Pagi sekali Reyna sudah berangkat ke sekolah diantar oleh Rakha.
"Hari ini terakhir kamu kesekolah" ucap Rakha sambil fokus menyetir.
"Hhmm" jawab Reyna hanya ber 'hm' saja.
"Udah kamu jangan pikirin Reyhan lagi" ucap Rakha
"Nggak kok bang" jawab Reyna lagi.
Rakha tau Reyna masih mencintai Reyhan si cowo brengsek itu, tapi Rakha tidak bisa membiarkan semua ini berlarut begitu saja.
"Kamu temuin Reyhan hari ini. Ngomong baik-baik sama dia walaupun kamu tau kenyataannya" ucap Rakha.
Reyna hanya diam sambil menatap jalanan, pikirannya sangat kacau saat ini.
Bagaimana bisa meninggalkan orang yang kita sayang begitu saja??
"Nggak bang, aku rasa nggak mampu" ucap Reyna
"Tapi ini harus diselesaiin Rey" ucap Rakha.
"Udah bang, aku nggak mau bahas ini" ucap Reyna yang sudah tak mood.
Disisi lain, Reyhan berangkat ke sekolah dengan tidak bersemangat, dia terus saja memikirkan hubungannya dengan Reyna. Terlebih lagi nanti dia juga akan bertemu dengan Bella, apa yang harus dia jelaskan?
"Kalau bisa bolos sih pengen bolos aja hari ini" ucap Rakha lalu dia memasang maskernya. Seketika itu pula dia teringat pada Reyna yang selalu pakai masker kemana-mana.
"Ck!! Reyna lo bikin gue gila" Reyhan terlihat frustasi sekali.Lalu Reyhan pun segera memasang helmnya dan langsung berangkat ke sekolah.
***
Reyna menatap guru matematika yang sedang menjelaskan materi didepan papan tulis. Ini adalah kali terakhir dia belajar dikelas ini, rasanya sungguh sangat tak rela meninggalkan Indonesia.
"Sin, nanti istirahat gue mau ngomong sama lo" ucap Reyna pada Sinta yang duduk disebelahnya.
Sinta adalah teman Reyna satu-satu yang sangat akrab, walaupun Sinta terkadang tidak satu selera dengannya tapi Reyna senang berteman dengan Sinta.
"Ngomong apa?" Tanya Sinta
"Nanti aja istirahat" ucap Reyna.
"Yaelah, ribet amat lo" ucap Sinta, Reyna terkekeh melihat Sinta yang mudah sekali kesal padanya.
Jam istirahat pun telah tiba, guru pun sudah keluar dari kelas. Murid-murid juga berhamburan keluar kini hanya tinggal Reyna dan juga Sinta dikelas.
"Yok cabut, ngantin" ucap Sinta
"Lo lupa kalau gue mau ngomong sama lo?" Ucap Reyna mengingatkan Sinta.
"Oh iya lupa, buru deh mau ngomong apa?" Tanya Sinta.
"Gue mau ngomong sama lo, tapi lo duduk dulu dong" ucap Reyna
"Ahh ribet bener dah" ucap Sinta lalu dia duduk menghadap Reyna.
Reyna menatap Sinta dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Reyna pun memeluk Sinta erat.
"Eh apaan sih lo? Kok jadi meluk gue? Katanya mau ngomong" ucap Sinta
"Gue bakal pindah Sin" ucap Reyna
"Haaaa?" Kaget Sinta lalu Sinta melepaskan pelukan Reyna dan menatap Reyna serius.
"Pindah kemana? Bercanda lo yah? Hahaha" ucap Sinta lalu dia tertawa.
"Gue serius, gue besok pindah ke Amerika" ucap Sinta
"Amerika? Jauh amat? Terus kapan pulang?" Tanya Sinta
"Gue belum tau, gue bakal menetap disana, gue mau berobat" ucap Reyna
"Hhuaaaaaa nggak rela, lo jangan pergi dong Rey" Sinta memeluk Reyna dengan derai airmata.
"Nggak bisa, gue harus pergi" ucap Reyna
"Terus gimana dong sama gue? Gue nggak punya temen selain elo, nanti gue nggak bisa nyontek lagi dong sama lo" ucap Sinta tak rela.
"Ada temen yang lain kok, mereka pasti mau nyontekin lo. Lagian gue nggak bisa kayak lo, bisa bebas berteman sama orang lain. Makanya gue mau berobat biar bisa kayak lo, punya temen banyak" ucap Reyna
"Tapi kok lo mendadak gini sih? Jahat banget iihh sama gue" ucap Sinta
"Ini semua demi gue. Lo mau kan gue punya banyak temen?" Tanya Reyna
"Nggak ah gue nggak mau lo punya banyak temen, cukup gue aja" ucap Sinta.
"Itu namanya lo egois. Gini deh gue janji nanti kalau gue balik lagi lo mau apa?" Tanya Reyna
"Tapi janji yah, lo balik lagi" ucap Sinta
"Janji deh, semoga kita ketemu lagi" ucap Reyna
"Pasti, kita pasti ketemu lagi" ucap Sinta
***
Reyna berjalan menuju parkiran, rasanya dia tak rela meninggalkan sekolah tercintanya ini. Apalagi sekolah ini adalah tempat dimana dia menemukan cinta pertamanya.
"Gue harus kuat" ucap Reyna meyakinkan diri.
Saat Reyna berjalan menuju parkiran, tangan Reyna ditahan oleh seseorang.
Reyna pun menatap orang itu."Reyhan" batin Reyna menatap orang itu.
"Kenapa menghindar?" Tanya Reyhan langsung tanpa melepaskan tangannya yang masih menahan tangan Reyna.
Bukannya menjawab, Reyna malah berusaha melepaskan genggaman tangan Reyhan yang ada dipergelangan tangannya.
"Lepasin, aku harus pergi" ucap Reyna lalu berhasil melepaskan tangan Reyhan dan setelah itu langsung masuk kedalam mobil yang sudah menjemput Reyna.
"Reyna, lo pasti udah tau semua ini, maafin gue Rey, emang emang bodoh" Gumam Reyhan terlihat dia sudah pasrah dengan keadaan.
***
Galau banget deh 😪
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan Reyna [COMPLATE]
Ficção AdolescenteMove on itu memang sangat sulit bagi orang yang terlalu dalam mencintai. Tapi yang lebih sulit itu adalah ketika kita mencintai seseorang yang belum bisa move on dari masa lalunya. Apa itu yang namanya egois? ingin mendapatkan yang baru namun tak bi...