Antara hidup dan mati...

478 25 0
                                    

Akhirnya ujian nasional pun telah usai, semua siswa pun lega termasuk aku salah satunya dan hanya tinggal menunggu pengumuman. Tapi kita masih ada kegiatan lagi disekolah, yaitu acara malam perpisahan kelas dan promnight satu sekolah buat angkatan kita meski waktunya belum ditentukan.

"yeahhhh..., akhirnya ujiannya selesai juga." teriak glo dengan hebohnya.

"iya glo.., otak ku udah fresh nih dari belajar-belajar mulu hahahah.." sahut jordan, dan aku cuma geleng kepala aja lihat tingkah mereka.

"bro, kau kok santai aja sih..? Semua pada kesenangan, lah kau mah biasa aja."

"apa yang mau dihebohkan jordan? Dan ingat, otak mu harus tetap belajar karena kita akan lanjut kuliah. Aku aja ga sabar mau cepat kuliah." jawabku.

"anjirrr.., gila kau sean..!! Belajar..belajar..dan belajar.., emang ga mumet tuh otak mu?"

"enggak.., biasa aja sih."

"yaelah kayak ga tahu sean aja sih, kalau bisa tiap detik belajar. Biasalahhhh orang pintar kan gitu." sahut glo, aki pun terkekeh.

"iya juga ya...auh akh..pokoknya aku mau refreshing otak ku, masalah mau kuliah..ntar aja deh dipikirkan."

"iya itu terserah kamu sih, aku cuma mau kasih tahu aja kok." jawabku santai.

"yaudah aku mau pulang, ikut dek?"

"eh, hem..ak..aku." jawabnya gugup dan aku sebenarnya tahu kok dia harus kerumah sakit buat nemani michel ujian terkahir.

"masih ada acara sama teman? Yaudah abang duluan aja ya pulangnya."

"eh, i..iya bang..aku ada acara sama teman, merayakan hari terakhir ujian." aku pun mengangguk senyum.

"yaudah kamu hati-hati ya, jangan terlalu lama pulangnya."

"siap boss!!" jawabnya dengan gaya hormat.

Aku pun pulang dan kali ini aku barengan sama jordan karena dia mau nebeng sama ku.

****

Tiga hari telah berlalu setelah ujian nasional, dan waktu itu kugunakan buat belajar persiapan masuk kuliah kedokteran. Seperti sekarang ini, aku lagi belajar dikamar.

"huh.., selesai dulu deh belajarnya..besok disambung lagi.." aku merapikan buku lalu merilekskan badan saking pegalnya.

Tok..tok..tok..

"eeyan.."

"mama.." cicitku lalu bangkit dari kasur membuka pintu.

"mama..?"

"innyi eeyan..(ini buat sean)."

"ekh, aduh mama..repot amat sih buatin sean bronisnya." jawabku gemes.

"hihihi.." kikik mama.

"ayo masuk ma.., sini biar sean pegang nampangnya." kami pun masuk kekamar.

"makasih ya ma udah buatin bronis.., hemm enak banget nih.." ucapku sambil makan bronisnya.

"hihihi eeyan unyak (sean suka)?"

"suka donk ma.., rasanya mirip banget sama yang dibuat michel." tetiba kunyahan ku terhenti, tersadar akan ucapan ceplosku.

"ekh.., iinyel?" aku langsung gelagapan.

"eng..engga kok ma..maksud..maksud sean.."

Hingga Nafas Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang