2 atau 3 bulan...

459 23 0
                                    

"dokter..bagaimana keadaan anak saya?" tanya papa michel,  percaya lah kami juga deg-degan menunggu jawabannya.

"huh, michel lagi-lagi bertahan.., dia masih bersama kita." nafas yang tertahan didada pun akhirnya lega,  sampai semua menangis bahagia, begitu juga aku yang meneteskan airmata ikut senang tapi langsung aku hapus.

"terimakasih Tuhan.." ucapku dalam hati.

"hiks..terima kasih Tuhan..terimakasih dokter..udah nolong anak ku." ucap haru mamanya.

"jadi kita bisa lihat dia dok?" sahut bang geo.

"bisa kok, tapi tolong jangan tunjukkan wajah panik kalian apa lagi melakukan hal yang akan membuat dia stres. Dan kita tunggu sampai dia sadar." semua pun mengangguk paham.

"dok, apa dia udah sembuh total?"

"untuk saat ini belum bu, kita doakan aja agar michel bener-bener melawannya sampai dia bersih dari kankernya."

Terlihat juga dua perawat keluar dari ruangannya dengan membawa alat medis.

"semua udah dibereskan dok..tinggal nunggu pasiennya siuman."

"oh iya, baiklah kita kembali kerja ya." perawatnya pun mengangguk lalu mereka duluan pergi.

"silahkan masuk, saya harap kerja samanya ya."

"iya dok, terima kasih.." namun saat dokter mau pergi, dahiku mengerut ketika dokternya menepuk pundak papanya dan telingaku mendengar kata 10 menit lagi. Namun aku ga jelas apa maksudnya.

"ayo kita masuk.." ucap mamanya,  aku pun menoleh tapi aku tak ikut melangkah, aku teringat kalau aku harus pergi dari sini apa lagi bang geo udah mengusirku.

Terlihat bang geo, glova dan papanya masuk tapi tidak dengan mamanya. Aku cuma menunduk aja, ingin sekali masuk melihat wajahnya langsung. Aku tersentak saat pundakku ditepuk mamanya.

"eh tante.."  terlihat mamanya senyum.

"kamu kenapa ga masuk nak?" aku menggeleng senyum.

"maaf tan.., lagi-lagi aku ga bisa.."

"karena ucapan bang geo tadi ya?" aku pun terdiam.

"masuk lah nak.., bukannya kamu kesini mau lihat dia kan?" aku pun mengangguk lemah.

"eh.." kagetku saat mamanya memberikan ku bunga yang telah ku kasih tadi.

"tante.."

"berikanlah bunganya pada michel.., mungkin michel lebih senang kalau kamu yang berikannya langsung."

"tapi tan_"

"mama.." ucapan bang geo menghentikan ucapanku.

"mama ngapain masih disini sih? Hey, kamu kok belum pergi sih? Pergi sana.." usir bang geo.

"geo, kamu jangan gitu nak..hargai sean yang niat baik datang kesini."

"halah prett..., terlambat ma.., pacar yang baik tidak mungkin membiarkan pacaranya berjuang sendirian." aku pastikan bang geo belum tahu kalau kami sebenarnya tidak pacaran beneran bahkan hubungan kami udah lama renggang.

"tapi nak, sean_"

"udah tante.., mungkin belum saatnya aku ketemu sama michel.." ucapku supaya antara ibu dan anak ga cekcok lagi.

"hey,  bahkan sampai kapan pun kamu ga bakalan bisa ketemu adek ku." tegas abangnya tapi aku cuma bisa diam aja.

"ayo ma masuk.."

"huh,  kamu masuk aja duluan..ntar lagi mama nyusul."

"oke, ga sampai 1 menit ya ma.." mamanya pun mengangguk.

Hingga Nafas Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang