39

90 13 0
                                    

※※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※※

Aku benar-benar menarik diri dari semuanya.

Menjauhi mereka dan menciptakan jarak tersendiri diantara semua orang yang terlibat.

Semenjak kejadian sore itu, aku jadi lebih menutup diri. Aku menjauh dari dua sahabatku, dan menjauh dari tiga cowok yang belakangan menjadi bejat itu.

Berkali-kali aku mencoba memahami kedua sisi. Namun akhirnya, jatuh pada pilihan diam saja.

Ku pikir lebih baik begini. Tetapi jauh dalam hatiku merasa ada yang salah dalam pilihanku. Sebenarnya jika memang bisa, aku sudah mendengarkan kata hatiku dari dulu. Tetapi kenyataan bahwa Kak Taehyung pasti akan kehilangan Sena jika semua ini terungkap, membuatku lagi-lagi mundur selangkah.

Lagi-lagi aku menghela nafas gusar. Mencoba membuang semua beban pikiran yang selama beberapa hari ini membuat langkah ku terasa berat.

"Hai?"

Aku lantas mendongkak. Pandangan ku terhalang oleh sinar matahari yang membuatku menyipitkan mata untuk melihat wajah dari cowok yang sedang berdiri dihadapanku itu.

Seperkian detik kemudian, mataku menangkap wajah tampan yang nampak tak asing.

"Boleh duduk disini gak?"

Cowok itu menunjuk sisi kiri bangku taman yang kosong, membuatku lantas ikut melirik sisi itu. Aku hanya mengangguk, hingga cowok itu kini menjatuhkan bongkongnya tepat disampingku.

Tak lama cowok itu kembali buka suara. "Tumben sendirian."

Alisku lantas bertaut. Kepalaku beralih untuk menatap cowok disampingku itu. Begitu mata kami bertemu, cowok itu mengulas senyum. "Biasanya bareng geng lo."

Setelah menelisik wajah tampan itu, akhirnya aku mengingat wajah ini. Hwang Hyunjin, cowok kelas sebelah yang kabarnya paling tampan diangkatan kami.

Aku hanya ber-oh sambil kembali memalingkan wajahku. Menatap dua ujung sepatuku tanpa ekspresi.

"Cuman lagi enggak aja." Jawabku seadanya.

Tahu-tahu cowok itu terkekeh pelan. "Lagi enggak aja atau lagi berantem?"

Aku masih menatap ujung sepatunya dengan wajah tertekuk. Ingin menyangkal, tetapi sebenarnya ucapan Hyunjin tak salah juga.

"Cewek ribet ya, berantem aja sampe ga tegur-teguran."

Kali ini kepalaku terangkat. "Emangnya cowok kalo berantem peluk-pelukan?" Tanyaku sewot.

Lagi, Hyunjin terkekeh. "Baku hantam lah."

Aku berdecih, tidak suka dengan Hyunjin yang ternyata dapat meimbangi perkataanku.

"Mending baikan sana."

"Apasih orang gak berantem juga."

"Terus kenapa jadi pendiem banget beberapa hari ini?"

Alisku terangkat, menatap Hyunjin dengan tampang penasaran. Cowok ini penguntit atau penggemarku?

"Kim Chohee gak kayak biasanya beberapa hari ini. Gue kira kenapa, ternyata karna berantem sama temennya. Kalo kesepian, kenapa gak ngalah aja dan minta maaf duluan?"

Aku menutup mulut ku rapat-rapat. Terdiam menatap Hyunjin sambil memikirkan yang dikatakannya barusan.

Mengalah? Haruskah? []

Kak Jungkook [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang