Promnight ❤💙

438 21 4
                                    

Malam semua..🙏🙏
Maaf baru bisa post sekarang..
Oke, mari kita lanjutkan ya..😊😉

****

Aku masih tak percaya akan kedatangan Sean kesini, dia menemui ku untuk minta maaf atas sikapnya selama ini. Jujur, aku senang dia menyesali sikapnya padaku, aku senang dia minta maaf padaku.

Awal ketemu tadi aku sempat malu karena dia melihat kepala botak ku lagi, aku sungguh sangat jelek tapi Sean mengelak semua itu, dia malah mengatakan aku tetap cantik, bahkan masih cantik seperti awal kita bertemu disekolah. Deguban jantungku sungguh ga karuan saat dia mengatakannya ditambah lagi dia mengelus pipi dan kepalaku.

Tapi aku tetap sedih karena dia masih tidak memiliki perasaan padaku, meski begitu aku tetap mengaku padanya kalau aku masih mencintai. Itu aku lakukan agar dia tahu betapa tulusnya rasa cinta ku padanya.

Dan mau gimana lagi, aku tidak bisa memaksa dia membalas perasaan ku. Tahukah dia kalau aku mati-matian menahan sesak didada. Lagian, aku tak perlu mengharapkannya lagi karena hidupku juga tinggal menghitung hari.

Lagi-lagi aku kepikiran dengan permintaan dia tadi. Sean meminta ku untuk datang ke acara promnight sekolah. Jujur, aku tidak mau datang ke acara tersebut. Aku takut akan ada hal membuat ku sakit hati lagi.

"sean.., kenapa kamu memintaku untuk datang? Kamu juga seperti berharap sekali aku datang. Apa sebenarnya yang kamu rencanakan sean?"

"padahal aku udah berusaha pergi sejauh mungkin, pergi dari tatapan mu, pergi dari hidupmu. Sekarang kamu datang lagi dan dengan mudahnya memintaku hadir diacara itu."

"hiks..hiks..kenapa selalu harus aku yang menahan sakit hati sean, kalau kamu tidak memiliki perasaan padaku, untuk apa kamu memintanya sean? Untuk apa?"

"aku juga tak percaya kalau kamu tidak akan membuat ku sakit hati lagi seperti yang kamu ucapkan tadi. Aku takut sean.." lirihku diakhir kalimat.

"michele..." aku langsung menghapus air mata ini.

"eh, abang.."

"boleh abang duduk dek?"

"wkwk, ya bolehlah bang.." ucapku kekeh, abang pun duduk disampingku.

"udaranya dingin dek, apa kamu ga kendinginan hem? Mana udah malam lagi." ucap abang sambil mengetatkan jaket tebalku.

"hehe, dingin sikit sih bang.., tapi aku lagi suka lihat pemandangan lampu-lampunya bang. Tuh, cantikkan bang lampu-lampu dibawah sana."

"ohh, lagi lihat pemandangan lampunya ya, cantik sih.." aku pun mengangguk senyum.

"michele.." aku pun menoleh.

"ya bang?"

"bagaimana dengan sean?" aku sontak kaget.

"mak..maksud abang apa ya?"

"ya sean, gimana dengan sean?"

"ya..ya..baik-baik aja kok.., emang mau gimana lagi?"

"abang tahu kedatangan sean kesini, jujur saja awalnya abang sangat menolak karena abang sangat marah padanya yang udah bikin kamu terluka, sampai harus masuk rumah sakit. Tapi, abang melihat usaha dia untuk bertemu dengan mu bahkan untuk meminta maaf padamu." aku cuma mendengar saja.

Hingga Nafas Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang