50 | Selalu Dinomorduakan

216 40 0
                                    

Intinya gue cuma sebagai cadangan.

***

Hari sudah menunjukkan pukul setengah sebelas lebih. Janjinya mereka akan bertemu dan menghabiskan waktu mulai dari pukul sembilan. Berarti sudah sembilan puluh menit Ficka menunggu sang kekasih di halaman rumahnya.

Padahal ia sudah berdandan. Tapi kenapa Timothy tidak menunjukkan batang hidungnya disini? Pfffttt satu minggu ini lelaki itu sangat menyebalkan!

Ficka mulai tidak tahu apa yang harus ia lakukan selain memaju-mundurkan kakinya. Sesekali gadis itu mengecek ponselnya, berharap ada notifikasi dari sang pujaan hati. Tapi nihil. Timothy seakan tengah bereinkarnasi menjadi patung salju.

"Masih belum berangkat?" interogasi Aris—papanya. Ficka menoleh lantas menggeleng disertai senyuman manisnya.

"Belum. Mungkin Timothy masih tidur, ... Atau lupa kali kalau kita udah ada janji."

Jawaban putrinya membuat Aris geleng-geleng kepala. Dari tadi, Aris sudah mengatakan bahwasanya Timothy tidak akan datang. Tapi Ficka terlalu keras kepala dan bersikukuh untuk terus menunggunya.

"Gak mungkin, ah, pa. Walau terlambat, Timothy pasti datang. Ficka yakin," ujarnya kesekian kali. "Tuh kan, lihat ada notifikasi dari dia."

Timothy ❤
Hei Fick
Sorry ya gue gak jadi pergi bareng lo
Ada urusan mendadak sama Melody
Maaf ya :((

Ficka
Oh gtu ya
Hm yaudah gpp
Lain kali aja

Timothy
Aduh sorry banget Ficka
Gak tau kenapa dia mendadak banget :(

Ficka
Iya Tim

Timothy
Masalahnya gue juga lupa baru ngabarin lo
Sorry banget 😭

Ficka
Au ah gue udah bilang gpp juga

Timothy ❤
Ya pokoknya gue minta maaf :(((

Read

Ficka menghela napasnya kecewa. Lagi-lagi Melody yang lelaki itu prioritaskan. Apa bedanya? Mereka sama-sama gadis yang dicintai Timothy. Hanya saja salah satu diantaranya lebih mendominasi.

Ada rasa kesal pada Melody. Tapi sebisa mungkin Ficka mengenyampingkan perasaan itu. Bagaimanapun juga ini bukan kesalahan Melody, ... kan?

Tapi bagaimana jika memang Melody yang menghalangi Timothy untuk bertemu dengannya? Ada kemungkinan beberapa persen, mengingat dua sejoli itu yang masih saling menyimpan rasa.

"Aduh tolong ya, otak. Jangan bikin gue benci sama Melody. Dia sahabat gue, gak mungkin kayak gitu," ujar Ficka bermonolog dengan mencoba meyakinkan hatinya.

Tanggung sudah berdandan cantik begini, Ficka memilih untuk melanjutkan perjalanan walau seorang diri dan sedikit mendung. Tidak apa, ia bisa pergi dengan maksud membeli buku pelajaran baru.

"Mbak Ficka, ya?" tanya seorang pengemudi ojol yang baru menepikan motornya. Ficka mengangguk, yang mana membuat pengemudi ojol itu menyerahkan helm untuk sang customer.

My Brother My Boyfriend [ SELESAI ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang