21

113 15 0
                                    

※※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※※

Belakangan ini, aku jadi lebih sering menghabiskan waktu dengan Kak Jungkook.

Tidak ada hari dimana tidak ada Kak Jungkook disampingku.

Seperti saat ini, aku terdiam menatap tumpukan bahan makanan yang baru saja aku dan Kak Jungkook beli tadi.

Sedangkan Kak Jungkook mulai memilah satu persatu peralatan masak yang akan ia gunakan.

Aku meringis, meruntuki kebodohan sendiri karna tidak pandai memasak.

Lagipula selama ini Papa selalu menyewa pembantu rumah tangga, dan semenjak tinggal bersama Kak Taehyung selalu memesan makanan. Jadi jangan salahkan aku yang akhirnya hanya bisa memasak mie instan dan merebus air.

"Aku heran, kenapa anak cewek dirumah ini gak bisa masak?"

Aku mendegus begitu mendengar suara Kak Jungkook. Lantas aku mengalihkan pandanganku padanya, cowok itu memasang wajah mengejek sambil menaik turunkan alisnya.

"Emangnya itu tindakan kriminal? Selama ga bisa masak bukan tindakan kriminal, aku ga peduli." Ucapku ketus.

Tawa Kak Jungkook meledak, membuatku semakin merengut. Tawanya terdengar menyebalkan ditelingaku, walau wajah itu juga terlihat tampan.

"Iya-iya, terserah Choco."

Kak Jungkook berjalan kearahku, kemudian ia mengambil beberapa sayuran dan mendekati washtafell. Mulai mencuci sayuran disana.

Sedangkan aku duduk dimeja makan sambil melihat punggungnya.

Kak Jungkook lumayan pandai memasak. Katanya, Bunda yang mengajarinya.

Aku jadi iri.

Bagaimana ya rasanya diajari memasak oleh ibu sendiri? Apa itu menyenangkan?

"Kamu mau makan apa?"

Pertanyaan dari Kak Jungkook membuatku tersadar. Ternyata cowok itu sudah menatapku sejak tadi.

Lantas ku tarik bahuku, "terserah, aku makan apa aja kok."

"Kalo gitu makan batu aja mau gak?"

"Ih apaan sih Kak Jungkook!"

Kak Jungkook kembali terkekeh, "makanya kalo ditanyain tuh jawab yang bener."

Aku hanya mendegus, kemudian bangkit dari duduk dan menghampiri Kak Jungkook. Berdiri disamping cowok jangkung itu, ia melirikku sekilas lalu tersenyum kecil.

Aku memperhatikan bagaimana cowok itu dengan terampil memotong sayuran. Bibirku lantas mengulas senyum, Bunda saja dapat mengajari Kak Jungkook yang seorang cowok sampai seterampil ini.

Jika Mama mengajariku, apa aku juga bisa seterampil ini?

"Kak, gimana rasanya di ajarin Bunda masak?" Tanyaku pelan. Sangat pelan, bahkan awalnya tak berniat mengeluarkan pertanyaan itu.

Kemudian keheningan tercipta diantara kami. Aku yang sibuk dengan isi kepalaku, lalu Kak Jungkook yang mungkin tidak mendengar pertanyaan ku.

Beberapa saat kemudian, aku tersentak.

Kak Jungkook menarik tanganku, membuatku kini menghadap sayuran yang siap dipotong. Kak Jungkook berdiri dibelakang ku, tangannya terulur menuntunku untuk memegang pisau.

Dapat ku rasakan hembusan nafasnya ditelingaku.

"Aku bisa ngajarin kamu, tapi mungkin rasanya gak akan seperti diajarin seorang Ibu..."

Kak Jungkook berucap lirih. Namun, aku menarik sudut bibirku mendengarnya.

Kepalaku terangkat, menoleh padanya yang ada dibelakang ku. Aku tersenyum melihat wajahnya yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahku.

"Makasih, Kak Jungkook." []

Kak Jungkook [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang