28

101 13 0
                                    

※※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※※

Aku menyeret tungkai ku malas dijalanan. Aparterment tidak jauh lagi dari sini, namun rasanya aku sudah sangat lelah.

Lelah raga, jiwa dan hatiku.

Sebagian orang mungkin berpikir aku telah sangat berlebihan dengan menyuruh Kak Jungkook menjauhi ku. Namun, kau tidak pernah tahu bingungnya hati yang sudah berkali-kali sakit.

Aku hanya berusaha mencegah. Hatiku sudah lelah menerima luka. Jika dengan bersamanya hanya akan menambah luka lebih banyak lagi, maka aku memutuskan untuk berhenti.

Langkah ku terhenti didepan gedung aparterment. Padahal sudah didepan mata, tetapi aku malah berhenti dan kembali berperang dengan macam-macam pikiran diotak ku.

Sampai sebuah suara mengalihkan atensiku.

"Kim Chohee?"

Aku menoleh, mendapati figur seorang cewek yang lebih tinggi dariku. Cewek itu memakai seragam yang sama denganku, namun ia terkesan lebih rapi dari caraku memakai seragam.

Aku hanya menatapnya kosong, masih belum sepenuhnya tersadar.

"Iya?"

Jawaban itu ku keluarkan tanpa kesadaran penuh, bahkan fokus ku masih belum terpusat pada lawan bicaraku saat ini.

Beberapa detik kemudian kesadaran ku sepenuhnya kembali, merasakan cengkraman kuat dipundak kiriku.

Aku meringis pelan, sedangkan cewek dihadapanku itu menatapku marah.

"Kenapa sih?!" Pekik ku seraya meringis, lalu menghempaskan tangan cewek itu kuat-kuat.

Kenapa hari ini banyak sekali orang yang ingin menyakiti ku?

Aku menatap cewek itu dengan kening mengkerut. Aku tidak mengenalnya, ia tidak terlihat seperti cewek terkenal disekolah. Maksudku ia seperti kebalikan dari Kak Yeri, belum lagi kacamata yang mengantung dihidungnya itu.

Namun, aku berhasil menangkap nama yang tertera diseragam nya itu. Shin Hyemi.

"Maaf sebelumnya, tapi kamu siapa?"

Aku masih memegangi pundak ku yang terasa panas akibat cengkraman nya yang lumayan kuat tadi.

Wajah Hyemi nampak mulai memerah, sebutir air mata mulai turun membasahi pipinya. Membuatku panik seketika dan mencoba meraih tangannya.

"Ka-kamu kenapa?"

Namun sebelum aku meraih tangannya, ia sudah lebih dulu menepis tanganku kasar.

"Bisa gak lu berhenti nyakitin dia?!"

Keningku semakin mengkerut bingung. Ya Tuhan, apalagi ini?

"Si-siapa yang kamu maksud?"

Plak.

Satu tamparan mendarat dipipi ku, aku masih terdiam karna tidak bisa mencerna semua ini dengan baik.

"Kalo lu gak cinta sama dia, paling gak jangan sakitin hati dia! Jangan mentang-mentang dia sesayang itu sama lu, lu jadi bebas bertindak bahkan nyakitin hati dia!"

"Tolong, jangan ngomong berbelit-belit. Siapa yang kamu maksud?"

"Kak Jimin!"

Mataku membulat, hatiku seakan dihantam benda berat. Lagi-lagi merasakan sesak di ulu hati.

Sedangkan cewek dihadapan ku semakin menangis.

"Gue sayang sama dia! Tapi dia─" Hyemi menangis tersedu-sedu. "─dia bahkan gak pernah ngalihin pandangan nya dari lo. Kenapa cowok sebaik Kak Jimin harus lo sakitin kayak gini? Kenapa?!"

Aku tidak tahu. Kepalaku pusing, rasanya sulit sekali untuk bernafas.

Hari itu Shin Hyemi pergi setelah meneriaki ku, dan aku semakin terasa hancur melangkah dalam diam menuju apartermentku. []

Kak Jungkook [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang