Betapa terkejutnya aku saat mendengar ucapan bunga, detak jantungku seperti mendadak seketika. Michel, dia sekarat dan aku merasa ini ada hubungannya dengan kejadian tadi malam. Ini salah ku...
"mi..michel sekarat?" dengan nada syoknya.
"iya, michel sekarat tadi malam.., kamu bisa tanya sama glova, gimana keadaan dia sekarang." aku menelan ludah.
"astaga, kenapa bisa sekarat sih? gimana ceritanya sih bunga?" tanya jordan kepo.
"aku ga tahu kejadiannya gimana, cuma saat aku dan frey masuk kekamar, kami dengar suara glova teriak-teriak sambil gedor pintu kamar mandi. Dan ternyata michel didalam."
"terus?" tanya jordan lagi.
"ya, kita lihat michel tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Dia tampak sangat kesakitan, kami langsung pesan grab bawa dia pulang." mataku udah memanas, aku bisa membayangkan keadaan dia saat sekarat itu.
"asataga..., michel kenapa bisa sampai begitu ya?"
"aku juga ga tahu jor, kasihan sekali michel.."
"sean..?" panggil bunga.
"apa?" jawabku singkat.
"aku rasa glova tahu keadaan michel sebenarnya, apa kamu juga tahu sebenarnya michel sakit apa?" aku menggeleng lemas.
"ga, aku ga tahu dia sakit apa sebenarnya." jawab ku berbohong.
"yaudah makasih infonya ya, kamu bisa pergi.." bunga pun mengangguk lalu pergi, sementara aku memijit pelipis ku.
"sean.., kamu ga kerumah dia?" sahut jordan, aku langsung berkacak pinggang sambil menunduk kepala lalu menggeleng lemas.
"nanti saja jor, lagian acara kelas kita belum selesai.."
"ya kalau kamu mau jenguk michel gapapa, biar aku yang ganti tugas mu.." aku lagi-lagi mau menggeleng.
"ga usah jor, lagian dia bersama glova.., michel udah pasti aman kok." jordan pun mengangguk paham.
"yaudah, semoga michel baik-baik aja.."
"bagiamana dia baik-baik aja, sementara hidupnya udah ga lama lagi." ucapku dalam hati.
Jordan kembali main gitar, sementara aku masih diam berdiri dipasir sambil menatap lurus air pantai.
"maafkan aku chel..maafkan aku." isakku pelan.
****
Acara kelas kita pun telah selesai, semua berjalan baik meski ada kejadian yang tak mengenakkan, apa lagi kalau bukan ulah mita yang ku yakini menyebabkak michel sekarat.
Dan sekarang aku berada depan halaman rumah, kaki ku terus melangkah dengan tak semangat, pikiran ku masih tertuju pada michel.
Ceklekk...
Begitu aku masuk ke dalam rumah, suara si bungsu flanela terdengar.
"yeah..abang pulang..." girangnya sambil berlari dan aku harus tersenyum agar dia tak curiga.
"happ..., duh semakin berat aja kesayangan abang ini."
"iya donk, kan adek kuat makan..abang kok lama banget sih pulangnya? adek kangen sama abang. Kakak glo aja udah pulang." saat dia katakan kangen, aku pun tersenyum. Namun, senyum ku hilang saat dia katakan glo udah pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Nafas Terakhir
Teen Fiction» Hay Sean.., aku Michel wanita yang paling cantik didunia... » Oh iya kamu mau ya jadi pacarku.. » Pokoknya mulai sekarang kita pacaran...TITIK!! » Hey, jangan dekatin pacar ku.., sana-sana..dasar cewek cabe. » kamu gapapa kan sayang? » hehehe...