Semoga aku masih sanggup untuk tidak terlalu heboh dan dekat lagi dengan sean. Ya, aku lagi menjaga jarak dengan dia. Aku udah terlanjur sakit hati sama dia, kesabaran ku udah cukup untuk bertingkah gila demi dia.
Lalu hati? Suka? Cinta? Bagaimana chel? Kalau itu ga perlu ditanya lagi karena aku masih mencintai dia. Hanya aja aku tidak mau terlalu heboh lagi.
Udah tiga hari aku jaga jarak dengan dia dan sekarang hari keempat aku jaga jarak lagi begitu juga aku tidak membawa bekal buat dia lagi. Awalnya berat tapi mau gimana lagi, aku harus terbiasa lagi karena ga mau bikin dia risih sama tingkah konyol yang berakhir aku sakit hati.
Besoknya setelah aku marah sama sean, aku masih ikut kekantin kumpul bersama mereka. Tapi saat jordan membahas masalah bekal kemarin, jujur itu membuat moodku jelek apa lagi dia bahas depan sean.
Aku bisa pastikan sean senang akan sikapnya yang berhasil buat ku menangis dan sakit hati. Karena sebab itu aku memutuskan tak lagi bergabung dikantin bareng mereka. Sekali tantangan untuk lebih terbiasa ga usik dia lagi.
Dua hari ini aku memilih keperpustakaan aja, setidaknya aku tak melihat wajahnya. Jujur, meski mataku membaca buku tapi hati dan pikiranku ke sean.
Saat bel berbunyi aku langsung bergegas keluar perpus, alangkah terkejutnya aku saat aku bertubrukan dengan sean, kita berdua sama-sama kaget.
Aku heran mengapa dia ada disini, bukannya dia dikantin sama lainnya, begonya aku malah menuduh Di mengikuti aku padahal dia dari toilet. Baiklah, aku tidak usah geer lagi deh.
Lebih sialnya dia malah kembali lagi ngomel dan ketus sama ku, nyebelin banget kan, gitu aja kayak mau makan orang. Lalu dia berbalik badan menuju kelas dan aku? Mengikuti langkahnya dari belakang.
Dan sekarang jam pulang sekolah, sebelum keluar kelas aku dihampiri sama glo.
"michel.."
"ya, kenapa glo?"
"hemm...hem..." aku dibuat bingung.
"hemm..hem..kenapa sih glo? Ngomong aja."
"hehehe, hem..kerumah ku yok?" mataku langsung membulat tajam.
"yaelah matanya biasa aja kalii chel.." dia menyentil dahiku.
"kamu ga gila kan glo? Ngomong asalan aja sih.."
"hey, siapa yang gila? Aku serius chel..kerumah ku yok."
"astaga glo? Kamu serius ngajak aku kerumah mu?" dia mengangguk antusias.
"ngapain glo? Ga akh..nanti_"
"apa nanti sean marah gitu maksudmu?" ucapnya seakan tahu pikiranku.
"hehehe, tuh tahu..jangan dulu deh ya glo. Lagian ngapain kerumah mu?"
"kok malah nanya ngapain sih chel? Ya main-main lah. Lagian kita ini sahabatan loh..masa kamu belum pernah main kerumah ku begitu juga aku."
"i..iya sih..tapi aku takut sean makin ga suka samaku lagi." jawabku cemas.
"hey, kamu itu bermain ya sama ku lah, kenapa harus takut sama sean sih. Gimana mau ya?" aku cuma cengesan aja.
"ayo donk chel.., pliss..ayolah kerumah ku." aku pun menghela nafas.
"huhhh,, baiklah aku mau main kerumah mu." akhirnya aku pun mau.
"yesssss..., aduh senangnya." aku cuma kekeh aja.
"kirim alamat kamu donk, biar aku diantar abang kerumah mu."
"apaan sih chel, kita barengan lah kerumah ku."
"HAH??? Bonceng tiga gitu sama sean?"
"hahahha..cie..yang berharap dibonceng sama pacarnya." aku langsung salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Nafas Terakhir
Fiksi Remaja» Hay Sean.., aku Michel wanita yang paling cantik didunia... » Oh iya kamu mau ya jadi pacarku.. » Pokoknya mulai sekarang kita pacaran...TITIK!! » Hey, jangan dekatin pacar ku.., sana-sana..dasar cewek cabe. » kamu gapapa kan sayang? » hehehe...