53 | Salah Paham

272 37 1
                                    

Cie yang kena tipu :v

***

"FICKA! FICKA!! FICKA!!!"

BYUR

"MELODY!!" kompak orang-orang itu melempar kekesalannya atas kebodohan Melody. Sementara si empunya malah garuk-garuk kepala disertai cengiran lebar yang khas akan dirinya.

Uhuk uhuk uhuk

"Berhasil!!" pekik Melody girang. Lantas mereka mengalihkan perhatian pada Ficka yang batuk-batuk. Nayya yang duduk di sebelahnya mencoba memberikan pertolongan dengan memukul-mukul secara pelan tengkuk gadis itu.

"Rasa detergen ..." gumam Ficka.

"Hmm? Itu air bekas cucian btw." Melody menunjuk tempat dimana ia mendapat seember air itu. Yang menyebalkan disini adalah mimik wajahnya yang memang didesain polos tanpa merasa bersalah secuil pun. Melody yang gila dan Ficka yang malang.

"Goblok! Lo mau ngeracun pacar gue apa huh?!" marah Timothy lalu tangannya menyodorkan satu gelas air mineral. Melody mengedikkan bahunya tidak peduli, karena yang ia pikirkan dari tadi adalah bagaimana caranya agar bisa membuat Ficka sadar. Bahkan sebelumnya sudah terlintas untuk menampol hidung Ficka pakai kaos kaki buluknya. Pasti itu lebih mujarab ✨

"I-ini ... Kenapa pada ngumpul disini ...? Mau bahas soal Melody, ya? Hiks ... Iya gue tau gue salah ... Gue bodoh. Tapi please gue—"

"Lo ngomong apa sih, Fick?" heran Jack tidak mengerti. "Nih gue kasih tau ya. Kalau mau gibahin Melody yang jarang banget mandi, jangan di depan orangnya langsung. Ntar dia pundung terus gantung diri. Nah lho lo mau apa?"

"Sekate-katenya aje ye lo! Gue mandi sehari lima triliun kali!" sewot Melody menempelkan kelima jari mungilnya tepat di wajah Jack. Jack pun menepis pelan telapak tangan si gila lalu berdecak.

"Ckckck. Ratu drama, ratu rakus, ratu mesum, ratu gila, sekarang mau jadi ratu bohong juga, hmm?" bukannya menjawab atau apa, Melody malah menjulurkan lidahnya mengejek Jack.

Sementara itu, Timothy sedang berusaha menenangkan Ficka yang rupanya tengah menceritakan alur buruk dimana dirinya menjadi setan. Membunuh Melody? Dia tidak segila itu.

"Ssttt ... Gapapa kok Fick gapapa. Lo mau bunuh Melody sampai seratus kali pun, percuma. Dia gak akan mati cuma gara-gara minum racun. Nyawanya ada banyak, kayak kucing liar. Tapi kalau lo bunuh dia dengan gak kasih makanan, baru tuh orgil bakalan mati kayak paus terdampar. Udah, tenang ya? Gak usah dipikirin, itu cuma mimpi," jelas Timothy.

"Tapi Tim ... Hiks ... Gue gak bermaksud racun Melody ... Hiks ... Gue ... Gue emang beli obat itu, tapi ... Hiks ... Gue juga gak ngerti kenapa tiba-tiba bisa kayak gini ..." tangis Ficka. Tangannya mencengkeram kaos yang digunakan Timothy.

"Yang jelasin deh yang. Kasihan," ucap Nayya menatap Jack.

"Aduh gini ya, neng geulis." Jack menepuk jidatnya. "Sebenarnya lo itu dari tadi cuma mimpi. Lo pingsan Fick, pingsan. Bukan lagi kesurupan. Tenang aja, oke?"

Tetap saja Ficka tidak mengerti.

"Huh ... Jadi gini ...."

My Brother My Boyfriend [ SELESAI ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang