Hari-hari semakin berjalan dan aku masih mendengar kalau kondisi michel masih keadaan stabil, dari mana aku tahu? Tentu dari raut wajah glova serta curhatnya sama mama. bersyukur juga karena udah seminggu lebih dia tidak ada tanda-tanda buruk.
"aku senang keadaan kamu baik-baik aja chel.., tetap semangatnya ya..teruslah berjuang." ucapku tersenyum sambil mengusap fotonya di hp.
"bang.., ayo sarapan.." suara cempreng glo mengangetkan ku.
"iya..iya..ini abang mau keluar."aku pun mengambil tas lalu keluar dari kamar.
"yaudah yok.." aku langsung merangkul bahunya.
Dan sekarang kami lagi sarapan bersama. Suara papa sedikit mengganggu kunyahan kita.
"glova.."
"iya pa..?"
"semalam papa udah lihat michel.."
"Hah!! Papa udah lihat michel?..aduh..ngapain sih papa lihat dia. Ntar dia kira aku bocorin rahasia penyakitnya." glova mendadak panik.
"aduh glova, papa belum selesai bicara udah nyablas aja.." bibirnya langsung cemberut.
"hehehehe.., ooya unyu ihh (hehehe.., glova lucu ih)." timpal mama.
"papa udah lihat dia tapi dia ga lihat wajah papa karena papa pakai masker. Jadi tenang aja..michel ga mengenal papa semalam."
"huhhh, lega dengarnya..papa sih udah bikin glova jantungan." papa cuma terkikik.
"gimana kondisinya waktu papa lihat?"
"dokter yang nangani michel adalah teman papa, pas dia bilang mau ngecek kondisi pasien yang bernama michel, papa langsung teringat dia jadi papa berpura ingin tahu keadaan pasiennya. Dokternya juga ga tahu kalau papa mengenal michel." glova pun mengangguk begitu pun aku.
"dan saat diperiksa kondisinya masih stabil seperti sebelum-sebelumnya. Papa cukup lega dengarnya..tapi dokter bilang juga bisa kemungkinan dia kambuh lagi kalau imunnya turun. Apa lagi beberapa tubuhnya menolak obatnya."
"dokter juga bilang begitu pa.., makanya glova suka gelisah karena drop michel itu selalu mendadak."
"makanya kita tetap berdoa lagi buat kesembuhan dia." glova dan mama pun mengangguk.
"aku tahu kamu kuat chel.." ucapku dalam hati.
****
Sekarang jam istirahat dan kali ini aku memilih keatap sekolah, tempat aku pernah menangisinya dan tempat saat aku mengetahui dia botak.
Aku berdiri diatas ini sambil menghirup udara ditambah angin yang sepoi. Beneran bikin hati sejuk, pantas michel suka tempat ini.
Berdiri dengan gagahnya dan ga lupa kedua tanganku berada dalam kantong celana, senyum tipis terpancar diwajaku. Aku juga berhalu lagi melihat michel yang juga tersenyum untukku.
"kangen kamu chel.." ucapku yang masih tersenyum.
"kangen kamu cantik, kangen pecicilan kamu..terlebih kangen sama senyum dan gombalan kamu.."
"hehehe..maaf chel aku jadi aneh gini.., kalau kamu dengar ucapan ku ini, pasti kamu ledekin aku kan..wkwk.."
"cepat sembuh cantik.., perjuangan kamu sedikit lagi kok.." berusaha meyakinkan dia pasti sembuh 100%.
"bang..." mata ku membelalak saat mendengar suara glova. Aku langsung menoleh kesamping.
"gl..glova..ka..kamu disini?" gugupku. Dia berjalan mendekatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Nafas Terakhir
Teen Fiction» Hay Sean.., aku Michel wanita yang paling cantik didunia... » Oh iya kamu mau ya jadi pacarku.. » Pokoknya mulai sekarang kita pacaran...TITIK!! » Hey, jangan dekatin pacar ku.., sana-sana..dasar cewek cabe. » kamu gapapa kan sayang? » hehehe...