Kedua kalinya..

459 34 2
                                    

Sesuai janjiku padanya tepatnya janji pada diriku sendiri sih, hari ini aku masih membawa bekal buat dia. Meski aku juga khawatir sih dia bakalan nolak lagi dan aku harus siap apa yang akan dia lakukan lagi.

Sekarang aku masih didapur, apa lagi kalau bukan memasak. Tapi saat aku lagi memasak, aku kok mulai merasakan ada yang aneh sama badanku.

"duh, kepalaku kok tiba-tiba pusing gini ya.." ucapku sambil memijit pelan kepalaku.

"ga..ga..aku baik-baik aja kok. Aku harus semangat.., apa lagi kalau jumpa sama pacar pasti makin semangat donk, hihihi.." aku pun melanjutkan masakanku.

"yes, akhirnya selesai juga siapin bekalnya.., hummm.., harum banget sih nasi gorengnya. Huh!!  Semoga seanku ga nolak,  amin.." harapku.

"oke, sekarang aku mandi dulu trus langsung kesekolah deh ketemu pacar.. Hahaha.." dan aku pun bergegas kekamar mempersiapkan diri.

Begitu aku selesai mandi dan pakai baju dan saatnya sisiran dan bedakan dikaca.

"duh, begini cantiknya aku..masa sean ga tertarik sih.." ucapku sambil berkaca.

"tuh, lihat hidung aku mancung..bulu mata lentik, lesung pipi ada, ya...biarpun pipiku tembem kan tetap cantik."

"duh, sean selera kamu mau kayak gimana sih? Tinggi gitu? Sexy gitu? Huft..itu mah bukan aku banget."

"auh akh.., pokoknya sean udah jadi pacar aku, ga ada yang bisa ambil sean dari ku, wkwkw.."

"eh,.. Astaga..!" kaget ku sih melihat darah menetes dari hidungku.

"aduh.., kok bisa gini lagi sih.., ga boleh..ga boleh.." aku langsung mengambil tissu untuk ngelap darahnya tapi masih terus menetes.

"ya ampun Tuhan.., jangan dulu pliss.." aku mulai panik saat darah belum berhenti. Dan aku langsung mengangkat wajahku supaya darahnya ga keluar lagi dari hidungku.

Tanpa kusadari airmata ku menetes, aku panik kenapa tiba-tiba seperti ini padahal udah 2 tahun lebih ga kumat lagi.

"hiks..plis..jangan dulu Tuhan.., aku mau kesekolah.." isakku pelan yang masih mengangkat wajah.

Ada beberapa menit barulah aku mencoba menurunkan wajahku untuk memastikan darahnya udah berhenti apa belum.

"huh, syukur lah darahnya udah berhenti.." legaku kembali lalu aku mengambil tisu untuk membersihkan sisa darah yang sempat mengering dihidungku.

Akhirnya aku sampai juga disekolah, namun hari ini aku kalah cepat dari sean, biasanya aku duluan sampai sekolah tapu hari ini dia duluan sampai.

"glo.., kalian udah sampai?" tanyaku kaget.

"bukan duluan sampai, kamu nya aja kok tumben lama.." jawabnya, aku pun menggaruk kepala.

"hehehe, iya sih.."

"yaudah masuk yok chel.." kami pun berjalan masuk kelas. Begitu masuk kelas, aku langsung tersenyum..apa lagi kalau bukan karena melihat wajah sean.

"pagi pacarku.." sapaku sambil duduk dibangku dan dia diam aja.

"ihh,  dibalas donk sayang.." rengekku sambil nepuk lengannya.

"apa sih mukul-mukul.." keselnya.

"makanya dibalas donk sapaan pacarnya.." terlihat dia menghela nafas kuat.

"pagi juga.." jawabnya datar tapi mampu membuat aku semakin tersenyum lebar.

"makasih sayang.." balasku lagi sambil menunjukkan senyum termanisku. Dia hanya memutarkan kedua bola matanya.

Semua murid sangat fokus belajar, ditambah sebentar lagi mau ujian kenaikan kelas jadi pada serius belajar. Begitu juga aku dan sean..

Hingga Nafas Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang