Trauma Itu Kembali

1.6K 59 2
                                    

Reyna berjalan keluar dari sekolah menuju halte untuk menunggu taksi lewat. Pasalnya Rakha tidak bisa menjemputnya.

Ini adalah kali pertama Reyna pulang sendiri dan naik taksi. Keadaan sekitar halte lumayan sepi membuat Reyna semakin takut.

Reyna sudah menunggu taksi sekitar 30 menit namun tidak ada juga taksi yang lewat, hanya ada beberapa kendaraan yang sesekali melintas disana.

"Mama hiks . . . " Reyna mulai gemetar, rasanya tubuhnya lemas ditambah lagi hari sudah sore dan dia belum juga mendapatkan taksi.

Tadinya dia ingin memesan taksi online tapi hpnya sudah mati.

"Hiks . . hiks . ." Reyna semakin terisak karna dia melihat ada dua orang laki-laki mendekat kearah halte.

Kedua orang itu pun duduk diujung kursi panjang halte itu.

"Hiks . . hiks . . ." Reyna tak kuat badannya sangat lemas.

"Dek kenapa nangis dek?" tanya salah satu laki-laki itu. Nampaknya kedua laki-laki itu baik, terlihat dari penampilannya yang sepertinya karyawan kantoran.

Namun tetap saja Reyna takut, dia masih terbayang-bayang saat dia digoda oleh beberapa laki-laki mabuk dipinggir jalan waktu itu.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan halte. Reyna melihat orang yang keluar dari mobil itu menghampirinya.

"Reyna, kenapa nangis?" Tanya orang itu yang tak lain adalah abangnya sendiri, Rakha.

"Hiks . . hiks . . ." Reyna terus saja terisak.

Akhirnya Rakha pun menuntun adiknya itu kedalam mobil.
Rakha tau adiknya sedang ketakutan saat ini.

Rakha merasa bersalah, karna tadi dia menyuruh adiknya untuk naik taksi saja. Padahal dia tau adiknya belum pernah naik taksi sekalipun.

"Maafin abang dek. Abang lupa kalau kamu masih trauma" ucap Rakha merasa bersalah.

Tanpa pikir panjang lagi Rakha pun melajukan mobilnya meninggalkan halte.

Sepanjang perjalanan Rakha terus saja mengumpat dalam hatinya. Dia begitu marah pada dirinya sendiri dan juga kepada Reyhan.

"Ini semua gara-gara Reyhan, bilangnya mau nganterin balik tapi yang dianterin orang lain. Dasar laki-laki nggak bertanggung jawab" batin Rakha.

Rakha melirik kearah Reyna yang masih saja menangis, tubuhnya juga masih gemetar, sungguh Rakha sangat merasa iba pada adiknya itu.

***

Setelah mengantarkan Bella pulang, Reyhan kembali menuju sekolah. Entah kenapa batinnya merasa tidak enak dan terus saja teringat Reyna.

Sampainya Reyhan didepan gerbang sekolah, dilihatnya sudah sangat sepi.
Bagaimana tidak? Ini memang sudah sore.

Lalu Rakha melajukan motornya kearah halte dekat sekolah. Disana hanya ada 2 orang laki-laki yang sedang duduk, mungkin saja sedang menunggu taksi.

Reyhan pun turun dari motornya dan dia bertanya kepada kedua laki-laki itu.

"Mas, ada liat anak cewe nggak disini tadi?" tanya Reyhan

"Cewe anak sekolahan bukan?" tanya salah satu laki-laki itu kembali

"Iya bener, mas liat?" tanya Reyhan lagi.

"Ada tadi, dia kayak ketakutan gitu, pas saya tanya dia malah nangis. Tapi tadi dia dijemput sama laki-laki. Mungkin keluarganya" ucap laki-laki itu.

Reyhan baru ingat. Kalau Reyna punya trauma.

"Gitu ya mas. Yaudah makasih mas. Saya duluan" ucap Reyhan lalu dengan segera menaiki motornya dan dia langsung tancap gas menuju rumah Reyna.

"Kenapa gue lupa kalau dia punya trauma? Arrghh!! Pasti dia marah sama gue" Reyhan frustasi, pikirannya kacau.

Dia hanya takut dicap sebagai laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Terlebih kepada Rakha yang kemaren sempat menonjok wajahnya hingga biru-biru hanya karna dia membuat Reyna cemburu dan menangis.


Segitu dulu guys
Jangan lupa votenya kalau mau dilanjut terus 😂
Babang Reyhan nih guys 😘

Segitu dulu guysJangan lupa votenya kalau mau dilanjut terus 😂Babang Reyhan nih guys 😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reyhan Reyna [COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang