Kini acara ultah sekolah sudah selesai, hari pun sudah sore. Beberapa anggota osis yang lain sudah pulang karna memang pekerjaan mereka sudah selesai.
"Reyhan aku duluan pulang yah" ucap Reyna sambil mengambil tasnya.
"Udah dijemput?" tanya Reyhan
"Udah"
"Yaudah aku anterin ke parkiran" ucap Reyhan lalu dia pun mengantar Reyna menuju parkiran sekolah.
"Nanti malem aku jemput yah" ucap Reyhan
"Emang mau kemana?" Reyna menatap Reyhan.
"Mau traktir kamu makan" ucap Reyhan lalu dia tersenyum begitu manis.
"Cuma berdua?"
"Iya, boleh?" tanya Reyhan sekali lagi.
"Eemm kamu minta izin sama bang Rakha aja yah" ucap Reyna
"Ok deh nanti aku izin sama abang kamu" ucap Reyhan menghentikan langkahnya karna sudah tiba didepan mobil jemputanmu.
"Kalau gitu aku duluan yah"
"Iya, see you" ucap Reyhan lalu Reyna masuk kedalam mobilnya.
Setelah mobil Reyna pergi Rryhan kembali ke ruang osis.
"Rey entar malem main ps yuk kerumah gue" ucap Devan pada Reyhan yang baru saja masuk kedalam ruang osis.
"Nggak bisa. Gue mau pergi" tolak Reyhan sambil memasang tasnya kepunggung.
"Kenapa?" sahut Denis.
"Ada janji sama orang" ucap Reyhan
"Oh gue tau, lo mau jalan sama Reyna kan? Hayo ngaku lo" ucap Denis
"Yang bener Rey?" tanya Devan
"Bukan urusan kalian. Udah ah gue mau cabut" ucap Reyhan
"Ah elo Rey, tau kok gue kalau lo lagi pdkt. Selow aja kita dukung kok" ucap Devan.
"Banyak bacot. Buka urusan lo. Udah sana keluar gue mau ngunci pintunya" ucap Reyhan
"Bentar lagi ada yang nggak jomblo nih" goda Denis. Memang makhluk yang satu ini beda dari yang lain. Selalu saja mengganggu Reyhan dan membuat Reyhan kesal.
"Udah ah nis cabut. Main ps kerumah gue" ucap Devan menarik tangan Denis keluar ruangan osis sebelum Reyhan mengamuk.
***
Ting tong . . .Bel rumah Reyna berbunyi. Rakha yang mendengar itupun langsung menuju pintu utama untuk mengetahui siapa yang bertamu selepas magrib seperti ini.
"Ah siapa sih? Ganggu orang aja" kesal Rakha.
Lalu Rakha pun membuka pintu. Terlihat dosana seorang laki-laki berbaju kaos warna pink dan topi warna hitam sedang tersenyum ramah ke arahnya.
"Ngapain lo kesini?" tanya Rakha
"Nyari Reyna bang" ucap Orang itu yang tak lain adalah Reyhan.
"Mau ngapain emang nyari adek gue?" tanya Rakha
"Ngajak jalan bentar, boleh kan bang?" tanya Reyhan
"Jalan? Lo mau ngajak adek gue jalan? Nggak salah denger gue? Salah orang kali lo" ucap Rakha
"Nggak bang. Nggak salah orang" ucap Reyhan
"Yaudah lo masuk dulu. Gue mau panggil Reyna" ucap Rakha.
"Iya bang" ucal Reyhan lalu dia masuk kedalam rumah mengikuti Rakha.
"Btw lo ngondek yah? Pake baju kok warna pink" ucap Rakha asal ceplos.
Rakha memang seperti itu, kalau dia ngomong suka pedes. Orangnya juga sangat bawel kalau urusan adiknya.
"Nggak bang. Warna nggak jadi masalah bang yang penting orangnya nggak ngondek" ucap Reyhan.
"Gue suka jawaban lo. Tunggu disini gue mau kekamar Reyna" ucap Rakha
Lalu Reyhan pun duduk disofa sambil memainkan hpnya.
***
Entah kena angin dari mana Rakha mengizinkan Reyna untuk pergi bersama Reyhan."Jangan lewat jam 10. Kalau nggak balik gue nggak bakal ngizinin lo bawa adek gue lagi" ucap Rakha.
"Siap bang" ucap Reyhan
"Yaudah Reyna pamit bang" ucap Reyna lalu mencium pipi abangnya itu.
"Anjirr abangnya dicium. Jadi pengen minta cium juga" batin Reyhan yang melihat Reyna mencium pipi abangnya.
"Hati-hati. Dan lo Reyhan pulang nanti bawain gue martabak special pake telor yang banyak" ucap Rakha
"Abang kok mintanya ke Reyhan" ucao Reyna
"Udah nggak papa, nanti gue beliin bang. Yaudah kita pamit bang" ucap Reyhan.
"Yaudah sana, nanti kemaleman" ucap Rakha
Lalu Reyhan dan Reyna pun pergi menggunakan mobil Reyhan.
Rakha menatap mobil Reyhan yang sidah meninggalkan halaman rumahnya.
"Semoga dengan cara ini Reyna nggak ngerasa kesepian karna harus diam dirumah terus. Semoga perlahan traumanya akan hilang" gumam Rakha setelah itu dia masuk kembali kedalam rumah dan menutup pintu.
***
Reyhan dan Reyna sedang menyantap makanan yang tadi mereka pesan."Enak nggak?" tanya Reyhan basa-basi
"Enak" jawab Reyna
"Oh iya, btw makasih udah bantuin semua tugas-tugas aku" ucap Reyhan.
"Nggak usah terima kasih. Emang udah seharusnya kan tugas anggota osis harus saling membantu" Reyna tersenyum manis.
"Iya sih. Tapi kamu beda" ucap Reyhan
"Beda gimana maksud kamu" tanya Reyna.
"Ya beda lah" ucap Reyhan lagi membuat Reyna yang polos tidak mengerti.
"Aneh deh kamu" ucap Reyna.
"Ah udah lah lupain" ucap Reyhan
"Oh iya, maafin sikap abang aku yah. Dia emang galak kek gitu dan omongannya suka pedes kek cabe" ucap Reyna mengingat sikap abangnya kepada Reyhan yang tidak biasa.
"Iya nggak papa kok. Aku paham santai aja" Reyhan kembali menyantap makanannya.
"Abis ini kita mau kemana?" tanya Reyna.
"Kamu maunya kemana?" tanya Reyhan balik.
"Kemana aja boleh" ucap Reyna
"Ke pelaminan mau?" tanya Reyhan menahan tawanya.
Seketika pipi Reyna bersemua merah. Reyhan kok jadi gombal gini sih.
"Kamu apaan deh" ucap Reyna
Reyhan hanya tertawa. Rasanya dia sangat senang melihat pipi Reyna bersemu merah seperti tadi.
"Btw. Kamu cantik" ucap Reyhan membuat Reyna menatap wajahnya.
"Tapi aku belum mencintaimu. Nggak tau kalau besok. Tungu aja" ucap Reyhan meneruskan kata-katanya.
"Itu mah dialog Dilan" ucap Reyna lalu Reyhan pun kembali tertawa.
"Tapi kamu beneran cantik malam ini" ucap Reyhan
"Malam ini doang?" tanya Reyna
"Kemaren-kemaren juga cantik kok" jawab Reyhan
"Masa...?"
"Iya, kalau ganteng kan cowo haha" Reyhan kembali tertawa.
"Nggak jelas deh kamu ah" kesal Reyna membuat Reyhan semakin gemas ingin mencubit pipi Reyna itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan Reyna [COMPLATE]
Teen FictionMove on itu memang sangat sulit bagi orang yang terlalu dalam mencintai. Tapi yang lebih sulit itu adalah ketika kita mencintai seseorang yang belum bisa move on dari masa lalunya. Apa itu yang namanya egois? ingin mendapatkan yang baru namun tak bi...