Aku masih terngiang sama michel, beneran tidak sangka dia kembali lagi setelah 5 bulan menghilang. Dan bukan hanya glo saja, aku juga merasa ada yang beda dari michel apa lagi rambutnya bahkan badannya juga lebih kurusan dari yang kemarin.
Aku masih mengamati langit malam dibalkon kamar sambil bersedekap tangan, teringat sama sikap cueknya, senyumnya saat dia bicara sama orang, dia juga tidak seheboh dulu lagi.
"kenapa rambut mu sekarang pendek chel? Mau coba gaya baru lagi hm?"
"dan.., kenapa kamu kurusan? Apa kamu lagi sakit? Atau kamu emang lagi diet hm?"
"sebenarnya ada apa dengan dirimu chel? Benerkah kemarahan kamu, kecewa mu padaku membuat kamu berubah?"
"tahukah kamu chel, sekarang aku diambang dua rasa. Disatu sisi aku senang kamu kembali dan disatu sisi lagi aku masih kesel dan geram mengingat kamu yang menghilang dan itu membuat aku disalahkan orang."
"bukan hanya itu aja, tapi kamu udah berhasil membolak-balikkan hidupku 5 bulan ini, kadang kangen, kadang kesal, marah saat melihat glo menangisi dirimu, kadang merasa bersalah dan mulai timbul rasa benciku sama mu lagi."
"huh..., dan sekarang aku ga tahu isi pikiran dan hatiku, semua campur aduk. Semua karena mu chel.."
"kalau kamu bertahan dengan sikap cuek, aku akan lebih cuek lagi sama mu.." lalu aku kembali masuk dalam kamar untuk tidur karena besok sekolah.
Sementara itu dirumah michel..
"dek...." aku langsung menghapus air mata.
"masuk aja bang.." jawabku dari dalam.
"saatnya minum obat cantik.."
"ihh, cantik apaan sih bang?? Mana ada orang botak cantik."
"hm..hm..mulai..mulai lagi kan.., ck..kamu cantik dek!! Ingat itu.."
"ya..ya terserah abang aja deh. Mana obatnya bang?"
"nih, pelan-pelan minumnya ya. Jangan sampai muntah lagi."
"banyak banget obatnya bang.., mau sampai kapan sih?"
"sabar ya dek, kalau kamu udah sembuh 100% kita buang obat sialan ini." aku pun meminum obatnya.
"abang lupa ya., lupa ya apa kata dokter waktu itu? Aku ga kan bertahan lama bang. Tinggal hitungan bulan bang."
"stop michel..! Stop bicara seperti itu lagi, abang ga suka dengernya." bentak abang. Aku cuma mendengus aja.
"tapi dokter itu yang bilang kan bang.."
"ga ada, dokter itu bukan Tuhan.., dia hanya menduga mungkin aja dia sok tahu, asal ngomong aja tanpa disaring. Sialan dokter itu emang.." bukannya sedih, aku malah menahan senyum melihat abang kesel gini.
"kenapa senyum-senyum dek? Senang denger dugaan dokter itu hm?"
"hahahh, abang lucu banget sih. Aku senyum karena lihat abang. Dan iya aku tahu dia bukan Tuhan kok."
"makanya jangan langsung percaya sama dia." aku mengangguk aja supaya abang ga marah lagi.
"dek..."
"iya bang?"
"gimana sekolah hari ini?"
"sangat baik bang..."
"yakin?"
"yakin donk, tahu ga bang..ternyata teman-teman sekelas udah merindukan aku, udah lama menunggu ku kembali lagi terutama glo."
"oh iya?? Cie..banyak yang kangen nih ye.."
"hihihi, iya donk bang. Aku sempat merasa bersalah sama glo, dia sampai menangis melihat ku kembali lagi. Bahkan dia bermohon sama ku untuk tidak menghilang lagi. Andai mereka tahu keadaan ku yang sebenarnya ya bang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Nafas Terakhir
Teen Fiction» Hay Sean.., aku Michel wanita yang paling cantik didunia... » Oh iya kamu mau ya jadi pacarku.. » Pokoknya mulai sekarang kita pacaran...TITIK!! » Hey, jangan dekatin pacar ku.., sana-sana..dasar cewek cabe. » kamu gapapa kan sayang? » hehehe...