19.] Ber-ulah

374 31 0
                                    

"Biarkan kamu membenci ku dengan alibi ku yang palsu. "

~Alya yuanita mahendra

****

"Gimana, sekarang dah merasa lega kan?" tanya regi.

"Ya. Thank's lo dah bantu gue buat berenti mewek"

Regi mengacak rambut alya. Si empunya rambut tentu tak terima.

"Ih jendel mah. Rambut gue jadi makin acak acakan kan.!"

"Yaudah si. Sekalian biar lo rapihin."

Mereka berdua terdiam sejenak dan memilih untuk duduk menikmati keindahan kota yang macet dari atas gedung sekolahnya (rooftop).

"Cewek kutil"

"Hm"

"Gue mau tanya" tanya regi yang duduk di samping alya saat ini.

"Nanya apa?"

"Lo kenapa si tadi tiba tiba nangis gitu? "

"Kepo lo"

"Gue serius. Lo harus cerita ke gue kenapa lo nangis kayak tadi?"

"Kalo gue gak mau?"

"Gue cium lo sekarang juga !"

"Cerita cepet ! Atau lo mau gue ci,--"

"Iya iya. Gue cerita!" alya mengalah. Saat ini ia tak ingin debat. Dirinya sudah lelah karena tangisan dan teriakan tadi.

"Lagu tadi, mengingatkan gue sama seseorang. Yang dulu pernah ngisi kekosongan hati ini. Dan menjadi alasan terbesar gue untuk bahagia."

"Tapi sekarang dia pergi. Dia pergi tanpa pamit ke gue. Dia udah matahin hati gue. Dan gue, cuma bisa meratapi nasib" tutur alya.

"Dia pergi kemana? " tanya regi.

Alya hanya diam dan seakan menjawabnya hanya dengan senyum manisnya.

"Apa ada hubungannya dengan pantai?" regi.

Alya terkejut saat mendengar kata 'pantai'.

"Dari mana lo tau?" alya penasaran.

Regi mengeluarkan sesobek kertas yang ia temukan di selipan buku alya.

"Gue nemuin ini" memberikannya pada alya.

"Gue nemuin ini, di selipan buku tulis lo, yang ketinggalan di laci meja lo."

Alya mengangguk mengerti. Lalu mengambil kertas itu dari tangan regi dan memasukkannya ke dalam kantong bajunya.

"Kok lo ambil."

"Kan ini punya gue"

"Kan gue yang nemu"

I AM STRONG WITH YOU [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang