Begitu melihat sean yang ternyata memang menungguku didepan, hatiku sangat terharu dan senang, sean..menepati janjinya untuk tetap menungguku.
Aku juga semakin terharu saat dia kembali berjanji pada keluargaku untuk menjagaku selama acara ini. Sean sudah sangat berubah, dia berbeda dari sebelumnya.
Dan sekarang kita memasuki lokasi acara dimana semua pada berkumpul. Kalian harus tahu kalau sean terus menggenggam kelima jariku. Jujur aku awalnya grogi karena ini tak seperti biasanya juga, dia sangat posesif sekali padaku.
Dari belakang ini kami menikmati acaranya dimana sekarang sesi ucapan terimakasih. Hingga berapa menit kemudian sean menawarkan aku minuman, tentu saja aku mau karena aku juga lagi haus. Dia pun melepaskan genggaman tanganku lalu pergi ambil minuman.
"melihat sikapmu ini, aku semakin berat meninggalkanmu nantinya sean.." lirihku sedih sambil menatap punggungnya yang berjalan membelakangiku, kemudian aku merasakan ada yang mengganjal..
"darah.., duh..kenapa harus sekarang sih. Aku harus hapus darah ini sebelum sean melihatnya." aku pun buru-buru menghapus dari hidungku.
"duh..plis..plis..berhentilah..ku mohon..sean menuju kesini.." panikku saat melihat sean kembali berjalan ke arahku.
Aku masih terus menghapusnya dan baiknnya darahnya pun berhenti, aku kembali membersihkan sisa darahnya lalu memasukkan lembaran beberapa tisu yang terkena darah ke dalam tas kemudia melihatnya yang tinggal beberapa langkah lagi.
"ini minumannya.."
"yeahh.., makasih ya sean.." jawabku tersenyum padahal aku barusan panik setengah mati.
Aku pikir dia tak ingat genggaman tangan ini, ternyata salah!! sean selalu ingat..bahkan sekarang dia kembali menggenggam kelima jariku.
Hingga terdengar suara yang sangat ku kenal, siapa lagi kalau bukan glova. Ya Tuhan, aku kenapa tiba-tiba mengingat dia. Aku pun merasa bersalah padanya bahkan meminta maaf padanya apa lagi dia sempat terlihat kesal dan kecewa padaku.
Tapi, lagi-lagi sean berusaha untuk tidak terjadi kesalahpahaman antara aku dan glova bahkan sean mengaku kalau ini salahnya dan bukan salahku. Aku bersyukur karena glova tidak marah padaku.
Kita pun ngobrol bareng, tapi aku dibuat salah tingkah karena perlakuan sean apa lagi itu didepan glova adiknya sendiri. Dan aku makin salah tingkah karena digodain glova.
"saya...!" suara itu menghentikan obrolanku dengan glova.
"sean.." lirihku karena itu adalah suara sean dan ternyata dia ingin mengucapkan terima kasih diatas panggung.
"ikutlah bersamaku.." ucapnya padaku namun belum lagi aku menjawab dia menarik lembut tanganku keatas panggung.
Kenapa sean selalu membuatku grog dan salah tingkah gini sih? Bagaimana tidak? Dia beneran membawaku diatas panggung bahkan berdiri disampingnya.
Dan kali aku kembali terharu bahkan air mataku menetes. Sean mengucapkan terima kasih padak, ucapan tulus dia menyentuh hatiku. Ternyata kehadiranku mampu menurunkan sikap buruknya.
Ditambah lagi memelukku dan meminta maaf padaku, isakku ga bisa terbendung lagi, aku pun membalas pelukannya.
"aku sayang kamu chel.."
"hiks..aku juga sangat menyayangimu sean." jawabku dengan air mata berderai
"Tuhan., bisakah Engkau ijinkan aku lebih lama bersama dia..?" ucapku dalam hati.
Kita pun turun kebawah karena sean udah selesai, bahkan sampai dibawah pun kita digodain sama teman terlebih glova dqn jordan. Tapi, jujur saja.., aku tidak berpikir kalau sean mencintaiku. Sean hanya menyayangi ku sebagai teman terbaiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Nafas Terakhir
Teen Fiction» Hay Sean.., aku Michel wanita yang paling cantik didunia... » Oh iya kamu mau ya jadi pacarku.. » Pokoknya mulai sekarang kita pacaran...TITIK!! » Hey, jangan dekatin pacar ku.., sana-sana..dasar cewek cabe. » kamu gapapa kan sayang? » hehehe...