15.] Pergi

396 36 0
                                    

"Pergilah sejauh mana yang kau mau. Namun jangan lupa untuk slalu kembali dan pulang kepada ku."

***

Hari ini adalah hari senin. Hari dimana upacara bendera akan di laksanakan. Namun, mungkin hari ini adalah hari terakhir alya bersama nadia. Karena, sore nanti nadia harus segera pergi untuk mengikuti karantina.

Alya berangkat di antar supir pribadi ibunya. Sengaja, ia tak ingin merasa sedih jika harus berangkat bersama nadia atau alfat.

Ia berbaris dan sengaja menghindar dari nadia. Kini, ia berbaris di antara kelas XI IPS 1.

"Aw" spontan alya meringis sakit saat kaki kanannya terinjak.

"Mampus ! "

"Lo? Kenapa sii lo lagi lo lagi lo lagi. Bosen gue liatnya." ucap alya saat melihat bahwa di samping barisannya saat ini adalah regi.

"Alesan. Lo pasti pengen deket deket gue ya? Makanya lo baris di sini?"

"Ih asal. Orang gue,--"

"Hussst. Upacara akan di mulai. Jadi jangan berisik !" tegur salah anggota osis yang sedang berjaga di belakang barisan.

Satu jam lebih upacara berlangsung dengan hikmat. Dan tiba di penghujung acara. Yaitu pembacaan doa. Setelah doa akhirnya upacara pun selesai. Beberapa murid langsung ngacir pergi menuju kantin atau pun kelas namun.

"SEMUANYA KEMBALI KE TEMPAT. ADA PEMBERITAHUAN SEBENTAR. KALIAN BISA DI DUDUK DI LAPANGAN ATAU TETAP BERDIRI. DAN JANGAN ADA YANG MENCOBA KABUR. "

Semua murid sangat takut saat pak roni selaku wakil kepala sekolah bicara. Ini moment yang sangat langka. Biasanya jika pak roni sampai bicara dengen pengeras suara selepas upacara, pasti akan di adakan razia atau pengumuman penting lainnya.

'Ada apa ya? Jangan jangan ada razia dadakan?'

'Mampus deh, gue pake kaos kaki pendek lagi'

'Rok gue juga kependekan'

'Lah rambut gue, belum gue semir lagi pake cat item. Masih merah'

'Omg, baju gue kekecilan lagi'

'Gue sumpetin dimana yah nih liptint sama bedak?'

'Aduh, gue khilaf. Pake bawa kaset bokep ke sekolah lagi'

Semua siswa maupun siswi sangat deg degan. Mereka menyangka akan di adakan razia dadakan. Namun alya tetap santai. Ia tau, bahwa hari ini tidak akan ada razia. Hanya saja, akan ada ucapan perpisahan dari nadia dan tentu ucapan rasa bangga dari sang kepala sekolah.

Pak kepala pun sudah memberikan sepatah dua patah kata untuk nadia sebagai rasa bangganya.

"...SISWI YANG TELAH MENGHARUMKAN NAMA SEKOLAH KITA INI DI PERSILAHKAN UNTUK MAJU DAN MEMBERIKAN SEPATAH DUA PATAH KATA. SISWI ITU ADALAH NADlA MALIK AKBAR"

Suara tepuk tangan pun bergemuruh di lapangan yang terbilang sangat luas. Nadia maju dengan wajah tanpa senyuman. Dan langsung berdiri diatas panggung kecil yang tersedia di situ.

"PAGI TEMAN TEMAN. SEBELUMNYA SAYA MAU BERTERIMA KASIH KEPADA BAPAK KEPALA SEKOLAH DAN DEWAN GURU YANG TELAH MENSUPORT SAYA. ALLHAMDULILLAH SAYA BISA TERPILIH UNTUK MENGIBARKAN BENDERA MERAH PUTIH MEWAKILI KOTA DALAM  ACARA HARI KEMERDEKAAN NANTI."

Sementara alya terlihat lusuh di antara ramainya orang yang membicarakan nadia karena bangga. Ia berdiri dengan tatapan sendu ketika melihat nadia menyampaikan ucapan terima kasihnya.

I AM STRONG WITH YOU [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang