Aku berjalan keruangan dimana bang geo keluar dari ruangan tersebut dan langkahku semakin mendekat. Begitu aku berada depan pintu ruangannya, aku langsung mengintip dari kaca pintunya.
Dahiku mengerut karena masih penasaran siapa yang sakit karena masih tetutup sama badan orang yang lagi berdiri disamping bangsalnya.
Karena masih tak terlihat siapa yang terbaring, aku memutuskan untuk kembali keruangan papa.
"mungkin bang geo jenguk keluarganya yang sakit." pikirku.
"yaudahlah, aku harus kembali keruangan papa." begitu aku ingin memutar balik badan, sudut mataku menangkap seseorang yang tak asing. Dan itu membuat aku terdiam sebentar.
Aku kembali mengarahkan mataku kekaca pintunya untuk lebih memastikan wajah tersebut. Degh!! Nafasku langsung tercekat, jantung ku berdetak kencang, mataku memanas, kaki ku seakan tak kuat berdiri lagi.
Badan yang menghalangi pandanganku telah bergeser, dan kini aku melihat jelas siapa yang berbaring dibangsal.
"michel..." ucapku tercekat.
"michel..ja..jadi michel..di..dia sakit?" aku masih syok melihat kenyataan yang selalu membuat ku mati penasaran.
Airmataku jatuh, ini kah yang dia sembunyikan selama ini. Inikah yang membuat dia selama ini menghilang sampai berbulan-bulan. Aku masih melihat dia yang lagi tersenyum kearah sampingnya. Aku pun mengikuti pandangan matanya.
Ini juga gila, mataku melebar melihat siapa yang dia senyumin. Seseorang itu datang menghampirinya dengan membawa semangku makanan.
"astaga!! Glova..dia disini juga? Jadi dia tahu kalau michel dirumah sakit, jadi selama ini dia beralasan kerumah teman untuk menghindari kecurigaan ku, dan kenyataan dia menemani michel." aku kaget saat melihat glova juga diruangan michel. Berarti dia tahu michel lagi sakit tapi dia ga kasih tahu aku.
Kepalaku semakin sakit, bagaimana bisa mereka berdua menyembunyikan ini dari kita semua termasuk glova yang notabene adalah adikku sendiri.
"aarghh.., kamu selama ini tahu dek.., kali ini kamu ga bisa berbohong lagi sama abang." aku langsung pergi meninggalkan ruangan ini sebelum ketahuan sama mereka.
****
Udah dua bulan aku tak masuk sekolah apa lagi kalau bukan karena kondisiku yang semakin lemah. Keributan kembali terjadi saat aku menolak saran papa untuk dibawa kerumah sakit. Dan lagi-lagi aku menang berkat bantuan abang.
Imunku kadang stabil kadang melemah, dan puncaknya saat aku mau kesekolah karena aku yang memaksanya. Kembali aku drop dan muntahan darahku sangat dasyat sekali, ini lebih parah dari sebelumnya. Yang akhirnya membuat aku gagal kesekolah.
Aku terbangun dari tiduku dan orang yang pertama aku lihat adalah glova, ternyata dia datang kerumah menjenguk ku. Jujur, aku merasa telah membebankan glova, dia ikut menemani dan menjagaku selama sakit.
Tapi glova tidak mempermasalahkan itu, aku sangat bangga punya sahabat seperti dia. Glova selalu menyemangati ku, namun saat kita lagi asyik cerita tiba-tiba aku mendadak merasa kesakitan dan tanpa babibu aku muntah darah lagi yang membuat aku kembali pingsan.
Aku terbangun dari tidurku, betapa terkejutnya aku mengetahui aku berada dirumah sakit, ternyata mereka harus membawa aku kerumah sakit karena aku sangat kritis saat kejadian itu.
Mereka bilang aku dilarikan keruangan icu bahkan aku koma selama 5 hari. Mendengar itu aku kaget, terlebih kata mama aku nyaris tak terselamatkan tapi Tuhan masih memberikan aku kesempatan bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Nafas Terakhir
Teen Fiction» Hay Sean.., aku Michel wanita yang paling cantik didunia... » Oh iya kamu mau ya jadi pacarku.. » Pokoknya mulai sekarang kita pacaran...TITIK!! » Hey, jangan dekatin pacar ku.., sana-sana..dasar cewek cabe. » kamu gapapa kan sayang? » hehehe...