Tak ada yang lain

1.6K 64 1
                                    

Pagi sekali Reyhan datang ke sekolah demi bertemu dengan Reyna.

Reyhan mendatangi kelas Reyna yang kebetulan masih sepi karna belum banyak yang datang.

"Kamu masih marah?" tanya Reyhan pada Reyna yang sedang fokus membaca novel.

Reyna tak merespon, seakan dia tidak mendengar ucapan Reyhan.

"Jawab aku dong. Aku lebih baik kamu marahin daripada aku dicuekin kek gini" ucap Reyhan

Kali ini Reyna menatap Reyhan.

"Aku nggak marah sih. Cuma kecewa aja dan nggak nyangka" ucap Reyna membuat raut wajah Reyhan kecewa.

"Aku minta maaf. Apa yang kamu liat itu salah paham. Aku bisa jelasin semuanya sayang" ucap Reyhan lembut.

"Iya aku udah maafin kok. Tapi biarin aku sendiri dulu yah. Jangan ganggu aku dulu" ucap Reyna

"Kenapa gitu? Aku nggak suka kamu yang kayak gini" ucap Reyhan.

"Aku juga nggak suka kamu kayak gitu sama cewe lain" ucap Reyna membuat Reyhan terdiam seribu bahasa.

"Sekarang kamu balik ke kelas deh. Aku gak mau diganggu" ucao Reyna mengusir Reyhan.

"Tapi jangan marah lagi. Denger yah, nggak ada yang lain selain kamu" ucap Reyhan lalu dia mengelus rambut Reyna namun dengan cepat Reyna menepis tangan Reyhan.

"Segitu cemburunya kah kamu?" batin Reyhan sambil menatap Reyna

"Yaudah aku ke kelas dulu yah. Semangat belajar" ucap Reyhan lalu dia pergi dari kelas itu.

"Salah nggak sih cuekin dia kek gini?" batin Reyna menatap langkah Reyhan yang mulai keluar dari kelas.

***
Reyna sedang mengerjakan tugas dimeja belajarnya. Dia sangat tidak fokus karna masalahnya dengan Reyhan belum selesai.

Hatinya masih kecewa, bisa-bisanya Reyhan berbohong kepadanya padahal dengan jelas Reyna melihat Reyhan sedang pelukan mesra dicafe.

Karna keadaan hatinya masih belum membaik. Reyna memutuskan untuk kekamar Rakha untuk berkeluh kesah padanya. Siapa tau hatinya nanti kembali membaik.

Tok tok tok . . . .

Reyna mengetok pintu kamar Rakha.

"Bang boleh masuk nggak?" teriak Rryna dari balik pintu.

"Masuk aja" jawab Rakha

Lalu tanpa pikir panjang Reyna masuk kedalam kamar kakaknya itu.

"Bang lagi ngapain?" tanya Reyna mendekati Rakha yang sedang duduk disofa.

"Lagi nyari hadiah buat pacar abang" ucap Rakha sembari terus fokus pada layar laptopnya.

"Dikasih hadiah mulu deh pacarnya. Adeknya nggak dikasih" ucap Reyna iri

"Emang kamu nggak dikasih hadiah apa sama pacar kamu?" tanya Rakha

"Nggak ada" jawab Reyna

"Ya ampun kasian amat deh adek gue nggak dikasih hadiah" ucap Rakha

"Bang . . ." ucap Reyna lalu memeluk Rakha dari samping dan menyandarkan kepalanya dibahu Rakha.

"Apa sih peluk-peluk? Mau hadiah juga dari abang?" tanya Rakha sambil menutup laptopnya.

"Mauuuu" ucap Reyna manja

"Yaudah kamu maunya apa?" tanya Rakha lalu membalas pelukan adik tersayangnya itu.

"Terserah abang aja" ucap Reyna

"Ok nanti abang beliin" ucap Rakha

"Makasih bang" ucap Reyna

"Iya sama-sama, tapi kok kamu manja banget hari ini? Kenapa?" tanya Rakha mulai menyadari ada yang berbeda.

"Nggak papa pengen peluk abang aja" ucap Reyna mengeratkan pelukannya.

"Nggak percaya. Coba deh cerita sama abang" ucap Rakha.

Rakha memang sudah hapal dengan sikap Reyna. Jika sudah seperti ini pasti ada sesuatu yang ingin dia ceritakan.

"Bang, pacaran itu emang ngebatin yah" ucap Reyna

"Maksudnya gimana? Kamu disakitin sama Reyhan?" tanya Rakha langsung

"Kemaren aku liat dia pelukan sama mantannya dicafe bang" ucap Reyna menceritakan apa yang dia lihat kemaren.

"Pelukan?"

"Iya bang, aku takut dia balikan sama mantannya itu dan dia ninggalin aku" ucap Reyna mulai berkaca-kaca.

"Kamu udah dengerin penjelasan dia?" tanya Rakha

"Nggak bang, aku nggak mau denger penjelasan dia. Dia pasti bohong, kemaren aja dia bohong sama aku" ucap Reyna mulai menitikkan airmata.

"Harusnya kamu dengerin dia dulu jangan langsung marah gitu aja. Kamu tenang aja kalau dia nyaktin kamu nanti pasti abang tonjok dia sampe bonyok" ucap Rakha yang sedari tadi menahan emosinya mendengar cerita dari Adiknya itu.

"Aku harus gimana dong? Dan parahnya lagi mantannya sekelas sama dia bang" ucap Reyna

"Gini dek, dalam hubungan itu emang pasti ada aja gitu masalahnya. Kalau dalam hubungan itu nggak ada masalah rasanya perjalanan cinta itu nggak lengkap gitu kalau nggak ada tantangannya. Tinggal gimana kitanya yang mengatasi masalah itu. Kamu boleh marah dek tapi kamu juga harus dengerin penjelasan dia. Masalah dia bohong atau enggak sama kamu itu bisa kamu cari tau nanti. Abang kan udah bilang, kalau kamu siap pacaran berarti kamu juga siap patah hati" ucap Rakha

"Jadi gimana?" tanya Reyna

"Baikan aja dulu, nanti kamu cari tau lagi kebenarannya" ucap Rakha sambil mengelus rambut Reyna

"Gitu ya" tanya Reyna

"Iya manjaaa" ucap Rakha mengeratkan pelukannya pada adiknya itu.

"Bang makasih yah udah kasih pencerahan" ucap Reyna

"Sama-sama, eh daripada kamu galau nggak jelas mending kita jalan ke mall cari hadiah buat pacar abang" ajak Rakha

"Tapi aku dibeliin juga kan?" tanya Reyna

"Iya pasti dong dibeliin" ucap Rakha

"Ok aku siap-siap dulu deh" ucap Reyna lalu segera menuju kamarnya kembali

Rakha menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adiknya yang masih kekanakan menurutnya.

"Resiko punya adek cewe, tanggung jawabnya lebih besar, harus dibahagiain, harus tetep dijagain sampe dia mau nikah nanti, sumpah berat banget, apalagi kalau dia udah kenal sama yang namanya cowo, makin ekstra jagainnya" batin Rakha

Segitu dulu guys 😘

Reyhan Reyna [COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang