※※※※
Aku menatap Kak Jungkook dari atas sampai bawah. Meneliti sosok cowok yang malas ku temui belakangan ini.
Wajahnya terlihat menahan amarah, dan seragamnya acak-acakan juga beberapa tetes peluh membasahi dahinya.
Dahiku mengernyit. "Kenapa?"
Kak Jungkook diam saja. Menatapku seperti ingin mengamuk sebelum akhirnya berdecih dan tertawa sarkas. Cowok itu menatapku remeh.
Aku semakin mengerutkan keningku. Sedikit heran dan tidak suka pada ekspersi yang baru ia tunjukan padaku. Pasalnya ini pertama kalinya Kak Jungkook menatapku remeh seperti ini.
"Kenapa sih?!" Kali ini suaraku mengeras, sudah tersulut emosi lebih dahulu.
"Jadi kamu ngejauh karna deket sama cowok lain? Aku gatau kamu bisa kayak gini."
Aku semakin bingung setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut cowok dihadapanku itu.
Cowok lain?
"Maksudnya apasih, Kak?!"
"Aku udah denger, soal kamu sama si anak famous yang katanya lagi deket."
Otakku mulai berpikir keras, mencoba menangkap apa yang sebenarnya membuat Kak Jungkook seakan marah besar sekarang.
"Maksudnya Hyunjin?"
Kak Jungkook lagi-lagi tertawa sarkas, cowok itu mengalihkan pandangannya sebentar lalu kembali menatap wajahku.
"Kalo udah gamau aku berjuang lagi bilang. Jangan bikin aku kayak orang bodoh yang mikirin kesalahan apa yang aku buat sampai kamu ngejauhin aku."
Kali ini aku membuka mulut tak percaya, sampai akhirnya membuang muka sambil terkekeh pelan. Aku mengetuk sepatuku ketanah sekali sebelum berguman samar. "Sialan."
"Apa kamu bilang?"
Aku mengangkat wajahku, membalas tatapan Kak Jungkook dengan tatapan marah. "Kalo masih percaya sama 'katanya' gausah ngehakimin aku kayak gini. Kenapa kakak malah percaya sama mereka dari pada aku?"
Kak Jungkook ikut tersulut emosi, cowok itu mengepal erat tangannya. "Kalo gitu harusnya kamu bilang yang sebenernya sama aku! Jangan malah biarin aku denger dari orang lain!"
Bahuku melemas, menatap sosok dihadapanku ini tak percaya. Ia baru saja membentakku untuk pertama kalinya.
Kak Jungkook menyadari itu. Ia membuang nafas gusar, mengacak rambutnya sendiri.
"Maaf─"
"Hyunjin cuman nemenin aku disaat aku ga punya siapa-siapa buat aku percaya."
Aku memotong perkataannya cepat. Menunduk tanpa mau memandang wajah itu dengan perasaan kecewa.
"Kakak emang harusnya jadi orang bodoh kok, karna kakak emang ngelakuin kesalahan."
Aku menarik nafasku dalam. Dadaku tiba-tiba terasa sesak, aku menggigit bibir bawahku sendiri. Tidak mau menangis kali ini.
Perlahan aku mendongkak, menatap wajah yang benar-benar mengisi hatiku tanpa keraguan itu.
"Kakak gak seharusnya bikin permainan dimana sahabatku sendiri yang jadi korbannya." Aku menatap kedua bola mata itu kecewa, bermaksud mengeluarkan semua yang kusimpan hari ini. "Kalo pun kakak ngelakuin itu buat ngehibur Kak Tae yang habis kehilangan, tapi tetep aja semua ini salah. Aku ngejauhin kakak karna aku gatau siapa yang bajingan disini. Kak Tae yang ngelaksanain taruhan ini, kalian yang bikin permainan sialan ini, atau justru aku yang tetep diam dan ngebiarin semua ini terjadi."
Hari itu untuk pertama kalinya aku benar-benar kecewa pada semuanya. Dan hari itu juga aku memutuskan mendengarkan perkataan Hyunjin padaku.
Untuk mengalah dan membiarkan tiga cowok dalam hidupku menjadi bajingan dimata sahabatku. Dan mungkin aku sendiri juga.
Sore itu, setelah pergi meninggalkan Kak Jungkook sendirian disana. Aku menemui Kak Taehyung dan melakukan hal yang sama.
Membuat bajingan itu sadar bahwa tidak ada yang pantas bahagia dengan permainan yang bisa menyakiti hati orang lain. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Jungkook [✔️]
Fanfiction[SELESAI] The other side of "Kak Taehyung" Kim Chohee dan kehidupannya yang rumit. Ia pandai menyembunyikan lukanya, namun kenapa Jeon Jungkook selalu melihat luka itu walau sudah tertutup rapat oleh Chohee? "Ketika aku mulai mencintainya, kenapa ta...