14

120 18 0
                                    

※※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※※

Mataku menangkap figur seorang cowok yang kini menuruni sepeda motornya.

Beberapa menit lalu aku baru saja mengantar ketiga sahabatku yang baru saja mengunjungiku hingga depan rumah.

Ketika baru saja kakiku ingin masuk kedalam gedung apartermen, aku dikejutkan dengan kehadiran sosok cowok yang belakangan ini jarang menemuiku.

Kak Jungkook disana. Memarkirkan sepeda motornya lalu berjalan kearah gedung apartermen.

Sesaat setelah matanya menangkap keberadaanku Kak Jungkook sedikit terkejut. "Loh, kok disini?"

"Abis nganter temen." Jawabku seadanya.

Ia mengangguk-angguk perlahan. Kemudian menghampiriku dengan cepat.

"Gimana kabarnya, Choco? Maaf ya jarang kesini, sebentar lagi kenaikkan kelas. Taehyung juga sibuk, kan?"

Aku hanya mengangguk. Benar, mereka memang sibuk belakangan ini. Sebentar lagi aku akan lulus dan masuk sekolah baru. Tentu saja sekolah yang sama dengan Kak Taehyung, dan kebetulan sekali mereka adalah pengurus OSIS. Sepertinya mereka sibuk mengurus kegiatan ospek atau semacamnya.

"Ya gapapa sih, siapa juga yang pengen di datengin sama kakak tiap hari."

"Bilang aja kangen, apa susahnya sih."

Aku merengut tidak suka. "Dari pada kangen kakak, mending kangen Kak Jimin. Ngomong-ngomong dia gak kesini ya?"

"Yah, yang dateng kan aku. Ngapain nyariin Jimin segala."

Aku menahan tawaku melihat wajah cemberut itu. Menggemaskan dan lucu disaat bersamaan. Mebuatku ingin sekali mencubit pipi tirus itu sampai memerah saking gemasnya.

Kami berjalan beriringan menuju apartermen. Begitu kami memasuki lift, ku pandangi Kak Jungkook melalui pantulan didinding lift.

Cowok itu nampak baik-baik saja sejauh ini.

Sepertinya ia benar-benar memegang ucapannya untuk tetap kuat untuk menjadi penopang baru untuk keluarganya.

"Gimana kabarnya Bunda, Kak?"

"Baik. Bunda udah jarang melamun, kayaknya sejauh ini Bunda udah mulai menerima semuanya."

Bibirku ikut mengulas senyuman melihat senyuman itu.

"Masih terasa berat gak?"

Kak Jungkook menggeleng dengan senyuman diwajahnya. Cowok itu kini menatapku penuh arti, membuatku ikut menoleh dan menatap kedalam matanya itu.

"Kamu bener, menangis hari itu ngebuat semuanya jadi lebih mudah. Gak ada rasa takut buat ngadepin hari-hari besok, aku gak perlu topeng. Aku akan istirahat ketika lelah, dan jadi kuat lagi esok hari. Saranmu gak buruk juga."

Aku tersenyum lebar, menampilkan deretan gigiku. Senang sekali mendengar jika aku berguna bagi orang lain. Terlebih lagi jika orang itu adalah Kak Jungkook.

Ia berterima kasih padaku hari ini, tanpa tahu bahwa ia lebih berperan banyak dalam hidupku.

Ini seperti balas budi, mengingat selama ini ia selalu menyelamatkan ku dari kesedihan. Ini belum ada apa-apanya dibanding dengan semua yang ia lakukan.

Pintu lift terbuka, ia keluar lebih dulu. Tahu tangannya terulur didepan wajahku, membuatku menatapnya dengan alis mengkerut heran.

"Ayo minta ijin dulu sama Taehyung, setelah itu aku mau nyulik kamu seharian ini."

Ini pertama kalinya aku berdebar melihat senyum itu.

Pertama kalinya aku melihat Kak Jungkook dalam padangan berbeda. Bukan lagi seorang kakak yang ku sayangi, namun sebagai seseorang yang ingin aku miliki. []

Kak Jungkook [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang