Bermohon pada Glova

410 23 13
                                    

"APA??" sontakku kaget.

"iya, non michel udah pergi.." jawabnya lagi, jantung ku langsung lemas, michel udah pergi selamanya kah?

"ma..maksud bapak dia pergi se..selamanya?" ucapku dengan nada tercekat.

"oh bukan mas, bukan itu maksud saya.." dahiku langsung mengerut.

"loh, jadi maksud bapak pergi apa sih?"

"non michel pergi untuk berlibur, eh maksudnya menenangkan diri bersama keluarganya."

"kalau boleh tahu sejak kapan pak? dan pergi kemana mereka?" tanyaku ga sabaran.

"udah seminggu ya lalu mereka pergi mas, dan saya kurang tahu mereka pergi kemana."

"seminggu yang lalu, apakah glova tahu ya?" pikirku, lalu aku kembali bertanya sama satpamnya.

"uhm, pak ku mohon kasih tahu aku dimana mereka berada, aku yakin bapak pasti menyembunyikan ini dari saya kan?"

"waduh, maaf mas..saya memang tidak diberi tahu sama mereka kemana tujuannya." aku langsung lemas.

"kapan katanya mereka pulang pak?"

"itu juga saya kurang tahu, karena semua tergantung situasi dan kondisi non michel."

"tergantung situasi dan kondisi michel? apa sebenarnya saat mereka pergi kondisi michel tak baik-baik saja?" tanyaku memastikan, dia pun mengangguk.

"iya, bahkan saat mereka pergi kondisi non michel lagi memburuk dan ini juga permintaan non michel ingin menikmati liburan." mataku langsung memanas.

"pak, bisa saya minta no handphone mereka yang bisa dihubungi?"

"maaf mas, saya tidak bisa memberikannya sembarangan, apa lagi menyangkut michel."

"pak, ku mohon..berikan no mereka salah satu aja. Aku mau menyusul mereka."

"duh, maaf mas..justru non michel tidak bisa diganggu, non michel harus tenang disana.."

"pak ku mohon.., tolong lah pak.." dia menggeleng kuat.

"maaf mas, saya tidak bisa..ku harap mengerti mas."

"pak.., pliss bantu aku.."

"lebih baik mas pergi aja.., tunggu aja kabar kalau michel udah pulang." dia mengusirku.

"tapi pak.."

"pergilah mas, ku harap kerja samanya.." ucapnya memohon, aku juga mengerti satpamnya menjaga privasi keluarga michel. Aku pun mengangguk lemah.

"maaf telah memaksa pak, terima kasih atas infonya. Permisi pak.." dia pun mengangguk paham dan aku langsung keluar dari gerbang besar rumahnya.

Begitu keluar dari gerbang rumahnya, air mataku langsung jatuh, dada ini serasa sesak, michel menghilang lagi..dan kali ini aku tak bisa bertemu dia lagi.

"kamu pergi kemana chel? Apakah kamu udah capek sama semua ini?"

"kamu harus tahu chel, kalau aku ingin bertemu kamu.., aku ingin meminta maaf sama kamu, bahkan aku ingin ajak kamu untuk datang acara promnight nanti."

"aku ingin kita berdua menikmati acara itu chel, seharian ingin bersama mi chel.., tapi kalau aku tak bisa menemukan mu bagaimana bisa chel?" ucapku mulai frustrasi, seketika aku teringat...

"glova..glova pasti tahu keberadaan michel..iya glova pasti tahu.., aku harus paksa glova jujur." ucapku meyakinkan diri, lalu aku menaiki motor besar ku kemudian tancap gas pulang kerumah.

Hingga Nafas Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang