※※※※
Apa selama ini aku terlalu bergantung padanya?
Aku terbiasa dengan kehadirannya disisi ku, dan semua terasa aneh begitu ia tidak lagi disampingku.
Bukan. Bukan karna aku menjauhinya. Aku malah tidak berniat menjauhinya, hanya saja aku berharap bisa membuat sedikit jarak diantara kami sehingga Kak Yeri bisa jauh lebih tenang.
Namun nyatanya, cowok itu lah yang menghilang.
Ah, apa aku saja yang berlebihan? Mungkin Kak Jungkook hanya sedang menghabiskan waktu dengan kekasihnya. Lalu apa salahnya itu?
Seharusnya rasa sakit di ulu hati ini tidak muncul. Aku sudah biasa ditinggalkan, tetapi kenapa masih terasa begitu sakit? Padahal Kak Jungkook bukan siapa-siapa. Hanya aku yang bertingkah kurang ajar dengan menempatkannya dibagian spesial dalam hatiku.
Aku memeluk diriku, tenggelam dalam batulan selimut tebal sambil terus menatap keluar jendela. Jendela besar dikamarku adalah tempat favorit untuk sedekar mencoba menghilangkan luka.
Langit sedang mendung, mungkin hujan akan turun. Persis menggambarkan perasaanku yang kelabu.
Aku seolah sendirian sekarang. Kak Taehyung menghilang, tentu dengan kekasihnya. Kak Jungkook tentu juga menghilang, namun aku tidak tahu pasti dia ada dimana. Lalu Kak Jimin..
"Jangan duduk disana, kamu bisa kedinginan."
Kepalaku menoleh perlahan. Entah kenapa sorotku menampilkan sedikit kekecewaan, karna untuk sesaat aku berharap Kak Jungkook yang ada disana.
Aku tersenyum samar, kemudian kembali menatap keluar jendela. Mengabaikan sosok Kak Jimin yang kini berjalan untuk menghampiriku.
Tak lama Kak Jimin sudah duduk didepanku, aku meliriknya sekilas. Ia juga menatap keluar jendela, mengikutiku.
"Apa yang menarik diluar? Bukannya kamu udah sering melihatnya?"
Aku terdiam. Kemudian tersenyum kecil, "gak ada yang menarik memang. Tapi, karna aku sering melihatnya, aku jadi menyukainya. Dan kadang, malah merindukannya."
Aku tidak tahu jawaban ku itu sebenarnya untuk menjawab pertanyaan Kak Jimin, atau sedang mengutarakan perasaanku.
Tidak ada balasan dari Kak Jimin, mungkin ia sedang terlarut dalam pikirannya.
Beberapa saat kemudian Kak Jimin buka suara. "Kamu gak harus menyukainya, perasaan bisa menipu. Ingin melihat dan merindukan, kadang memiliki arti berbeda."
"Seperti apa?"
"Mungkin, kamu cuman gak terbiasa gak melihatnya bahkan sehari aja."
Tidak terbiasa ya?
Tapi itu bukan jawabanku. Aku bukan tidak terbiasa, aku benar-benar menyukainya. Itu sebabnya rasa rindu ini menguap, menginginkan kehadirannya kembali disini.
"Bukan. Aku bener-bener suka. Aku menyukainya."
Entah kenapa mataku memanas. Dadaku terasa sesak bersamaan dengan air mata yang mendesak turun.
"Aku menyukainya, Kak. Benar-benar suka sampai rasanya menyakitkan karna merindukannya." Air mata akhirnya turun, tanganku memegang dadaku yang terasa sesak. "Tapi aku bisa apa? Ini salah. Aku udah janji buat gak ada didekatnya lagi, aku gak seharusnya rindu. Tapi..tapi.."
Tangisku semakin kencang dan terdengar menyedihkan. Aku memukul dadaku berkali-kali, untuk menghilangkan rasa sakit yang kian terasa.
Detik selanjutnya aku tenggelam dalam pelukan Kak Jimin. Cowok itu mengusap punggungku berkali-kali, mencoba menenangkan.
Namun tangisku tak kunjung reda.
"Aku harus gimana, Kak? Aku menyukai Kak Jungkook. Tapi, aku gak boleh menyukainya." []
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Jungkook [✔️]
Fanfiction[SELESAI] The other side of "Kak Taehyung" Kim Chohee dan kehidupannya yang rumit. Ia pandai menyembunyikan lukanya, namun kenapa Jeon Jungkook selalu melihat luka itu walau sudah tertutup rapat oleh Chohee? "Ketika aku mulai mencintainya, kenapa ta...