49 | Dua Kubu

207 40 0
                                    

Waktu pemilihan presiden, lo pilih siapa? Jokowi atau Prabowo?

***

Ada perselisihan yang diakibatkan oleh hal-hal tak logis.

"Makin sini lo makin ngawur ya bambang! Dia tuh pacar gue!!" sewot Ficka sambil mendorong bahu lawannya pelan.

Melody membuang ludahnya ke samping, "Cih najisun! Pacar bisa apa kalau dia udah kawin sama gue?! Gue sekarang lagi hamil anaknya!"

Iya, pertengkaran ini terjadi antara Ficka dan Melody. Mereka sedang memperebutkan seorang lelaki yang diimpikan bisa menjadi imamnya di masa depan. Keduanya tidak mau merelakan sang tambatan hati untuk wanita lain.

"Orang Pak Gogoblok aja datang ke acara nikahan kita!" keukeuh Melody. Tapi Ficka tidak ingin mempercayainya. Cih! Seorang Melody Pierson bisa dipercaya?? Jangan harap!

"Ada baiknya sebelum meninggikan mimpi, tinggikan dulu ukuran tubuh sama kualitas. Gak mungkin dia bakalan pilih lo yang otaknya cuma seperempat!" sinis Ficka.

"Seperempat?" ulang Melody. "Tapi sayangnya cinta gue buat dia sesempurna bidadari surga. Mau apa lo?!"

"Omongannya aja udah gak jelas, apalagi masa depan dia kalau nikah sama lo? Madesu tau gak? Masa depan suram!"

Sementara itu, ada satu orang gadis yang menatap kedua sahabatnya dengan jengah, "Anjir! Mendingan juga cowok gue. Ganteng iya, bisa diandalkan so pasti, bobrok apalagi. Kurang apa coba seorang Jack di hati Nayya?"

Dan di sisi lain, seorang informan berlari kencang menghampiri ketiga lelaki yang sibuk memalak anak-anak cupu. Lumayan nambah-nambah pemasukan. Dan lagi, mereka akan aman selama berada di bawah naungan Timothy dan Daffi si anak emas SMA Angkasa.

"Beliin gue batagor! Duitnya pakai punya lo dulu, ntar gue ganti," titah Rayhan pada seorang adik kelas.

"T-tapi ... Digantinya kapan, kak? S-soalnya uang ini ... Buat bayar uang kas ..." cicit adik kelas itu.

"Yaa bayarnya ntar kalau gue udah niat. Itupun kalau gue masih ingat," enteng Rayhan. Saat si adik kelas akan kembali membantah, Timothy angkat suara. Dia memukul tembok di depannya hingga membuat si korban kaget.

"Lo!! Berani ngelawan sama kita, huh?!"

"N-nggak, kak. I-iya s-sebentar s-saya beliin dulu batagornya," pasrah, orang itu pun melangkahkan kakinya menghampiri stand penjual batagor. Sementara ketiga Dajatira itu bertos ria, bangga dengan diri sendiri setelah berhasil memalak.

"Timothy ...!" panggil si informan yang baru datang dengan napas yang ngos-ngosan. Tak sedikit pun Timothy meresponnya. "Sorry ganggu waktu kalian. Hosh ... A-anu ... Adik sama pacar lo ...." barulah Timothy merasa terpanggil.

"Ngomong dalam tiga kata!" dingin Timothy.

"Mereka lagi berantem," beritahu si informan itu. Sontak saja Timothy tersedak salivanya sendiri. Dia menggebrak meja lantas mengalihkan perhatian pada lawan bicaranya.

"Apa lo bilang?! Berantem?!!"

"I-iya ..." cicitnya gugup. Kan, kalau di sekolah, Timothy cs menyeramkan, tidak ada kesan gemoy yang bikin kita melehoy.

"Ajig! Ada masalah apa sih mereka??" heran Timothy. Dengan tergesa-gesa, Timothy meninggalkan kantin dan berniat menghampiri kedua gadisnya. Diikuti Daffi dan Rayhan, tentu saja. Si Rayhan bahkan sudah lupa dengan batagornya.

"Gak boleh!! Dia cowok gue, Melody! Lo gak ada apa-apanya. Gak sebanding sama gue!!" - Ficka.

"Gue punya susu dan gue subur! Gue bisa ngasih dia keturunan sampai selusin. Emangnya lo?!! Tepos!" - Melody.

My Brother My Boyfriend [ SELESAI ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang