44

85 14 0
                                    

※※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※※

Aku duduk diam, termenung menatap awan dari balik jendelaku lagi untuk kesekian kalinya dalam hidupku.

Memeluk lulut sendiri untuk menyalurkan kehangatan yang tidak dapat ku pinta dari orang lain.

Kadang aku tertawa, kemudian mengasihani diri yang terjebak dalam takdir payah ini. Juga kadang menghapus titik air mata yang jatuh tanpa permisi.

Sungguh, aku sudah meyakinkan diriku sendiri untuk tidak menangis. Karna itu aku kembali memakai topeng, dihadapan semua orang.

Menampilkan senyum terbaikku dihadapan Papa dan Bunda Kak Jungkook yang semakin nampak bahagia setiap harinya. Terlihat baik-baik saja dihadapan Kak Taehyung dan Kak Jimin yang setiap hari ada disisiku.

Namun, aku selalu menolak bertemu Kak Jungkook. Bahkan tidak mau melangkahkan kaki kesekolah dihari kenaikan kelas hari ini.

Setiap hari yang ku pikirkan hanyalah mencari jawaban. Mencari sebuah keputusan yang tepat agar setelahnya semua akan baik-baik saja, dan tidak ada lagi luka yang ku terima.

"Jangan egois, ayo pilih salah satu."

Aku teringat perkataan Kak Jungkook beberapa hari lalu, yang menyuruhku untuk tidak egois dan memikirkan orang lain.

Sesaat ku rasakan angin membelai wajahku, membuat rambutku ikut terangkat menyingkirkan helaian anak rambut yang menutupi mata.

Mataku beralih kearah pigura kecil didekat kakiku, ada foto Papa disana. Yang tidak tersenyum namun terlihat sangat tegas dan tampan. Kemudian aku mengangkat kepala, menatap kumpulan foto polaroid yang tertempel rapi didinding kamarku. Berisi momen-momen yang ku habiskan bersama Kak Taehyung, Kak Jimin, dan Kak Jungkook.

Bibirku mengulas senyum, mencoba mengikuti sebuah senyuman lebar yang aku tampilkan didalam foto itu. Tetapi, itu memang tidak sebahagia dulu.

Aku kembali menunduk.

Selama ini, aku sudah biasa dengan kehidupan penuh tangis dan luka. Kupikir, jika terluka sekali lagi untuk terakhir kalinya mungkin tidak apa-apa.

Mungkin setelah aku menangis sekali lagi, kehilangan sekali lagi, dan sendirian sekali lagi. Semuanya akan baik-baik saja setelahnya.

Jadi aku menetapkan pilihanku. Untuk tidak egois dan memikirkan kebahagiaan orang-orang yang selama ini berusaha keras untukku.

Setelahnya aku mengambil ponsel, menekan nomor yang selama ini ragu untuk ku hubungi. Ku tempelkan ponsel ketelinga, setelah mendengar sebuah suara, aku lantas berucap. "Mama, aku benar-benar lelah. Aku mau sama Mama, aku mau ketemu Mama." []

Kak Jungkook [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang