Tapi ucapanku tidak lah bohong, aku memang berencana ngambil kuliah kedokteran. Udah beberapa hari ini aku selalu belajar tentang dunia kedokteran. Namun berbeda dengan papa, meski dia dokter kandungan tapi akubga niat jadi dokter kandungan. Aku lebih tertarik jadi dokter spesialis saraf.
Sebenarnya ada alasan memperkuat aku ingin jadi dokter, apa lagi kalau bukan karena michel, dia salah satu membuat aku menjadi semangat. Melihat dia yang menderita penyakit kanker, ingin sekali aku bisa menolong pasien yang mengalami nasib seperti michel.
Tok..tok..tok..
Aku tersentak saat ketukan pintu kamarku.
"bang..glo boleh masuk?" teriaknya dari luar.
"iya masuk aja.." jawabku dan dia pun masuk.
"lagi apa bang?"
"lagi belajar lah, emang ga bisa kamu lihat?" ketusku.
"wkwkwk, ketus amat sih bang, buasa aja keles.."
"hm.." dehemku.
"bang...jadi bener nih kata papa." tampak dia kaget.
"bener apaan dek?"
"abang serius mau ambil kuliah kedokteran? Ini buku kedokteran semua kan bang.." ucapnya sambil lihat buku medis dimejaku.
"wah..wah..gila..buku kedokteran semua.,serius nih bang?" aku pun mengangguk.
"papa yang bilang ya?" aku malah balik bertanya.
"iya, kata papa abang mau serius ambil kedokteran..sampai-sampai abang minta rekomendasi dari papa kan?"
"iya, aku memang mau ambil kuliah kedokteran, emang kenapa? Kok kaget gitu?"
"ya kaget lah bang.., karena ga ada nampak tanda-tanda abang tertarik dunia kedokteran. Ehh...tiba-tiba udah banyak aja buku dimeja abang." aku cuma ngedikkan bahu.
"tapi iya sih...abangkan emang pintar..ga stres belajar kek ginian.., aku aja membacanya udah mual bang., ga sanggup otak ku."
"ya itulah kau.., otak kita kan emang beda..." glo menepuk lenganku.
"sombong amat sih bang.." aku terkekeh aja.
"jadi, kau kesini sebenarnya mau ngapain sih dek?"
"jadi ga boleh aku kekamar abang?"
"duh, sekarang kamu yang ketus. Kan abang bertanya dek.." dia cuma nyengir aja.
"hmm..bang..?"
"ya?"
"papa bilang, abang dua hari yang lalu kerumah sakit ya? Maksudnya keruangan papa ya?"
"oh.., iya..aku kerumah sakit kemarin. Emang kenapa?"
"ngapain sih sebenarnya kamu kerumah sakit bang?" aku langsung sentil dahinya.
"addoohhh.., sakit bang!!" ringisnya kuat.
"makanya jangan oon.., bukannya kamu cerita kalau papa bilang kekamu abang minta rekomendasi buku medis sama papa? Kok malah nanya lagi sih.." omelku.
"iya tahuuuu...aku tahu papa bilang itu sampai abang kerumah sakit..." ucapnya kesal.
"jadi ngapain nanya lagi?" geramku.
"huftt, bang aku ga percaya deh kalau kamu kerumah sakit hanya mau nanya itu sama papa." dahiku pun mengerut.
"lalu, maksud mu apa?"tanyaku heran.
"yang aku maksud, kalau aku ga yakin itu alasan utama abang.., hmmm..jangan-jangan abang diam-diam jenguk michel kan?" tebaknya yang buat aku kaget juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Nafas Terakhir
Teen Fiction» Hay Sean.., aku Michel wanita yang paling cantik didunia... » Oh iya kamu mau ya jadi pacarku.. » Pokoknya mulai sekarang kita pacaran...TITIK!! » Hey, jangan dekatin pacar ku.., sana-sana..dasar cewek cabe. » kamu gapapa kan sayang? » hehehe...