Haha Anda kena prank.
***
"Melody!" seru orang itu untuk kesekian kalinya. Hembusan nafas berat Melody keluarkan dengan malas. Ia membalikkan badan pada orang yang belakangan ini selalu menemaninya.
"Pergi atau menetap?"
Huh, membosankan! Setiap hari sepanjang masa Melody selalu disuguhkan pertanyaan serupa. Berani bersumpah, Melody lebih menyukai soal kimia dalam jumlah banyak sekalipun. Pertanyaan ini terlalu sulit untuk ia jawab.
"Melody gak tau," balas Melody tak acuh. Orang itu menghela nafas singkat.
"Bagaimana bisa kau begitu tidak peduli? Ini hidupmu, cepat tentukan nasib selanjutnya!"
"Melody gak tau!" ulang Melody keukeuh.
"Gadis muda, lihatlah bagaimana setiap hari orang-orang itu datang menjengukmu! Mereka membawa harapan yang sama, harapan yang tak pernah padam, juga doa yang selalu mengalir bahwa mereka tidak ingin kehilanganmu," jelas orang itu.
Melody yang sedang memetik bunga berwarna-warni pun menundukkan kepala. Ia tak kuasa menahan sesak pada dadanya, menahan air mata yang memberontak keluar, menahan rindu yang teramat sangat, menahan beban yang membuat tubuh mungilnya tak bisa bangkit berdiri.
"Melody mau pacaran sama Timothy ... Hiks ... Melody gak mau jadi adiknya Timothy ... Hiks ... Melody ... C-cuma ...."
"Jangan hanya memikirkan satu atau dua orang saja, gadis muda. Coba tatap kedua orang paruh baya itu!" Melody mengikuti arah tunjuknya. Terpampang jelas penampilan Emily dan Harry yang berbeda 180°. Mereka begitu lusuh, tidak elegan seperti biasanya. Belum lagi Timothy dengan kulit putih pucatnya. Ah, lelaki itu menyerupai mayat hidup.
"Kudengar setiap hari mereka datang memohon padaku untuk dengan segera mengembalikan dirimu padanya. Mereka mengemis agar aku tidak merenggutmu dari dunia dimana mereka bisa tertawa bahagia dengan hadirnya dirimu, gadis muda. Jangan hanya mementingkan egomu!"
Tangis Melody kian pecah. Bahkan kini kedua bahunya sudah naik-turun menyesuaikan dengan deru nafas yang memburu. Bunga yang sebelumnya sudah ia petik berjatuhan pada bumi tempatnya berpijak.
"Melody harus apa dong??"
"Baiklah aku akan sedikit mempermainkan takdirmu."
___
Three month letter
"Apa? Eutanasia?!" pekik Timothy terkejut bukan main. Ia yang baru saja datang setor wajah tiba-tiba diberi hadiah seperti ini. Wow keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother My Boyfriend [ SELESAI ✓ ]
HumorFOLLOW DULU AKUN AUTHOR !! REVISI 90% BERBEDA DARI VERSI SEBELUMNYA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN CERITA INI MENGANDUNG BAHASA KASAR oke happy reading ❤ - - - - - [ COMEDY - ROMANCE ] Otaknya yang minim serta akalnya yang gila membuat orang...