "Sepuluh log sepuluh, berapa yaa?"
"ANJING! SEPULUH LOG SEPULUH ITU SAMA DENGAN SATU, BEGO!! LO PUNYA OTAK GAK SIH?! EMOSI GUE LIHATNYA GAK ADA PERKEMBANGAN," berang Timothy setelah susah-payah menahan emosinya.
"Oh, jawabannya satu ya. Umm ... Kenapa gak bilang dari awal sih Mo? Kan, jadinya buang-buang waktu," respon Melody santai. Raut wajahnya didesain polos tanpa merasa dosa sedikit pun.
Timothy membuang wajah ke samping. Mencoba mengatur napas agar tidak sampai menghabisi nyawa seseorang di rumahnya sendiri. "Namanya juga tugas kelompok, sayang. Lo usaha dikit dong, jangan cuma numpang nama. Lo tau? Kalau aja gue pilih Ficka, setengah jam semua soal udah kelar. Lha, ini lo?? Waktu selama itu satu soal pun gak kelar-kelar, Melody. Lo manusia apa bukan, hmm? Gak waras kayaknya," cecar Timothy.
Kesal dinasihati terlalu panjang, Melody mengerucutkan bibir mungilnya. "Satu kesempatan lagi deh," melasnya. Timothy meraih secarik kertas kosong lalu menuliskan sebuah soal dasar.
"Sepuluh log seratus?" gumam Melody. Wajahnya mulai panik ketika tak sengaja menangkap percikan api dari lawan bicaranya.
"Tunggu apalagi? Ayo jawab!" interogasi Timothy.
"B-bentar, Mo. Gue ... L-lagi nunggu ... Cahaya ilahi!"
"Buset! Gak salah lagi. IQ lo pasti cuma satu digit setengah. Otak lo tuh, iya yang mungil kayak kecambah itu, pasti ketuker sama otak bekantan di Ragunan sana!!" geram Timothy. Dia bisa bersumpah seberapapun bayaran yang ditawarkan, Timothy akan menolak tawaran untuk menjadi guru bimbel gadis ini. Melelahkan, hanya menguras emosi, kesabaran, dan semakin menambah dosa.
Melody memiringkan wajahnya, "Manusia tidak ada yang sempurna, hehe ...."
"Iya emang. Tapi kalau semua manusia bentukannya kayak lo, udah angkat tangan dah gue. Dasar gen B!" Timothy mengangkat pantatnya lalu memasuki dapur. Sebelum Melody menjawab, dia kembali menyela, "Udah jangan ngomong! Lo malah bikin gue makin pusing."
Gadis itu manggut-manggut, "Oke. Dengan ini saya, Melody Pierson akan mengintrospeksi diri. Sekian wassalam."
Setelahnya Melody menelungkupkan kepala. Mengetuk-ngetuk pulpen dalam genggamannya ke atas meja. Itu hanya berlangsung selama sepersekian detik saja. Saat hidungnya mencium aroma sedap dari arah dapur, Melody langsung bangkit dan menghampiri malaikat tampan idaman masa depan.
"Momo lagi masak??" pekik Melody dibalas tak minat oleh sang kakak.
"Bukan. Lagi berak."
"Beraknya aja udah berkualitas, apalagi spermanya," celetuk Melody malu-malu. Mendengar itu, Timothy mengiris bawang merah dengan kasar. Mencampurkannya ke dalam wajan berisi nasi goreng tanpa peduli jika Melody akan menggigit mentah-mentah potongan bawang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother My Boyfriend [ SELESAI ✓ ]
HumorFOLLOW DULU AKUN AUTHOR !! REVISI 90% BERBEDA DARI VERSI SEBELUMNYA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN CERITA INI MENGANDUNG BAHASA KASAR oke happy reading ❤ - - - - - [ COMEDY - ROMANCE ] Otaknya yang minim serta akalnya yang gila membuat orang...