27

96 13 0
                                    

※※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※※

Aku bukan orang yang suka basa-basi. Karna itu, aku langsung bertanya begitu Kak Jungkook membawa ku kesebuah taman tak jauh dari sekolah.

"Kenapa?"

Cowok itu duduk di ayunan disebelah ku. Bukannya menatapku, ia malah menatap lurus pada sepatunya.

Melihatnya tak kunjung bicara, aku mulai jengah.

"Kak, cepet aku mau pulang."

"Aku udah dengar, soal tadi pagi."

Akhirnya ia buka suara. Namun, itu tidak mengubah apapun. Aku tetap merasa sangat ingin pergi dari sini. Pergi sejauh-jauhnya dari jangkauannya.

Karna itu aku menghela nafas. Ingin cepat-cepat mengakhiri semua ini.

"Terus aku harus gimana? Kak Jungkook udah denger semuanya, seharusnya kakak gak nemuin aku disini."

Tatapan mataku meredup, bahu ku merosot turun dengan sesak yang semakin terasa nyata didada.

"Choco, tolong. Yeri bukan pacarku."

"Terus?"

"Dia cuman temen."

Aku tertawa mendengarnya. Teman? Seorang cewek tidak mungkin bersikap berlebihan jika cowok tidak memberinya sebuah harapan.

Jadi itu yang selama ini Kak Jungkook lakukan padaku? Memberiku harapan tanpa perasaan apapun selain kasihan?

"Terserah teman atau apapun itu, aku gak peduli."

Aku berbalik, berniat melangkah pergi dari sana. Tidak mau membuat hati ini semakin sakit karna terlalu lama berada disekitarnya.

Lagi-lagi, tangan itu menahan ku.

"Choco, serius. Dengerin dulu, Yeri bukan siapa-siapa ku. Dia cuman─"

"Temen?"

Aku memotong perkataan nya cepat, menatapnya dengan mata memerah.

"Kalo gitu apa yang kalian lakuin kemarin?"

"Apa?"

"Kemarin aku gak nelpon kakak, tapi kenapa Kak Yeri bilang aku nelpon kakak buat pergi nyamperin aku?"

Kini cowok itu terdiam. Irisnya menampilkan keterkejutan yang nyata, membuatku berdecih dan menertawakan diriku sendiri.

"Itu.. Taehyung yang nelpon aku. Katanya kamu sendirian dirumah, dan aku kesana. Tapi─"

Ia menjeda kalimatnya. Menatap dalam netraku, menampilkan sorot mata sendu yang membuatku ikut terhanyut dalam tatapan itu.

"─udah ada Jimin disana."

Kini giliran aku yang terdiam. Menebak sesuatu yang mungkin diketahui Kak Jungkook, sehingga ia terlihat sulit untuk bicara seperti ini.

Lalu aku membuang nafas, "apa yang kakak tau?"

Cowok itu masih menatap mataku. "Tentang rasa sakit yang ku buat."

Selesai sudah. Hari terburuk yang pernah terjadi. Hatiku lelah hari ini, semuanya seolah menghantam ku bersamaan tanpa membiarkan ku beristirahat barang sejenak.

Tapi Kim Chohee harus menyelesaikan semuanya hari ini.

"Kalo gitu, mulai sekarang bisa kita buat jarak?"

Kak Jungkook memandangku tak percaya. Seolah tidak setuju dengan permintaan ku tadi.

Sebelum ia memprotes aku langsung memotong.

"Gak ada guna nya sekarang. Aku udah terlanjur sakit, semua orang udah mandang aku murahan. Kalo terus kayak gini, aku cuman bakal terluka lagi dan lagi. Aku mohon, bisa kita saling menjauh mulai hari ini?" []

Kak Jungkook [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang