55 | My Brother My Boyfriend

784 51 0
                                    

Strong
- One Direction -

***

Di markas besar Dajatira sedang berlangsung rapat kecil-kecilan anggota inti. Ditemani martabak manis semanis abang yang membuatnya juga ada krupuk dan beberapa minuman non-alkohol.

Potongan paling ujung martabak kacang cokelat itu dikunyah oleh Jack. "Zal! Lo mau ikut kagak??" serunya berteriak. Rizal yang sedang melayani beberapa pelanggan pun terpaksa menjawab seadanya.

"Kagak."

"Eh anying minimal lo tanya dulu mau pergi kemana. Ini malah langsung nolak anjrit," dengus Jack.

Rizal terkekeh, "Hehe ... Iya deh iya. Ikut kemana emangnya?"

"Vila," jawab Daffi singkat, padat, jelas.

"Lebih tepatnya vila punya bokap nyokap gue, iya gue, Jack Alfonso Dinatya. Kenapa? Iri yah? Yah kasihan yang nggak punya vila gak bisa liburan dong," songong Jack mengundang bogeman dari siapapun yang mendengarnya. Jangan lupa bayangkan wajahnya yang belagu tingkat dewa.

"Satu hari sebelum pembantaian," celetuk Rayhan datar. Saat itu juga Jack bergerak rusuh, meminta temannya untuk meralat perkataannya.

"Kalau cuma malu-maluin, mending lo berdua resign aja deh dari Dajatira!" sergah Timothy tajam. Wajahnya yang tampan berubah seperti elang yang sedang mengincar mangsanya.

"Ekhem. Jadi gimana Zal? Lo ikut?" Rayhan mengalihkan pembicaraan. Walau begitu sesekali bola matanya melirik Timothy diam-diam.

"Umm ... Lihat ntar aja deh. Takutnya gue ada urusan mendadak."

"Sok sibuk. Ikut ya, udah tulis Rizal si juru masak Dajatira. Gancang Timothy!!" eh, eh. Timothy menatap nyalang Jack yang sembarang memerintahnya. "Elah balik lagi ke TK sono! Lambat amat lo tulis nama Rizal doang. Sama lo aja deh Fi. IQ lo kan gak beda jauh dari dia."

Jack benar-benar menyebalkan. Mentang-mentang akan meminjam vilanya, dia bisa semena-mena seperti sekarang. Lancang sekali dia menyuruh-nyuruh pak ketua dan wakilnya.

"Pertanyaannya, buat apa ditulis segala, hmm? Lo pikir kita mau bikin proposal? Atau hanya formalitas?" jengah Daffi. Jack cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ya ... Anu ... Biar si Rizal nya semangat aja. Cuma buat memotivasi. Itu doang kok, hehehe ...." 

Daffi menatap datar Jack yang tingkah lakunya mirip seperti sang kekasih, Melody. "Udah pasti ikut ya, Zal. Gak seru kalau ntar disana kita tiba-tiba jadi kanibal gara-gara gak ada yang masak."

"Cih. Maksud el gue jadi pembokat gitu?"

"Eh, gak usah merendah gitu, Zal. Kita gak bilang kayak gitu kok. Tapi kalau emang lo merasa, yaudah sih gapapa. Biar lebih akrab aja." Timothy menampilkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi. Sementara Rizal? Mendelik malas lalu kembali melayani pelanggannya seolah tidak ada yang terjadi antara dia dan Dajatira.

***

Liburan. Satu kata yang wajib dilakukan dikala penat melanda. Melepas segala aura negatif penyebab utama stres. Yang mampu mengembalikan suasana hati selepas mengerjakan ujian akhir tahun.

Muda-mudi itu melepas nyanyian untuk mengiringi perjalanan. Canda tawa dan rasa kekeluargaan begitu terasa melingkupi. Tak memandang perbedaan dan strata sosial. Yang penting bahagia bersama.

Berkali-kali Melody menjadi bintangnya. Penyanyi, pelawak, sekaligus pemeran drama istri yang disakiti oleh suaminya sendiri. Diselingkuhi? Ya, itu peran yang cocok untuknya.

My Brother My Boyfriend [ SELESAI ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang