08

160 19 0
                                    

※※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※※

Hidupku memang belakangan tidak berjalan baik. Nyaris bisa dikatakan hancur, seperti gelas kaca yang tidak bisa diperbaiki lagi.

Namun, bukan berarti aku akan terus berada dititik itu. Ketika sesuatu hancur, maka kau tinggal membangun yang baru.

Seperti yang ku lakukan saat ini.

Aku hidup dengan baik, walau tanpa seorang ibu dan tanpa ayah yang selalu ada disampingku. Hanya ada seorang kakak, bernama Kim Taehyung.

Selebihnya, aku punya Kak Jimin yang tidak pernah absen untuk selalu berada disampingku.

Lalu, sahabat-sahabatku. Mungkin mereka tidak selalu berada disampingku, mereka mungkin tidak mengerti rasa sakitku. Namun, mereka memiliki peran penting untuk terciptanya tiap tawa setiap harinya.

Dan tentu saja, Kak Jungkook. Aku tidak tahu, tetapi cowok itu seolah menjadi penghalang atas segala rasa sedihku. Dia selalu menggagalkan rasa keterpurukan yang kadang mampir karna kejamnya takdir. Dia adalah sosok kakak yang baik sejauh ini.

Seperti yang ku bilang tadi, aku hidup dengan baik. Bahkan, Kim Chohee mulai menemukan seseorang baru untuk mengisi hari-harinya.

Aku menyukai seseorang ketika dibangku kelas dua sekolah menengah pertama.

Dia adalah teman satu angkatan denganku, namanya Wong Lucas.

Cowok blesteran itu berhasil membuatku nyaman dengan tingkah konyolnya. Aku seolah menemukan sosok Kak Taehyung yang lain, dia menjagaku dengan baik.

Kami lebih dari teman, namun aku tidak punya niat untuk mencapai status yang lebih jauh. Kupikir kami sama-sama nyaman dengan begini, saling menjaga perasaan masing-masing.

"Lucas, ambilin powerbank gua dong."

"Dimana?"

"Itu tuh, disana! Ditas─eh bukan itu! Ih Lucas kampret jangan dibuka!"

"Ya maaf atuh, yang! Kan gua gatau!"

Tidak semanis pasangan lain, namun aku sudah cukup dengan semua itu. Aku tidak meminta lebih dari, karna seperti ini saja aku sudah bahagia.

Namun, ternyata semua itu tidak seperti yang ku pikirkan.

Itu cukup untukku, tapi tidak untuk Lucas.

Aku berharap tidak pernah mendengar itu, seharusnya aku tidak perlu tahu apa-apa. Cukup bertingkah seperti orang bodoh sehingga aku tidak perlu kehilangannya.

Tetapi, aku bisa apa? Aku sudah terlanjur mendengarnya.

"Katanya lu nerima adek kelas yang nembak lu ya?"

Pertanyaan dari Jeno dibalas anggukan dari Lucas. "Hooh."

"Bukannya lu deket sama Chohee ya?"

"Deket doang, gak pacaran. Gua cape kali digantungin."

Lagi-lagi semuanya terasa menyakitkan.

Aku hanya tertawa miris, menertawakan betapa menyedihkannya hidupku.

Tidak, aku tidak menangis. Aku sudah pernah menghadapi yang lebih menyakitkan dari ini, lantas kenapa aku harus menangisi seorang cowok?

Aku hanya terdiam sambil menatap dua orang yang sedang berbincang itu dengan tatapan seperti biasa. Berbinar dan tanpa dosa.

Sampai akhirnya Lucas memergokiku dan membulatkan matanya terkejut. Jeno yang ada disana penasaran, ketika ia mendapati diriku yang tersenyum ekpresinya tidak berbeda dari Lucas.

Aku berdehem, menghampiri mereka dengan senyuman manis yang biasa ku berikan.

"Harusnya lo bilang kalo itu ga cukup buat lo." Aku menepuk bahunya sekali. "Dan kayaknya lo harus mikir lagi, gaada definisi cewek gantungin kalo emang si cowok gak nembak dia. Apa lo mau nunggu gua duluan yang nembak lo? Harga diri seorang Wong Lucas sebagai cowok dimana?"

Aku tidak pernah mau bertemu Lucas semenjak hari itu. Walaupun kabarnya ia menyesali semuanya dan putus dengan pacarnya itu.

Bahkan ia menemui Kak Taehyung dan berujung mendapat satu pukulan dari Kak Taehyung. Walau setelahnya, aku memarahi Kak Taehyung habis-habisan karna itu campur urusanku.

Cinta itu mengerikan, ya?[]

Kak Jungkook [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang