32

104 15 0
                                    

※※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※※

Aku masih menghapus jejak air mataku ketika berjalan. Sungguh, aku menangis hampir sepanjang jalan. Bahkan Kak Jimin mengantarku sampai kedepan cafe, ia tertawa sepanjang jalan. Tawa yang ku sukai, tawa yang selama ini dan akan terus mengisi hari-hariku.

Setelah sampai didepan cafe, Kak Jimin kembali mengusap kepalaku. Sebelum akhirnya cowok itu berlalu setelah melambaikan tangan padaku.

Aku berbalik, berniat memasuki cafe. Namun, presensi Kak Jungkook bersandar didepan cafe sambil menatapku membuatku terhenti.

Cowok itu nampak tersenyum manis, sebelum akhirnya mengambil langkah untuk menghampiriku.

Ada perasaan aneh saat Kak Jungkook melangkah menghampiriku, seperti takut namun juga rindu disaat bersamaan. Aku pernah membencinya, namun nyatanya setelah melihatnya kembali tersenyum padaku seperti ini, membuatku ingin berlari dan berhambur kepelukannya.

"Tiba-tiba aku pengen ketaman. Kita kesana ya?" Kak Jungkook bertanya saat sudah dihadapanku.

Tanpa banyak protes aku hanya mengangguk. Beberapa detik kemudian tangan itu mengambil tangan ku untuk digenggam. Hangat, dan tentunya nyaman.

Aku membiarkannya membawaku melangkah. Menyusuri jalanan dalam diam. Sampai akhirnya ia buka suara.

"Pertama, aku minta maaf." Ujarnya, seperti berbisik namun aku masih bisa mendengarnya.

Aku menatap punggungnya. Cowok itu tidak berbalik menatapku, hanya terus berjalan lurus kedepan seraya menggenggam tanganku.

"Soal yang mana?" Tanyaku, seolah kesalahannya sangat banyak sehingga ia harus menjelaskan lebih detail padaku.

Terdengar suara helaan nafas dari cowok itu. "Semuanya. Mulai dari bikin kamu nangis, sampai soal Yeri."

Aku diam mendengar nama itu. Dulu sebelum aku tahu kebenarannya, aku berusaha menjaga hati cewek itu. Tetapi begitu tahu kalau ia hanya mengaku-ngaku agar tidak ada yang mengganggunya mendekati Kak Jungkook, aku jadi sebal.

"Hu'um." Jawabku seadanya.

Kak Jungkook menghentikan langkahnya, membuat langkahku ikut terhenti dan menatap punggung tegapnya.

"Duduk dulu." Kak Jungkook berbalik, menekan tubuhku sehingga terduduk manis dibangku taman. Sedangkan ia tak lama kemudian berjongkok, menggenggam kedua tanganku.

"Aku gini aja, takutnya kamu malah nunduk gamau liat muka ku."

Aku tertawa mendengar perkataannya. Memang sih, aku mungkin akan menunduk karna tidak sanggup melihat wajahnya.

"Kedua, kamu jangan marah lagi sama aku. Aku sakit jauh dari kamu."

Bibirku mengulum senyum. Kenapa cowok ini tiba-tiba pandai bicara?

"Ketiga, aku janji ga bakal bikin kamu nangis lagi."

Kini ia mengangkat kepalanya, menatap dalam kedua bola mataku.

"Terakhir, aku punya permintaan."

Dahi ku mengernyit, menatapnya penuh tanya. Sedangkan bibir itu melukis senyuman lebar menampilkan gigi kelinci nya yang menggemaskan.

"Jadi pacarku, ya?"

Setelahnya aku berusaha keras untuk tidak tersenyum dengan wajah memerah padam. []

Kak Jungkook [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang